UMKM di Kota Bogor Mulai Mengeluhkan Kelangkaan Komoditas
Terkait persebaran Covid-19 kluster Bogor, Bupati Bogor Ade Yasin meyakini pasien tersebut tidak terjangkit Covid-19 saat seminar berlangsung. Ade menduga pasien tersebut terpapar saat berada di bandara.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor menjamin ketersediaan stok pangan dan stabilitas harga di Kota Bogor selama pandemi coronavirus disease 2019 atau Covid-19. Di sisi lain, industri usaha mikro, kecil, dan menengah makanan serta minuman di Kota Bogor mulai mengeluhkan kelangkaan komoditas gula pasir.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor Ganjar Gunawan melalui keterangan tertulisnya, Rabu (18/3/2020), menyampaikan, pihaknya telah melakukan monitoring ketersediaan bahan pokok dan alat kesehatan sejak pekan lalu. Dari hasil monitoring, Ganjar menyatakan stok pangan masih aman dan belum ada harga pangan yang melonjak tinggi.
”Temuan hanya di kelangkaan masker dan hand sanitizer serta alat pendeteksi suhu tubuh yang kosong di seluruh toko swalayan dan sejumlah apotek yang dipantau Disperindag. Tidak ada kebijakan dari pusat juga untuk menutup toko sembako, pusat perbelanjaan, dan toko swalayan serta apotek,” ujarnya.
Dari sektor industri, Ganjar menyebut saat ini UMKM makanan dan minuman di Kota Bogor mulai mengeluhkan kelangkaan komoditas gula pasir. Selain UMKM tersebut, belum ada informasi maupun laporan dari pelaku industri lainnya terkait kelangkaan bahan baku yang didatangkan dari luar daerah.
”Kondisi ini sudah dikoordinasikan ke dinas industri dan perdagangan provinsi. Info sementara dari provinsi bahwa Kementerian Perdagangan akan segera melakukan impor gula pasir dalam waktu dekat,” ujarnya.
Ketersediaan stok pangan juga dipastikan Kepala Disperindag Kabupaten Bogor Nuradi. Dari hasil pemantauan, bahan-bahan pokok di Kabupaten Bogor tidak mengalami kelangkaan.
Meski demikian, Nuradi menyebut harga gula pasir dan rempah-rempah cenderung naik seiring permintaan yang melonjak. Hal ini disebabkan banyak masyarakat meyakini mengonsumsi rempah-rempah dapat terhindar dari virus korona.
Dalam mengantisipasi terjadinya kelangkaan ataupun melonjaknya harga bahan pokok, Pemerintah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor mengeluarkan surat edaran tentang larangan penimbunan bahan pokok. Dalam surat edaran tersebut, masyarakat diimbau tidak berlebihan dalam berbelanja dan pelaku usaha tidak memanfaatkan situasi dengan membatasi penjualan konsumsi atau melakukan penimbunan.
Mahasiswi IPB positif
Satu pasien yang merupakan mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tinggal di Sempur, Bogor, dinyatakan positif Covid-19. Namun, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan pasien tersebut bukan warga Kota Bogor, melainkan warga Jakarta. Pasien tersebut terpapar Covid-19 dari ayahnya yang tinggal di Jakarta.
Sesuai prosedur pengendalian Covid-19, Dinas Kesehatan Kota Bogor berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk melakukan penelusuran aktivitas pasien. Sebab, sebelum muncul gejala Covid-19, pasien sempat pulang ke Bogor dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitar kampusnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, hingga Rabu (18/3/2020), belum ada satu pun warga Kota Bogor yang positif Covid-19. Namun, tercatat 62 warga, termasuk Wali Kota Bogor, berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan 6 warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Sebanyak 21 ODP di antaranya dinyatakan bebas dari korona setelah melewati masa inkubasi 14 hari.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor sampai saat ini masih menelusuri identitas dan riwayat aktivitas semua peserta seminar yang pernah diikuti pasien positif Covid-19 yang meninggal di RSUD Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3/2020). Dari penelusuran, pasien asal Solo tersebut memang memiliki riwayat perjalanan ke Bogor untuk mengikuti seminar di sebuah hotel di Kecamatan Babakan Madang pada 25-28 Februari 2020.
Meski demikian, Bupati Bogor Ade Yasin meyakini pasien tersebut tidak terjangkit Covid-19 saat seminar berlangsung. Sebab, hasil pemantauan dan pemeriksaan menunjukkan 15 karyawan hotel dan beberapa peserta yang hadir dalam seminar itu negatif Covid-19. Ade menduga pasien tersebut terpapar saat berada di bandara.
Bupati Bogor Ade Yasin meyakini pasien tersebut tidak terjangkit Covid-19 saat seminar berlangsung. Sebab, hasil pemantauan dan pemeriksaan menunjukkan 15 karyawan hotel dan beberapa peserta yang hadir dalam seminar itu negatif Covid-19. Ade menduga pasien tersebut terpapar saat berada di bandara.
Sampai saat ini, dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, tidak ada warga Kabupaten Bogor yang positif Covid-19. Adapun jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor tercatat 7 warga berstatus orang dalam pemantauan dan 1 warga berstatus pasien dalam pengawasan.