Melawan Pandemi, Warga Permukiman Padat di DKI Berinisiatif Lakukan Patroli
Ketua RT dan RW bertugas memastikan persediaan makanan untuk warga lansia tercukupi. Selain itu juga ada pengawasan dan penindakan cepat bagi mereka yang menunjukkan gejala batuk, pilek, dan demam.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
Warga beserta lurah berinisiatif melakukan patroli keliling wilayah guna memastikan tidak ada keramaian yang mengakibatkan gerombolan manusia. Di kalangan masyarakat akar rumput kegiatan perdagangan kaki lima masih diperbolehkan selama mematuhi syarat menjaga jarak fisik.
”Sudah hampir tiga minggu ini kami berpatroli setiap hari,” kata Parsiyo, Lurah Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, tatkala dihubungi pada hari Selasa (31/3/2020). Ia selalu memimpin patroli pada pagi dan sore hari bersama babinsa dan aparatur pemerintahan kelurahan lainnya.
Kelurahan Pegangsaan terdiri dari 8 rukun warga (RW) dan 104 rukun tetangga (RT). Ada RW yang hanya terdiri dari perumahan kelas menengah, tetapi juga ada yang terdiri atas perkampungan padat urban. Satu rumah bisa ditempati dua hingga tiga kepala keluarga.
Menurut Parsiyo, warga memang sempat mengeluhkan ketidaknyamanan harus berada di rumah terus. Oleh sebab itu, ia dan jajarannya berpatroli menggunakan pengeras suara. Tidak hanya untuk menegur mereka yang membandel dan masih keras kepala nongkrong, tetapi juga sambil memberi informasi terkait cara melakukan karantina mandiri.
Ia mengungkapkan, mayoritas pedagang kaki lima dan warung kopi sudah tutup. Namun, warung penjual kebutuhan pokok dan sayur tetap dibiarkan dibuka. Apabila petugas kelurahan tidak ada, ketua RT dan RW wajib mengawasi warga yang membeli tertib mengantre dengan jarak minimal 1 meter.
Warga-warga lansia juga diawasi dan diberi pelayanan khusus. Ketua RT dan RW bertugas memastikan persediaan makanan untuk warga lansia tercukupi. Selain itu juga ada pengawasan dan penindakan cepat bagi mereka yang menunjukkan gejala batuk, pilek, dan demam.
”Ada seorang warga dari RW 006 dinyatakan positif mengidap virus korona oleh pemeriksaan dokter. Sekarang ia melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Tiga anggota keluarganya juga diperiksa dan ternyata negatif,” kata Parsiyo.
Ia menjelaskan, kondisi pasien positif itu cukup bugar sehingga tidak perlu diopname di rumah sakit. Setiap hari petugas dari puskesmas kelurahan datang memeriksa kondisi pasien dan keluarga. Petugas wajib mengenakan alat pelindung diri.
”Keluarga itu juga diberi makanan oleh Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat. Makanan siap saji diantarkan dua kali sehari selama masa karantina,” katanya.
Keluarga itu juga diberi makanan oleh Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat. Makanan siap saji diantarkan dua kali sehari selama masa karantina.
Disinfeksi mandiri
Di Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, warga melakukan disinfektasi rumah masing-masing. Ada yang dilakukan secara pribadi, tetapi ada pula warga di satu ruas jalan patungan untuk melakukan disinfektasi rutin. Masjid dan mushala, walaupun kini telah dikosongkan, juga rutin disemprot. Di setiap akses masuk ke jajaran rumah disediakan wastafel dan sabun.
Anggota Lembaga Musyawarah Kelurahan Kebon Manggis, Rudi Hartono, mengatakan, warga juga membentuk tim patroli harian. Mereka berkeliling pada pagi, siang, dan sore memastikan tidak ada keramaian. Para penjual kebutuhan pokok dan sayur juga diminta memakai masker dan sarung tangan ketika melayani pembeli. Warga juga wajib mencuci tangan sebelun masuk rumah di wastafel yang disediakan.
Menurut dia, para pedagang jajanan kaki lima sudah berhenti berjualan selama dua pekan terakhir. Mereka berada di kontrakan karena pihak kelurahan ketat meminta tidak seorang pun meninggalkan permukiman, apalagi Jakarta.
”Di beberapa RT ada inisiatif warga berbagi rezeki dengan para penghuni kontrakan yang tidak bisa mencari nafkah. Sejauh ini memang masih kerelaan pribadi,” ujar Rudi.
Ia mengungkapkan, di Kelurahan Kebon Manggis belum ada yang dinyatakan positif mengidap penyakit akibat virus korona baru atau Covid-19, tetapi ada beberapa yang dirawat akibat demam berdarah. Warga meminta pemerintah memberikan perhatian kepada penanganan nyamuk dan jentik meskipun tengah disibukkan dengan permasalahan Covid-19.
Masih dibahas
Dalam jumpa pers di Balai Kota, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan masih membahas skema pemberian santunan kepada warga yang nafkahnya terganggu selama tidak boleh keluar rumah. Permasalahan ini juga dirembukkan pada taraf nasional. Pemerintah Provinsi Jakarta baru akan mengumumkan ketika pembahasan tuntas.
Ia meminta warga memanfaatkan layanan belanja dan pengantaran kebutuhan pokok yang diberikan Perusahaan Daerah Pasar Jaya ataupun lembaga lainnya untuk meminimalisasi keluar rumah.