Kuota Jumlah Awak Angkutan Penerima Bantuan di Jadetabek Sudah Habis
Presiden Joko Widodo mengalokasikan bantuan dampak Covid-19 yang dipaketkan dengan pelatihan bagi 197.000 awak angkutan umum se-Indonesia. Berdasarkan data Organda DKI, di Ibu Kota saja ada 200.000-an awak terdampak.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sekitar 40.000 awak angkutan umum di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jadetabek mendapat jatah bantuan sosial dari pemerintah dengan syarat mengikuti tiga materi pelatihan dari Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya. Oleh karena jumlahnya sudah ditetapkan, penerima manfaat belum bisa ditambah lagi.
”Anggaran sudah diplot sekian, jadi tidak bisa ditambah lagi,” kata Direktur Lantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo saat dihubungi pada Rabu (29/4/2020). Nama-nama awak angkutan penerima manfaat pun sudah ditetapkan.
Sebelumnya diberitakan, Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) DKI Jakarta menghitung, ada 200.000 awak angkutan umum terdampak Covid-19 akibat kebijakan pembatasan sosial sehingga masuk kategori rentan miskin. Ada 86.000 unit angkutan barang dan orang di DKI. Jika satu unit angkutan diawaki dua orang, berarti 172.000 awak angkutan terdampak pembatasan. Jika ditambah karyawan angkutan, sebanyak 200.000 awak angkutan di DKI yang rentan terdampak (Kompas, 9/4/2020).
Sementara itu, mengutip siaran pers yang ditayangkan Sekretariat Negara pada 9 April, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa target bantuan pemerintah bagi awak angkutan se-Indonesia adalah 197.000 pengemudi taksi, sopir bus atau truk, serta kenek. ”Anggaran yang disiapkan Rp 360 miliar,” ujar Presiden.
Artinya, jumlah awak angkutan terdampak Covid-19 di Ibu Kota saja, berdasarkan perhitungan Organda DKI, sudah melebihi jumlah penerima manfaat se-Tanah Air yang dinyatakan pemerintah pusat. Sambodo mengatakan, pihaknya untuk saat ini tidak bisa menerima usulan nama-nama baru lagi guna mendapat bantuan. Nama tambahan kemungkinan bisa masuk jika pemerintah menetapkan program tahap kedua setelah program untuk 40.000-an sopir dan kenek di Jadetabek sekarang sudah selesai.
Menurut penuturan Presiden Jokowi, bantuan bagi sopir dan kenek disalurkan melalui Polri, yang dikemas menjadi satu dengan program pelatihan. Jadi, mereka harus aktif ikut pelatihan agar bantuan turun. Alokasinya, Rp 600.000 per bulan selama tiga bulan bagi setiap peserta. Skema ini mirip Kartu Prakerja.
Sambodo mengatakan, pihaknya menyiapkan tiga macam materi pelatihan, yaitu protokol melayani penumpang angkutan umum di tengah pandemi Covid-19, pelayanan dengan bahasa Inggris dasar, serta materi keselamatan berkendara.
Sambodo menyanggah opini bahwa program ini tidak bermanfaat bagi para awak angkutan. Materi pelayanan penumpang menerapkan protokol pencegahan Covid-19 berguna di masa sekarang mengingat angkutan umum masih bisa beroperasi di wilayah Jabodetabek. ”Kalau materi pelayanan lainnya, kan, bisa bermanfaat seterusnya,” katanya.
Dalam sehari, hanya 1.000-2.000 yang bisa mengikuti pelatihan mengingat kapasitas ruang tempat-tempat pelatihan tidak boleh dimaksimalkan. Hal itu bertujuan menjamin jarak aman antarindividu peserta terjaga.
Pada Selasa (28/4/2020), misalnya, tercatat 1.988 pengemudi mengikuti pelatihan dan masing-masing sudah menerima Rp 600.000 dalam bentuk tabungan. Total anggaran bantuan yang disalurkan kemarin Rp 1,19 miliar.
Secara total, Polda Metro Jaya sudah menyalurkan bantuan Rp 11,23 miliar untuk 18.720 peserta pelatihan. ”Sudah mencapai 46,49 persen,” ujar Sambodo.