Mulai Besok, Layanan Angkutan Umum Normal Namun Dibatasi
Saat layanan kembali normal besok, ketika mengantre angkutan umum warga diimbau menjaga jarak setidaknya dalam jarak satu lencang depan.
Oleh
helena f nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo memastikan layanan angkutan umum di bawah pengelolaan Pemprov DKI Jakarta kembali normal. Meski begitu jumlah penumpang yang diangkut dibatasi. Itu dilakukan untuk menangkal persebaran virus korona.
Seperti diketahui, angkutan umum yang ada di bawah pengelolaan Pemprov DKI Jakarta adalah Transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta.
"Untuk MRT, operasionalnya seperti semula. MRT mulai beroperasi dari jam 05.00 sampai dengan jam 24.00," jelas Syafrin, Senin (16/03/2020).
Dari kebijakan yang diambil, Minggu (15/03/2020), jumlah rangkaian kereta yang dioperasikan adalah empat rangkaian. Namun dengan kebijakan baru, rangkaian yang dioperasikan menjadi 16 rangkaian atau kembali normal.
Namun, untuk kapasitas penumpangnya, lanjut Syafrin, dibatasi. Bila biasanya satu rangkaian kereta maksimum 1.200 orang, mulai Selasa (17/03/2020) maksimum per rangkaian menjadi 360 penumpang.
Untuk LRT, Syafrin melanjutkan, juga sama. LRT Jakarta akan beroperasi mulai jam 05.00 sampai dengan jam 23.00, dengan penumpang yang juga dibatasi.
Biasanya saat ini adalah 270 penumpang per rangkaian. Mulai hari ini, ada pembatasan per rangkaian menjadi 80 penumpang.
Untuk Transjakarta juga sama. Syafrin menjelaskan bus akan kembali beroerasi 24 jam. Layanan malam hari kembali akan beroperasi layanan Amari.
"Di Transjakarta juga ada pembatasan kapasitas penumpang. Yaitu untuk articulated bus, bus gandeng semula kapasitas 150, menjadi hanya akan menampung 60 penumpang," jelasnya.Sementara untuk single bus, hanya menampung 30 penumpang dari yang biasanya 80 penumpang.
Jaga jarak lencang depan
Untuk antrean yang masih saja terjadi, Syafrin menghimbau kepada masyarakat untuk terus menjaga jarak.
Syafrin menjelaskan, untuk di halte bus, bila yang akan masuk adalah bus gandeng, maka yang di dalam halte hanya 60 orang. "Selebihnya kami imbau untuk antre di luar halte dan menjaga jarak. Biasanya kita ada namanya lencang depan. Jadi semuanya kita imbau untuk lencang depan satu lengan ke depan. Dengan pola ini kita harapkan maka potensi penyebaran virus ini menjadi minimal bahkan kita hilangkan," jelas Syafrin.
Dishub, lanjut Syafrin, akan menempatkan petugas dari Dinas Perhubungan dan juga dari Satpol PP mulai Senin sore. Penempatan itu untuk mengatur masyarakat yang akan antre di halte maupun di stasiun.
"Pada saat di antrean angkutan umum, memang kami berharap bahwa antreannya tidak akan ada dalam halte atau di dalam stasiun, karena yang akan masuk ke halte atau ke stasiun itu kita harapkan adalah sesuai dengan jumlah kapasitas kereta ataupun kapasitas bus," jelasnya.
Dengan layanan yang kembali normal tanpa pembatasan seperti Senin kemarin, Syafrin menambahkan, untuk rute tertentu akan dilakukan penyesuaian.
"Kenapa perlu dilakukan penyesuaian? Pada koridor-koridor yang biasa perjalanannya sangat tinggi, jumlah demand-nya sangat tinggi, tentu di sana harus kita tingkatkan juga suplainya. Otomatis di sana kita akan tingkatkan suplai bus karena ada pengurangan kapasitas yang bisa diangkut. Maka kapasitas yang tersedia semula itu ditingkatkan menjadi 200 persen," jelas Syafrin.
Peningkatan 200 persen itu diatur dengan cara memindahkan bus-bus dari rute yang penumpangnya rendah atau sedikit.