Hidupkan Perdagangan Pasar, Pasar Jaya Aktifkan Transaksi Semi-”Online”
Sepekan terakhir, warga yang memerlukan bahan pokok bisa langsung berhubungan dengan pedagang di pasar yang terdekat dengan permukiman mereka tanpa harus pergi ke pasar untuk mencegah persebaran virus korona.
Oleh
Helena F Nababan
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sepekan terakhir hingga waktu yang tidak ditentukan, warga yang memerlukan bahan pokok bisa langsung berhubungan dengan pedagang di pasar terdekat dengan permukiman tanpa harus pergi ke pasar. Langkah mempertemukan pedagang dan pembeli melalui transaksi via telepon itu merupakan upaya Perumda Pasar Jaya mengatasi persebaran virus korona dan menghidupkan kegiatan perdagangan.
Direktur Usaha dan Pengembangan Perumda Pasar Jaya, Anugrah Esa, Kamis (26/3/2020), menjelaskan, terkait upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menanggulangi persebaran virus korona, ada imbauan supaya warga bekerja dan belajar dari rumah, juga mengurangi pertemuan-pertemuan yang melibatkan banyak warga. Pembatasan aktivitas sudah membuat kegiatan ekonomi menurun.
”Intinya, kami ingin membantu pedagang, membantu masyarakat supaya tidak usah pergi ke pasar, dan tentunya membantu ojek daring atau ojek pangkalan sebagai pengantar komoditas pesanan masyarakat. Kami menjadi ’mak comblang’ untuk mereka,” kata Esa.
Dengan model layanan demikian, lanjutnya, yang dilakukan Perumda Pasar Jaya adalah menghubungi pedagang bahan pokok yang nama dan nomor telepon genggamnya boleh disebarluaskan. Para pedagang itu adalah pedagang yang beraktivitas di sekitar 140 pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya.
”Begitu mereka membolehkan, kami verifikasi, lalu kami sebarluaskan melalui media sosial Instagram Pasar Jaya, yaitu @perumdapasarjaya,” ujar Esa.
Dengan cara demikian, masyarakat tinggal mencermati pasar apa yang terdekat dengan permukiman mereka. Selanjutnya, mereka bisa menghubungi nomor-nomor pedagang yang tercantum di media sosial sesuai dengan nama pasar yang dituju.
Menurut Esa, layanan semi-online (semidaring) semacam itu sudah berlangsung sepekan terakhir. Setidaknya sudah ada nama-nama pedagang dari 11 pasar yang disosialisasikan di media sosial Pasar Jaya itu. Pasar-pasar itu adalah Pasar Kramatjati, Pasar Pondok Labu, Pasar Palmerah, Pasar Koja Baru, Pasar Santa, Pasar Gandaria, Pasar Radio Dalam, Pasar Sukapura, Pasar Bukit Duri, Pasar Waru, dan Pasar Kebon Melati.
”Ini nanti akan terus bertambah pasar dengan nomor telepon dan nama pedagang komoditas bahan pokok yang bersedia namanya diunggah di media sosial kami,” kata Esa.
Dengan cara itu, masyarakat yang ingin berbelanja tinggal menghubungi nomor telepon pedagang di pasar yang terdekat dengan kawasan tinggal mereka. Masyarakat dipersilakan bernegosiasi dengan pedagang mengenai komoditas yang hendak dibeli. Lalu mereka juga bisa bernegosiasi cara pengantaran pesanan, dengan ojek daring atau ojek pangkalan.
”Jadi, sistemnya begitu. Ini semacam semi-online, bukan real online. Sekarang kami buka data pedagang kami yang mau melakukan penjualan online, tetapi delivery (pengantaran)-nya mereka nego. Jadi, ada kesepakatan antara pedagang dan pembeli, dia mau kirim pakai apa. Gojek bisa. Ojek pangkalan bisa. Untuk pembayaran, pembeli bisa transer ke pedagang,” tutur Esa.
Ke depan, lanjutnya, seiring dengan perpanjangan masa tanggap darurat Covid-19 oleh pemerintah hingga 29 Mei, Pasar Jaya belum akan menutup layanan model demikian. ”Terus saja. Kami berencana layanan demikian bisa meluas di 140 pasar yang dikelola Pasar Jaya,” ujarnya.
Selain penjualan semi-online di pasar, Pasar Jaya juga mengembangkan layanan pemesanan dan pengantaran di Jakgrosir. Di tempat perkulakan tersebut, pedagang UMKM yang sudah tercatat di Jakgrosir bisa memesan barang dan barang bisa diantarkan. ”Namun, untuk pengantaran ini tentunya ada minimal pembelian,” katanya.
Di Jakgrosir pula, warga masyarakat pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Pekerja Jakarta (KPJ) bisa membeli pangan murah atau pangan bersubsidi. ”Untuk mencegah kerumunan, untuk pangan murah, kami buat sistem antrean berdasarkan nomor kartu ganjil atau genap. Warga bisa datang dan membeli di tanggal sesuai nomor mereka,” ujar Esa.
Ia mengatakan, untuk pangan murah belum ada layanan daring karena warga masih harus menggesek kartu di mesin pembayaran. ”Kami sudah minta Bank DKI untuk mengembangkan teknologi pangan murah juga bisa diakses online,” katanya.
Secara terpisah, Arief Nasrudin, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, menyebutkan, untuk menghambat persebaran virus korona, mulai Jumat (27/3/2020) sampai dengan Minggu (5/4/2020), Perumda Pasar Jaya menutup sementara Pasar Tanah Abang. Blok pasar yang ditutup meliputi Pasar Tanah Abang Blok A, Blok B, dan Blok F.
”Hanya Pasar Tanah Abang Blok G saja yang masih buka, itu pun terbatas kepada pedagang yang berjualan jenis bahan pangan,” kata Arief.
Ia menuturkan, penutupan dilakukan sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19. Setiap menjelang bulan suci Ramadhan, angka pengunjung kawasan Pasar Tanah Abang naik cukup tajam. Pengunjung ini tidak hanya dari Jakarta dan sekitarnya, tetapi banyak pembeli juga berdatangan dari luar daerah hingga mancanegara. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembatasan agar penyebaran Covid-19 bisa dicegah di pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
”Penutupan dilakukan besok mulai Jumat (27/3/2020) hingga Minggu (5/4/2020). Seluruh aktivitas perdagangan di pasar tersebut kami liburkan sementara, terkecuali di Blok G boleh berjualan khusus bahan pangan saja. Ini merupakan salah satu langkah pencegahan penyebaran Covid-19,” ujar Arief.
Untuk penutupan itu, Arief melanjutkan, sebelumnya manajemen Pasar Jaya sudah berkomunikasi dengan para pedagang. Terlebih menjelang bulan Ramadhan memang menjadi waktu yang sangat penting bagi pedagang karena penjualan barang dagangan mereka cukup banyak dibandingkan pada hari biasa.
”Untuk penutupan ini tentu sudah dilakukan komunikasi dan sosialisasi kepada pedagang terlebih dahulu. Kami sampaikan beberapa hal untuk adanya pengertian di antara para pedagang dan juga manajemen. Baik pedagang maupun manajemen sepakat untuk menutup bersama area pasar hingga batas waktu tersebut,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah langkah pencegahan penyebaran virus korona sudah dilakukan Pasar Jaya di pasar tersebut. Pada awal kasus ini merebak di Jakarta, Pasar Jaya langsung melakukan pembatasan pintu akses masuk ke dalam pasar. Setiap pedagang dan pengunjung yang akan masuk diukur suhu tubuhnya. Jika ada yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat celsius, dilakukan sejumlah penanganan khusus.
Di setiap pintu masuk pasar juga disiapkan pembersih tangan (hand sanitizer) bagi pedagang dan pengunjung yang akan masuk ke area pasar. Tak hanya itu saja, di Pasar Tanah Abang juga telah dilakukan penyemprotan disinfektan. Penyemprotan ini dilakukan di semua sarana berjualan, kantor, serta fasilitas dan sarana ibadah yang ada.
”Bagi masyarakat dan pedagang, kami ingatkan untuk selalu memantau media sosial resmi milik Pasar Jaya, atau jika ada pertanyaan bisa disampaikan di layanan call center kami dengan nomor 081280080063,” kata Arief.