Sejak awal bulan Maret lalu, situasi ekonomi pasar sudah anjlok. Membuka pasar dengan operasional setengah hari dianggap tidak akan membawa banyak perubahan.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar Tanah Abang akan dibuka kembali pada hari Senin (6/4/2020) meski hanya setengah hari. Para pedagang pesimistis pembukaan itu akan membawa perubahan positif terhadap situasi ekonomi mereka yang tertekan saat ini akibat pandemi virus korona baru.
Pasar Tanah Abang yang terletak di Jakarta Pusat tutup sejak tanggal 27 Maret hingga 5 April 2020 berdasarkan imbauan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meminta warga agar bekerja dari rumah. Hal ini demi mengurangi terjadinya interaksi fisik yang mengakibatkan keramaian dan berisiko mempercepat penularan penyakit akibat virus korona baru atau Covid-19.
Para pedagang merespons dengan cara yang kurang bergairah terhadap keputusan pembukaan kembali Pasar Tanah Abang. Pasalnya, sejak awal bulan Maret, situasi ekonomi pasar sudah anjlok. Membuka pasar dengan operasional setengah hari dianggap tidak akan membawa banyak perubahan.
”Dari awal sudah sepi, apalagi di tengah situasi wabah begini, tetap saja tidak akan ada pembeli. Masyarakat banyak yang tidak mendapat nafkah karena tidak bisa bekerja, tentu enggak bakalan punya uang untuk belanja,” kata Maznar Thahir, pedagang sepatu di Blok G.
Ia menjelaskan, pada situasi normal, biasanya sebulan menjelang bulan Ramadhan tokonya sibuk mengirim berdus-dus sepatu melalui perusahaan ekspedisi ke sejumlah provinsi, bahkan keluar pulau Jawa. Sejak pandemi virus korona baru ini, pendapatan pedagang anjlok drastis. Bahkan, sejak awal Maret, tokonya sama sekali tidak didatangi pembeli.
”Mereka (pembeli) hanya mendatangi toko-toko kebutuhan pokok. Tidak ada yang membeli kebutuhan sekunder, seperti sepatu, baju, tas, apalagi aksesori,” tutur Maznar.
Demikian pula yang disampaikan pedagang baju muslimah, Arham Rahimi. Selain memiliki toko baju dan tekstil, ia juga mempekerjakan penjahit konfeksi dengan jumlah hingga 100 orang yang tersebar di Jakarta. Terhentinya penjualan mengakibatkan dia terpaksa mengurangi pekerjanya hingga 15 orang saja.
Sebagai gambaran, pada situasi normal, usaha Arham memperoleh omzet rata-rata Rp 400 juta per hari. Sejak awal Maret, ia mendapatkan nol rupiah. ”Kalau uang makan untuk keluarga, ada dan tercukupi, tetapi saya tidak bisa menggaji pegawai. Banyak pegawai yang akhirnya memilih mudik. Mau dilarang, saya juga tidak bisa memberi mereka apa pun untuk bisa bertahan di Jakarta,” ujarnya.
Di samping itu, ia beserta rekan-rekan sesama pedagang juga bertanya-tanya metode pengaturan keramaian yang akan diterapkan oleh pengelola pasar. Setiap gedung Pasar Tanah Abang memiliki banyak pintu akses. Apabila pintu yang dibuka dibatasi demi pengaturan lalu lalang pembeli, yang terjadi justru menimbulkan ketidaknyamanan.
”Nanti pembeli malah jadi malas datang, padahal pesanan partai besar hanya berasal dari pembeli yang langsung datang dan melihat sampel model baju dan bahan. Tidak bisa dilakukan lewat daring, apalagi lewat telepon,” kata Arham.
Setengah hari
Manajer Umum dan Humas Perusahaan Daerah Pasar Jaya Gatra Vaganza sebelumnya menuturkan blok yang akan dibuka kembali adalah blok A, B, F, dan G yang berada di bawah pengelolaan badan usaha milik daerah itu. Waktu pembukaannya ialah pukul 08.00 hingga pukul 14.00 (Kompas.id, 5 April 2020). Menurut dia, antrean akan dibatasi agar tidak padat. Selain itu, gedung-gedung beserta isinya juga sudah disemprot dengan disinfektan.