Hujan lebat diprediksi masih akan terjadi hingga Minggu (22/3/2020) besok di sejumlah wilayah, termasuk Jabodetabek. Warga diminta waspada.
Oleh
Ahmad Arif/Laraswati Ariadne Anwar/Aditya Diveranta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sirkulasi siklonik di Samudra Hindia di barat Banten dan Kalimantan Barat menyebabkan terjadinya penumpukan massa udara pembentuk awan. Hujan lebat diprediksi masih akan terjadi hingga tiga hari mendatang di sejumlah wilayah Indonesia.
”Sirkulasi siklonik ini secara tidak langsung membentuk daerah pertemuan angin memanjang di pesisir barat Sumatera Barat hingga Bangka Belitung dan Maluku hingga Papua. Ada potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah itu,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab, di Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Sesuai pantauan BMKG, hujan terjadi cukup merata di wilayah Indonesia, Kamis hingga Jumat. Curah hujan tertinggi di Stasiun Meteorologi Iskandar, Aceh, mencapai 89,8 milimeter per hari, disusul Stasiun Klimatologi Bogor 87,9 mm per hari, dan Stasiun Meteorologi Curug (80,8 mm per hari).
Sabtu (21/3/2020) ini, hujan lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi di Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Papua. Adapun pada Minggu (22/3/2020) diperkirakan terjadi di Bengkulu, Jambi, Sumsel, Jabar, Jabodetabek, Jatim, NTB, Kalbar, Kalsel, dan Papua.
Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto mengatakan, hujan masih akan terjadi di sejumlah wilayah mengingat musim hujan masih akan berlangsung hingga akhir April. Namun, sejumlah daerah diprediksi akan mulai memasuki kemarau, awal April.
Tujuh RW tergenang
Di Jakarta, hujan pada Jumat (20/3/2020) siang hingga petang kembali menimbulkan banjir di sejumlah lokasi. Kondisi hingga Jumat malam, titik-titik genangan sudah kian surut.
”Pantauan dari tim di lapangan, wilayah yang masih tergenang hingga sekarang (Jumat petang) ada di Jakarta Selatan, terutama di Kemang Utara 9,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf ketika dihubungi pada Jumat pukul 17.38.
Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jakarta M Insyaf mengatakan, tidak ada warga yang mengungsi sehingga tidak ada pos pengungsian yang disiapkan. Meski demikian, terdata pada Jumat siang, tujuh rukun warga (RW) kebanjiran atau setara 0,26 persen RW di Jakarta.
Ketujuh RW itu meliputi satu RW di Cipulir, Jakarta Selatan, setinggi 20-40 sentimeter; lima RW di Menteng Atas, Jakarta Selatan (10-20 cm), dan satu RW di Duren Tiga, Jakarta Selatan (10 cm).
”Ada tiga ruas jalanan yang tergenang. Dua ruas di Jakarta Selatan, yaitu Jalan Ciledug Raya di Petukangan Utara, dan Jalan Perdatam VIII di Ulujami. Satu ruas lagi di Jakarta Timur, yaitu Jalan DI Panjaitan di Cipinang Cempedak,” tuturnya.
Hingga pukul 20.00, petugas BPBD DKI bersama Suku Dinas Sumber Daya Air Jaksel masih menyisir wilayah tergenang. Insyaf mengimbau warga tetap melaporkan genangan di wilayah masing-masing meski di tengah pandemi Covid-19. Ia menjanjikan layanan panggilan evakuasi banjir 112 dan aplikasi Pantau Banjir akan merespons pengaduan secepatnya.