Langkah-langkah Menghindari Kejahatan Jalanan Selama Pandemi
Aksi kejahatan jalanan Ibu Kota kerap meresahkan warga yang masih beraktivitas di kala pandemi Covid-19. Berikut ini merupakan penjelasan dan tips mewaspadai modus kejahatan jalanan yang dihimpun ”Kompas”.
Oleh
Aditya Diveranta
·5 menit baca
Sejumlah tindak kejahatan terjadi seakan tak kenal waktu di masa pandemi Covid-19. Beberapa aksi yang terungkap kerap meresahkan saat warga harus tetap beraktivitas selama masa pembatasan sosial.
Kondisi keresahan semacam itu belakangan melanda warga kawasan Cakung, Jakarta Timur. Minggu (18/4/2020), warga diresahkan dengan kemunculan kelompok penodong pejalan kaki yang berkeliaran larut malam. Kedua penodong yang berinisial WD (17) dan MS (18) malam itu seketika diringkus polisi dan ditembak karena melakukan perlawanan.
”TIM Rajawali Polres Metro Jakarta Timur malam itu berusaha menghentikan pelaku yang hendak kabur, tetapi pelaku malah melempar parang kepada petugas. Akhirnya, petugas menembak pelaku secara tegas dan terukur di bagian kaki,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Hery Purnomo, seperti dilaporkan Kompas.com, Senin (20/4/2020).
Di masa pandemi yang kritis, seruntutan aksi kejahatan justru marak terjadi dan menyasar lokasi tertentu. Kamis, 16 April, misalnya, komplotan perampok menggasak barang dagangan sebuah minimarket di Jakarta Timur. Mereka pun diketahui telah merampok lima minimarket di kawasan Jakarta Timur selama satu bulan terakhir.
Sejumlah aksi kejahatan tersebut meresahkan warga yang masih bepergian. Ilham Aulia (29), pekerja asal Jakarta Timur, waswas apabila melewati ruas jalan yang sepi menjelang malam sepulang kerja. ”Ya, karena ramai-ramai begal di Jalan Tipar Kampung Baru, Cakung, jadinya semakin ngeri kalau lewat jalan sepi sambil naik motor,” ungkapnya saat dihubungi Kompas.
Keadaan saat ini pun menjadi dilematis. Aktivitas bepergian sudah cukup mencekam karena risiko penularan Covid-19 yang tinggi, ditambah lagi kengerian apabila dirampok komplotan penjahat. Sebagian warga yang masih berangkat ke kantor seperti Ilham pun harus memberanikan diri saat bepergian.
Sejumlah tindak kriminal yang muncul belakangan merupakan dampak dari pandemi. Situasi pandemi saat ini memicu sebagian orang terdesak kebutuhan hidup karena penghasilan yang semakin menurun. Saat-saat seperti ini membuka peluang bagi pihak-pihak yang ingin melakukan aksi kriminal.
Kriminolog dari Universitas Indonesia, Muhammad Mustofa, mencermati, tindak kriminal selama pandemi belakangan semakin spesifik. Ia mencontohkan, perampokan yang biasanya menyasar perumahan kini justru mengarah ke minimarket. Lokasi yang disasar pun adalah minimarket dengan jam buka hingga larut malam.
Menurut dia, kejahatan yang kerap menyasar perumahan kini beralih pada kejahatan jalanan. Hal tersebut dapat dipahami lantaran kondisi jalanan semakin sepi selama berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Situasi tersebut pun dibenarkan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus. Dalam konferensi pers terkait perampokan minimarket, Senin siang, ia menyampaikan ada lonjakan sejumlah kasus kriminalitas dalam beberapa pekan terakhir. Kasus yang banyak meningkat adalah pencurian dan kejahatan jalanan.
Meski tidak merinci jumlah kasus tersebut, Yusri menyebut lonjakan kasus kriminalitas bulan ini masih di bawah jumlah tahun lalu. Ia pun menegaskan, Polda Metro Jaya tengah meningkatkan pengawasan di sejumlah lokasi yang dianggap rawan.
”Sesuai perintah Kapolri, kami akan memetakan wilayah yang rawan kriminalitas beberapa waktu terakhir. Setelah itu, kami akan meningkatkan patroli dengan basis lokasi sesuai hasil pemetaan yang dianggap rawan. Kami bentuk tim khusus untuk patroli skala besar di tempat-tempat yang sering terjadi kriminalitas,” tutur Yusri.
Mustofa menuturkan, masyarakat sebaiknya mewaspadai modus kejahatan jalanan selama masa PSBB. Hal ini karena kondisi jalanan yang sepi rentan memicu kelompok kriminal beraksi, seperti begal dan pencurian di minimarket.
Untuk kejahatan jalanan, Mustofa menyarankan hal paling utama, yakni sebisa mungkin menghindari jalan atau tempat-tempat sepi. Ia meminta agar jangan sampai hilang fokus selama di lokasi tersebut. Selain itu, bepergian secara berkelompok selalu lebih baik dibandingkan pergi sendiri.
Selama bepergian saat pandemi, Mustofa juga menyampaikan agar Anda tidak mudah menerima bantuan orang asing. Begitupun saat ada orang tidak dikenal yang menanyakan sesuatu kepada Anda. Upayakan agar tetap ada jarak aman sesuai anjuran pembatasan sosial, yakni 1-2 meter.
Apabila merasa diikuti seseorang, sebaiknya Anda menepi di lokasi yang cukup ramai. Jika memang Anda merasa kondisi cukup mengkhawatirkan, tidak salah meminta pengamanan kepolisian atau petugas pengamanan yang ada karena itu adalah tugas mereka. Anda dapat memanfaatkan layanan panggilan darurat 112.
Anda pun sebaiknya tidak membawa barang-barang yang memicu aksi kriminalitas selama di jalan. Dompet berisi banyak uang, perhiasan, serta berbagai barang mahal lain semestinya tidak dikeluarkan dengan sembarangan. Sebab, kemunculan barang-barang tersebut yang menjadi incaran pelaku kejahatan jalanan.
Dalam beberapa pengalaman di lokasi rawan kejahatan, Mustofa menyampaikan trik dompet palsu yang diisi sejumlah uang atau kartu kredit bohongan, sementara dompet asli disembunyikan di tempat yang tidak mudah digapai. Hal ini untuk mengakali apabila Anda memang terdesak dan harus menyerahkan harta benda saat ditodong pelaku kejahatan.
Meski ada banyak cara untuk mengakali kejahatan jalanan, Mustofa menganjurkan agar warga sebisa mungkin tetap di rumah apabila tidak ada kepentingan urgen. Sebab, saat ini rumah adalah tempat teraman bagi Anda, terutama bagi lingkungan rumah yang kini menerapkan karantina wilayah skala kecil di RT ataupun RW.
”Dengan kebijakan PSBB saat ini, warga sebenarnya diuntungkan karena kondisi rumah yang sepenuhnya terisi. Begitu pula dengan kondisi sebagian RT atau RW yang berinisiatif karantina mandiri, pasti tidak akan memberi celah bagi orang asing masuk. Namun, warga harus tetap mewaspadai lingkungan sekitar,” ujar Mustofa.
Untuk keamanan rumah, akan lebih baik apabila Anda memiliki kamera pengawas yang dipasang di sejumlah titik. Namun, hal yang lebih penting adalah kewaspadaan setiap warga di lingkungan sosial untuk mengamati keberadaan orang asing yang mencurigakan.