Demi keselamatan warga dan terbatasnya alat tes cepat Covid-19, skema tes cepat massal pada pekan ini di Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor akan diubah.
Oleh
Pradipta Pandu Mustika /Tatang Mulyana Sinaga/ Stefanus Ato
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS— Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengubah skema tes cepat massal Covid-19 dari rencana awal di Stadion Patriot Candrabhaga ke rumah setiap warga. Saat ini ada sekitar 100 tenaga survei yang diterjunkan untuk mendata warga yang diprioritaskan terlebih dahulu menjalani tes cepat massal tersebut.
Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, Senin (23/3/2020), di Bekasi. ”Dari Kota Bekasi akan ada 1.200 sampel yang mendapat prioritas pertama sesuai keinginan Gubernur Jawa Barat. Tes cepat itu
akan dilakukan di hari yang sama dalam minggu ini,” kata Tri.
Warga yang diberi kesempatan mengikuti tes cepat massal Covid-19, yakni kelompok berisiko seperti orang dengan pemantauan (ODP) beserta 50 orang terdekat, pasien dalam pemantauan (PDP) serta 50 orang terdekat, dan 50 orang terdekat pasien positif Covid-19.
Selain itu, tes cepat massal dilakukan untuk seluruh tenaga medis yang berhubungan dengan pasien positif Covid-19 dan profesi-profesi yang sering berinteraksi dengan banyak orang, seperti ulama, lurah, dan camat.
Meski skema tes cepat massal diubah, Stadion Patriot Candrabhaga masih tetap difungsikan sebagai pusat dari seluruh aktivitas tes massal di daerah itu. Jadi, seluruh
alat tes massal dan hasil tes massal akan direkap di stadion itu.
Bupati Bogor Ade Yasin, menyampaikan, bagi ODP dan PDP, karena mereka berada di RS, tes dilakukan di lokasi. Sementara bagi ODP dan lingkar positif Covid-19, bisa door to door atau disebar di titik-titik pemeriksaan kesehatan.
Selain faktor risiko, keputusan tersebut juga diambil karena pertimbangan keterbatasan alat. ”Kemungkinan kami dapat 1.000 alat tes cepat. Jumlah yang terbatas ini kelihatannya hanya cukup untuk yang prioritas. Jadi, nanti yang mengerjakan para sukarelawan di Dinas Kesehatan,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, mengatakan, keterangan Gubernur Jabar terkait lokasi tes cepat Covid-19 tersebut hanya bersifat usulan. Keputusan akhir diserahkan kepada setiap pemerintah daerah.
”Ada usulan Pak Gubernur untuk lokasi pelaksanaan tes di area terbuka seperti di stadion. Akan tetapi, nanti dilihat dulu alokasi alat untuk Kota Bogor. Kalau hanya 400 atau 300 alat tes nantinya tidak perlu di lapangan terbuka, tetapi bisa di rumah sakit atau di mana pun,” katanya.
Dedie menambahkan, informasi terakhir yang diterima, Pemkot Bogor akan mendapatkan 1.000 alat tes cepat Covid-19. Nantinya, sebanyak 30 petugas medis akan mendapatkan pelatihan terkait cara penggunaan alat dan membantu pelaksanaan tes.
Sementara Wali Kota Depok Mohammad Idris menyebut akan melakukan tes cepat Covid-19 di alun-alun Kota Depok, Jabar. Tes baru akan diprioritaskan bagi warga yang berstatus PDP, ODP, hingga tenaga kesehatan di setiap rumah sakit dan puskesmas.
Tidak semua warga
Pemerintah Provinsi Jabar akan melakukan tes masif Covid-19 di sejumlah kabupaten/kota. Namun, tes ini tidak untuk semua warga, tetapi orang yang berisiko terinfeksi virus korona baru itu.
Warga yang mengikuti tes dibagi dalam tiga kategori. Kategori A, yaitu masyarakat dengan risiko tertular Covid-19 paling tinggi. Kelompok ini meliputi ODP, PDP, beserta keluarga atau orang yang melakukan interaksi dengan mereka, termasuk petugas kesehatan yang merawat.
Kategori B merupakan masyarakat dengan profesi yang interaksi sosialnya rawan tertular. Kategori C meliputi masyarakat dengan gejala penyakit Covid-19. Gejala itu harus merujuk keterangan dari fasilitas kesehatan, bukan mendiagnosis diri sendiri.
”Tes masif bukan untuk semua orang. Ini adalah uji petik untuk mencari peta persebaran (kasus Covid-19),” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat memimpin Rapat Persiapan Tes Covid-19 melalui konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin.
Tes masif bukan untuk semua orang. Ini adalah uji petik untuk mencari peta persebaran.
Tes rencananya akan dimulai pada Rabu (25/3). Warga Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok akan melakukan tes di wilayah masing-masing. Warga Bandung Raya dan daerah lainnya mengikuti tes di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
Kamil mengatakan, warga kategori B dan C mengikuti tes diagnosis cepat secara drive-thru. ”Tesnya menggunakan darah. Dalam 15 menit hasilnya akan keluar. Alat ini akan dikirim secukupnya ke daerah-daerah,” ujarnya.
Sementara itu, tes bagi warga kategori A dikombinasikan dengan mekanisme polymerase chain reaction (PCR) dengan tes usap (swab test) dari tenggorokan dan rongga hidung. Tes ini dilakukan di rumah sakit rujukan ODP dan PDP di daerah masing-masing.
Pemprov Jabar memiliki 34 RS rujukan dengan kapasitas sekitar 1.000 orang untuk menampung pasien Covid-19. Delapan RS berstatus rujukan ring satu, yaitu RS Hasan Sadikin (Kota Bandung), RS Paru Dr H A Rotinsulu (Kota Bandung), RS Dr Slamet (Kabupaten Garut), RS Gunung Jati (Kota Cirebon), RS R Syamsudin (Kota Sukabumi), RSUD Indramayu, RS Dustira (Kota Cimahi), dan RS Paru Cisarua (Kabupaten Bogor).