Kabar Bohong Melapangkan Jalan Korona
Berita bohong tentang virus korona jenis baru menyebar cepat secepat sebaran virus itu sendiri. Bukannya waspada, sebagian warga justru menelan mentah-mentah informasi palsu sehingga semakin rentan terpapar virus.
Selasa (17/3/2020) sore, dua foto meluncur mulus ke dalam sebuah grup percakapan WhatsApp. Kedua foto itu memantik diskusi hangat di antara sesama penghuni grup. Antara percaya dan ragu-ragu, semuanya bertanya tentang virus korona baru yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia.
Foto pertama merupakan surat keterangan hasil pemeriksaan laboratorium salah satu rumah sakit swasta di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sebagian identitas terperiksa disamarkan dengan garis kuning sehingga hanya menyisakan jenis kelamin dan diagnosa.
Jenis kelamin: laki-laki dan diagnosis: Covid-19. Salah satu anggota grup bertanya, hasilnya apa? Masih suspect atau positif? Asli Kupang? Anggota lain menimpali, ”Hati-hati, hidup bersih. Masih ragu, kembali muncul pertanyaan, ini (foto) betul? Soalnya ada informasi korona tidak bisa bertahan pada daerah dengan suhu di atas 30 derajat.”
Sementara yang lain mengatakan, ”Jakarta yang panas saja bisa tembus. Dia (virus korona baru) kalau sudah di tenggorokan bisa dibawa ke mana-mana. Ada yang terinfeksi, tetapi suhu tubuhnya normal, di bawah 37 derajat.” Obrolan berlanjut ketika seorang pekerja pemerintah setempat merespons. Dia bertanya informasi itu sumbernya dari mana karena tidak ada desas-desus di pemerintahan.
Baca juga: Ayo, Kalahkan Kabar Bohong
Sepengetahuannya, rumah sakit rujukan di Nusa Tenggara Timur hanya dua, yakni Rumah Sakit Umum Daerah WZ Johannes, Kota Kupang, dan Rumah Sakit Umum Daerah TC Hillers, Maumere.
Foto kedua dikirimkan. Foto ini berisi hasil pemeriksaan suspect Covid-19 dari Rumah Sakit SK Lerik, Kota Kupang. Seperti halnya foto pertama, identitas pasien disamarkan dengan garis hijau.
Diagnosis korona salah satunya dengan tes air liur. Hanya bisa diperiksa di Jakarta. Waktunya sekitar tiga hari. Jadi belum pasti, masih dugaan. Seorang anggota lain menanggapi. Dia masih melanjutkan, kalau ternyata benar, sungguh sayang tidak bisa berkencan di bioskop, padahal sudah ada janjian.
Seorang teman yang sedari awal menyimak mengirimkan jawaban dari salah satu perawat kenalannya. Perawat itu mengonfirmasi bahwa foto yang beredar adalah palsu karena pasien ditangani dua rumah sakit rujukan.
Obrolan di grup percakapan itu hanya salah satu dari segelintir penyebaran berita bohong tentang virus korona baru. Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menghimpun 245 berita bohong seputar korona yang beredar di masyarakat per Selasa (17/3/2020) pukul 18.00. Informasinya beragam, mulai dari kiat menghadapi korona, obat korona, hingga pejabat yang tertular.
Baca juga: Kabar Bohong di Medsos Picu Disintegrasi Bangsa
Direktur RSUD SK Lerik Marsiana Halek melalui surat edaran mengklarifikasi bahwa foto yang beredar adalah palsu. Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pasien masuk kategori pasien dalam penanganan. ”Tidak benar yang beredar saat ini bahwa pasien positif Covid-19 karena masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Marsiana.
Agar tidak terjadi kepanikan, Pemprov NTT mengimbau warga agar selektif dalam menyaring informasi yang berkaitan virus korona baru dan mengonfirmasi ke pihak terkait. ”Konfirmasi dan koordinasi dengan pihak-pihak yang berkompeten guna mendapatkan informasi yang tepat, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan,” ucap Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu.
Oknum
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperingatkan ”oknum” yang mengambil keuntungan dari penyebaran informasi terkait virus korona baru semata-mata untuk mencuri uang atau informasi sensitif.
WHO melalui UN News dalam berita UN health agency warns against coronavirus COVID-19 criminal scams pada 29 Februari 2020 dengan tegas menyatakan penipuan datang melalui surel, laman internet, panggilan telepon, pesan teks, dan faks.
Contohnya mengaku-ngaku sebagai perwakilan WHO, mengirim lampiran surel yang mengarahkan ke situs selain www.who.int, dan meminta sumbangan untuk tanggap darurat.
Adapun cara mencegahnya antara lain memverifikasi pengirim dengan memeriksa alamat surel, periksa tautan sebelum mengklik, hati-hati saat memberikan informasi pribadi, jangan terburu-buru atau merasa di bawah tekanan jika memberikan informasi sensitif, dan jangan panik jika melihat penipuan, segera laporkan.
Selanjutnya mencari informasi resmi melalui akun media sosial berbagi informasi tentang Covid-19 dan sumber-sumber resmi untuk tahu bagaimana cara melindungi diri sendiri, orang yang dicintai, dan masyarakat setempat.
Bahkan, Harvard Health Blog dalam salah satu artikelnya memuat tentang kekhawatiran virus korona baru menyebar dengan cepat sehingga sangat penting untuk mendapatkan informasi tepercaya tentang apa yang terjadi dan mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk melindungi diri.
Baca juga: Kabar Bohong merupakan Teror bagi Masyarakat
Artikel berjudul Be careful where you get your news about coronavirus pada 1 Februari 2020 menyebutkan seiring kekhawatiran tentang virus korona baru, menyebar pula teori konspirasi dan klaim tidak berdasar tentang virus ini. Bahkan muncul konten yang salah dan menyesatkan di media sosial.
Contohnya ”Minyak Oregano Terbukti Efektif Melawan Coronavirus” dengan klaim bahwa Pemerintah Amerika Serikat telah menciptakan dan mematenkan vaksin untuk virus korona pada tahun lalu.
Klaim lainnya bahwa virus korona baru adalah virus buatan manusia di laboratorium hingga minum cairan pemutih dan menghirup kokain karena dapat menyembuhkan infeksi virus korona baru. Hal serupa juga terjadi di Indonesia. Misalnya klaim ”Asap Rokok Mampu Membunuh Virus Korona” dan ”Minum Alkohol Bisa Kurangi Risiko Terkena Korona”.
Guna melawan persebaran klaim-klaim palsu, Harvard Health Blog merekomendasikan sumber informasi daring yang bagus tentang virus korona, antara lain Medline Plus dari Perpustakaan Nasional Amerika Serikat, Badan Layanan Kesehatan Nasional Inggris, Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat, serta berita dari media arus utama yang tepercaya dalam pelaporan kesehatan, seperti The New York Times, The Washington Post, dan The Boston Globe’s STAT News.
Untuk itu, ketika ada penyakit menular baru yang belum banyak diketahui publik, sebaiknya mencari informasi yang dapat dipercaya dan menindaklanjutinya, menjadi skeptis terhadap teori konspirasi yang tidak masuk akal atau klaim bukan dari ahli kesehatan ataupun pejabat resmi terkait.
Politis
Lebih jauh lagi, New York Post mengingatkan bahwa politik telah menginfeksi banyak liputan media tentang ancaman virus korona baru. Alih-alih menganggap kewajiban mereka untuk memberi tahu publik secara serius tentang perkembangan virus ini. Justru pernyataan pejabat publik dipelintir sehingga menimbulkan mispersepsi.
Hal itu dimuat dalam beritaEven during coronavirus crisis, liberal media can’t resist spreading lies pada 16 Maret 2020. Di Indonesia omongan pejabat publik ditelan mentah-mentah kemudian disajikan seolah-olah virus korona baru tidak akan masuk ke Indonesia. Alhasil warga menjadi kurang waspada sejak virus ini mulai menyebar.
BBC dalam berita Coronavirus and a fake news pandemic pada 14 Maret 2020 juga menekankan banyak berita palsu yang menyebar melalui forum pribadi, baik itu ruang obrolan daring maupun di WhatsApp. Beberapa dari pesan-pesan ini jelas berasal dari laman internet yang tidak tepercaya.
Selain itu, sebagian besar berita yang dianggap palsu sebenarnya adalah materi yang diedit dengan buruk, lalu digunakan di media sosial untuk mengonfirmasi prasangka orang-orang. Betapa berbahaya jempol kita dalam memuluskan berita bohong tanpa mencoba skeptis ataupun mengklarifikasi. Semua karena prasangka kita seolah-olah terjawab dalam berita bohong itu.