Riwayat Pasien Covid-19 Meninggal yang Sempat Berkunjung ke Bogor Masih Sulit Dilacak
Penelusuran dilakukan Dinkes Kota Bogor menyusul kabar satu pasien terduga korona yang meninggal di RSUD Dr Moewardi Solo, Jawa Tengah, pernah mengunjungi Kota Bogor pada 25 Februari 2020
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·4 menit baca
Dinas Kesehatan Kota Bogor masih sulit melacak data ataupun riwayat pasien Covid-19 yang meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi, Solo, saat berkunjung ke Kota Bogor, Jawa Barat. Salah satu penyebab sulitnya melacak riwayat perjalanan pasien karena terkait dengan data yang bersifat konfidensial.
Penelusuran itu dilakukan Dinas Kesehatan Kota Bogor menyusul kabar yang menyebutkan satu pasien terduga korona yang meninggal di RSUD Dr Moewardi, Solo, Jawa Tengah, pernah mengunjungi Kota Bogor pada 25 Februari 2020.
Meski demikian, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno melalui keterangan pers yang diterima Kompas, Jumat (13/3/2020), mengaku masih kesulitan untuk mendapatkan identitas dan data pasien itu karena sifatnya konfidensial atau bersifat pribadi.
”Di dalam kode etik dan sumpah jabatan di kedokteran memang tidak boleh membuka identitas pasien, apalagi diagnosis. Kami terus mencoba berkomunikasi dengan pihak RS di sana,” ujarnya.
Jika telah mendapatkan detail informasi pasien itu, Dinas Kesehatan Kota Bogor akan langsung melakukan penelusuran terkait dengan lokasi ataupun peserta acara tersebut. ”Kapan dan siapa saja yang terlibat dalam seminar itu baru bisa kita tracking,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa menyusul adanya kasus positif Covid-19 di Solo, Jawa Tengah, Pemerintah Kota Solo menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) Covid-19. Terkait dengan hal itu, seluruh obyek wisata di Kota Solo ditutup sementara dan sekolah-sekolah diliburkan. Namun, aktivitas ekonomi diharapkan tetap berjalan.
”Memutuskan dan menetapkan Solo KLB virus korona (Covid-19),” ujar Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo seusai menggelar rapat dengan jajaran pimpinan organisasi perangkat daerah Pemerintah Kota Solo dan pihak terkait, Jumat (13/3/2020) malam.
Rudy mengatakan, setelah KLB ditetapkan, Pemkot Solo mengambil sejumlah langkah yang diperlukan, yaitu siswa SD, SMP, dan madrasah sederajat diputuskan agar belajar di rumah mulai Senin (16/3/2020). Para guru diminta tetap beraktivitas di sekolah dan diminta memberikan tugas kepada para siswa untuk belajar di rumah.
Adapun pelajar SMA/SMK karena sedang menjalani ujian tetap masuk sekolah hingga ujian selesai. Para siswa sekolah diminta belajar di rumah hingga diputuskan KLB dicabut. ”Diputuskan hari ini, besok pagi (surat resmi) sudah kami keluarkan,” katanya.
Rudy menambahkan, seluruh obyek wisata di Solo diputuskan ditutup sementara. Pentas rutin kesenian wayang orang ataupun ketoprak juga dihentikan. ”Destinasi wisata, Museum Keris, Taman Satwa Taru Jurug, dan sebagainya libur minimal 14 hari supaya tidak menghadirkan orang banyak,” katanya.
Selain itu, kegiatan hari bebas kendaraan yang diadakan setiap hari Minggu pagi juga ditiadakan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Rudy menambahkan, transportasi wisata, seperti kereta Jaladara dan bus tingkat Werkudara, tidak dioperasionalkan. Selain itu, kegiatan hari bebas kendaraan yang diadakan setiap hari Minggu pagi juga ditiadakan sampai batas waktu yang belum ditentukan. ”Ini untuk menghindari kumpulan warga masyarakat,” katanya
Menurut Rudy, Stadion Manahan dan Stadion Sriwedari juga ditutup agar tidak ada aktivitas olahraga di kedua stadion tersebut. Khusus penyelenggaraan sepak bola akan dibahas kemudian. ”Kegiatan di Manahan pagi dan sore tutup,” katanya.
Rudy mengatakan, kegiatan ekonomi, antara lain di pasar-pasar tradisional, tetap bisa berjalan seperti biasa. Pemkot Solo akan mendorong pola hidup bersih dan sehat di pasar, di antaranya menyediakan tempat cuci tangan beserta sabunnya.
Rudy juga mengatakan, Pemkot Solo akan memusnahkan satwa kelelawar dan sejenisnya yang dijual di Pasar Depok, Solo. Menurut Rudy, seluruh langkah itu diambil untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di Solo.
Meskipun menetapkan KLB dan mengambil sejumlah langkah pencegahan penularan Covid-19, Rudy mengatakan, Pemkot Solo tidak menutup akses masuk dan keluar kota. Aktivitas masyarakat dan aktivitas perekonomian tetap bisa berjalan seperti biasa. ”Kalau ditutup semua malah jadi kota mati,” katanya.
Diberitakan Kompas sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jateng mengonfirmasi dua kasus positif Covid-19 di Solo. Dua pasien itu mulai dirawat di RSUD Dr Moewardi, Solo, Minggu (8/3/2020). Satu pasien meninggal, Rabu (11/3/2020), dan seorang pasien lainnya masih dirawat diruang isolasi.
Gubernur Ganjar Pranowo di Semarang mengatakan telah melakukan penelusuran terkait pasien meninggal itu. Pengecekan dilakukan Dinas Kesehatan Solo. ”Kami lacak beberapa titik kemungkinan pasien berhubungan dengan banyak orang,” kata Ganjar, Jumat.