Orang Terindikasi Covid-19 di Tangerang Selatan Bertambah Menjadi 76 Orang
Hingga saat ini Kota Tangerang Selatan belum memiliki alat penguji Covid-19. Pengujian spesimen bagi pasien terduga Covid-19 masih mengandalkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Jumlah pasien yang terindikasi Covid-19 di Kota Tangerang Selatan, Banten, bertambah dari 41 orang menjadi 76 orang pada Rabu (18/3/2020). Pemerintah Kota Tangerang Selatan berencana membeli tambahan alat untuk mendeteksi pasien terindikasi Covid-19.
Gugus Tugas Covid-19 Pemerintah Kota Tangerang Selatan melansir data orang terindikasi Covid-19. Total ada 76 orang yang terindikasi Covid-19. Sebanyak 11 orang berstatus pasien dalam pengawasan, 1 orang dinyatakan positif, dan 64 sisanya berstatus orang dalam pemantauan.
Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Pemkot Tangsel, Tulus Muladiyono, mengatakan, untuk beberapa hari ke depan, satuan gugus tugas bakal fokus dalam menurunkan dan melakukan pencegahan penyebaran Covid-19. Langkah-langkah yang akan diambil antara lain sosialisasi dan edukasi masyarakat tentang Covid-19.
Jika ada orang terjangkit Covid-19 yang meninggal, satuan gugus tugas berkewajiban untuk menyemprotkan disinfektan di sekitar kediamannya. Selain itu, satuan gugus tugas juga akan menelusuri siapa saja yang pernah berkontak langsung dengan korban meninggal.
”Kami juga melakukan pengawasan, termasuk pengawasan di tempat umum. Edukasi ke masyarakat tetap, selain juga pemantauan dan pengawasan, serta pemulihan,” kata Tulus.
Selain itu, Pemkot Tangerang Selatan berencana bekerja sama dengan enam rumah sakit (RS) swasta di Tangerang Selatan. Upaya itu untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien. Rumah sakit swasta yang hendak diajak bekerja sama di antaranya Eka Hospital, Omni, dan RS Premiere Bintaro.
”Kami melihat kondisi perkembangan dari penanganan Covid-19 ini tidak bisa menampung begitu banyak pasien. Berinisiatiflah bahwa ada enam RS yang akan kami coba untuk kerja sama,” kata Tulus di Kantor Pemkot Tangerang Selatan.
Hingga saat ini Kota Tangerang Selatan belum memiliki alat penguji Covid-19. Pengujian spesimen bagi pasien terduga Covid-19 masih mengandalkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Kepala Bidang Humas Pemerintah Kota Tangerang Selatan Irfan Santoso mengatakan, pengambilan swab bisa dilakukan di rumah sakit tempat pasien dirawat atau di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Nantinya, spesimen yang diperoleh dari pengambilan swab akan dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan oleh pihak Labkesda.
”Pemeriksaan swab hanya dilakukan oleh Balitbangkes. Hasilnya bisa keluar dua hari. Tetapi karena suasana pandemi, sekarang berkisar hingga 14 hari,” kata Irfan.
Kendati demikian, gugus tugas berencana menambah alat pemeriksa bagi orang yang diduga terjangkit Covid-19. Dana untuk pengadaan alat itu akan diambilkan dari pengalihan anggaran.
”Pengadaan alat pemeriksa itu untuk respons cepat. Memisahkan mana pasien yang betul-betul sehat dan perlu diperiksa lebih lanjut ke Balitbangkes,” katanya.
Tempat wisata ditutup
Pemerintah Kota Tangerang juga mengambil langkah untuk menutup sedikitnya lima tempat wisata yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) Tangerang Selatan. Penutupan sejumlah tempat wisata ini menindaklanjuti Surat Edaran Wali Kota Tangerang Selatan tentang Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Disease Covid-19. Langkah ini dilakukan agar masyarakat tidak melakukan kegiatan di ruang publik untuk mencegah tertular Covid-19.
Kepala Dinas PU Kota Tangsel Aries Kurniawan mengatakan, penutupan dilakukan efektif sejak 17 Maret 2020 hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan.
”Seluruh kegiatan kami hentikan. Kami pasang spanduk dan tutup agar tidak ada yang masuk area. Kami harapkan masyarakat mengikuti anjuran pemerintah untuk sementara waktu melakukan kegiatan di rumah,” kata Aries.
Adapun lima tempat wisata yang ditutup sementara adalah Tandon Ciater di Serpong, Jaletreng River Park di Setu, Kawasan Kalimati Hutan Kota Jombang di Ciputat, Tandon Lengkong Karya, dan Pasar Apung Situ Pondok Jagung di Serpong Utara.
Korban meninggal
Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia akibat Covid-19 di Kota Tangerang Selatan bertambah kembali. Pada Selasa 17 Maret 2020 dikabarkan seorang anggota jemaat Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Bumi Serpong Damai meninggal setelah terjangkit Covid-19.
Informasi terkait hal tersebut disampaikan melalui surat pengumuman yang ditandatangani Pendeta Titus Ndoen, pemimpin jemaat GRII BSD. Dalam surat juga disebutkan, pihak GRII telah menelusuri pergerakan yang dilakukan korban dalam kurun waktu 10 hari di gereja.
Jemaat yang mengunjungi ruangan yang pernah dikunjungi korban diminta untuk memeriksakan kesehatan ke rumah sakit. Setelah satu anggota jemaatnya meninggal, pihak GRII kini memperbanyak jumlah cairan pembersih di gereja. Aktivitas persembahyangan tetap berjalan seperti biasa, tetapi anggota jemaat diminta saling menjaga jarak minimal 1 meter.