Ratusan Jemaah Tabligh Akbar Masih Tertahan di Masjid Al Muttaqien
Sebanyak 24 anggota jemaah tabligh akbar di Masjid Al Muttaqien dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes cepat. Saat ini, ada ratusan jemaah yang masih tertahan di sana.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 24 dari 247 anggota jemaah Masjid Al Muttaqin, Sunter Agung, Jakarta Utara, dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil uji cepat yang digelar Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara. Mereka yang positif Covid-19 untuk sementara diisolasi di Rumah Sakit Darurat Wiswa Atlet sembari menanti hasil tes usap tenggorokan yang akan keluar setelah 7 sampai 10 hari. Di masjid itu, masih ada ratusan anggota jemaah yang tengah menanti dipulangkan ke negara masing-masing.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan, 24 anggota jemaah yang positif itu merupakan bagian dari 247 peserta tabligh akbar yang sementara menginap di masjid itu. Mereka ada yang berasal dari luar negeri dan luar Jakarta.
”Yang dinyatakan negatif sudah pulang ke kota atau negaranya masing-masing. Mereka bawa surat negatif dari puskesmas,” kata Yudi saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (19/4/2020).
Ketua RT 024 RW 001 Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Suparjiono saat ditemui mengatakan, mereka yang berada di Masjid Al Muttaqien merupakan jemaah tabligh akbar yang sebelum ada pandemi Covid-19 sudah berada di Jakarta untuk berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia demi mengikuti kegiatan keagamaan.
”Sebagian lagi itu datang untuk ikut tabligh akbar di Gowa, Sulawesi Selatan, pada 19 Maret 2020. Namun, ketika mereka tiba di Jakarta, ada informasi kalau kegiatan di Gowa dibatalkan, makanya mereka tertahan di sini,” katanya.
Ia menjelaskan, sejak awal ada sekitar 400 orang dari berbagai kota dan negara yang menginap di masjid itu. Sebagian dari mereka sudah dipulangkan ke negara atau kotanya masing-masing. Saat ini, masih tersisa 166 orang asal India dan Bangladesh yang tengah menanti giliran dipulangkan.
Ratusan jemaah itu terpaksa tertahan di Masjid Al Muttaqien karena proses pemulangan ke negara masing-masing terkendala kebijakan lockdown di sejumlah negara. Sebagian dari mereka juga terpaksa kembali ke masjid itu karena program keagamaan yang sudah terjadwal di berbagai kota di Indonesia ditiadakan untuk sementara waktu.
Pusat kegiatan
Menurut Suparjiono, Masjid Al Muttaqien merupakan salah satu pusat kegiatan tabligh akbar. Sebelum berangkat ke berbagai daerah untuk mengikuti kegiatan keagamaan, para anggota jemaah itu biasanya terlebih dahulu singgah untuk melaporkan program kegiatannya kepada pengurus pusat di masjid itu.
Jemaah tabligh akbar yang ada di masjid itu mirip dengan jemaah di Masjid Jami Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang pada 25 Maret 2020 tiga orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes cepat. Namun, meski memiliki kesamaan, mereka berbeda kepengurusan.
Suparjiono menjelaskan, sejak tiga minggu lalu, akses masyarakat umum ke masjid itu sudah dibatasi. Mereka yang beraktivitas di masjid itu hanya para jemaah peserta tabligh akbar.
”Hanya ada beberapa warga Indonesia yang setiap hari melayani kebutuhan mereka. Itu pun sudah kami pisahkan. Sampai hari ini kami terus berkoordinasi dengan kedutaan besar negara asal para jemaah itu untuk segera dipulangkan,” ujarnya.