Dampak Covid-19, Konstruksi MRT Fase 2A Selesai pada 2025-2026
Pandemi Covid-19 berdampak pada jadwal konstruksi MRT Jakarta fase 2A. Pandemi yang diikuti pembatasan membuat kontraktor dan PT MRT menunda konstruksi dari seharusnya Maret ke Juni 2020.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT MRT Jakarta memastikan, pandemi Covid-19 membuat jadwal konstruksi fase 2A mundur tiga bulan. Dengan demikian, pembangunan yang sedianya mulai dilakukan awal Maret 2020 mundur ke awal Juni 2020, serta diprediksi selesai pada 2025 atau awal 2026.
Aditya Dwi Laksana, Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Kamis (30/4/2020), menjelaskan, karena pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, akhirnya berdampak pada adanya penundaan-penundaan pekerjaan proyek. Meskipun, sebetulnya konstruksi merupakan sektor yang dikecualikan sehingga masih bisa bergerak saat pandemi.
”Namun, karena MRT banyak menggunakan ahli-ahli dari Jepang, mau tidak mau memang kontraktor mengalami gangguan,” ujar Aditya.
Kemunduran akibat pandemi itu bisa diterima. Namun, tetap ada beberapa aspek yang harus diperhatikan MRT Jakarta supaya tidak terjadi hal-hal yang menambah beban MRT Jakarta.
William P Sabandar, Direktur Utama PT MRT Jakarta, dalam forum jurnalis MRT Jakarta yang digelar secara daring, Rabu (29/4), menjelaskan, hal itu sudah dibicarakan dengan kontraktor contract package (CP) 201 dari Bundaran Hotel Indonesia ke Harmoni.
Seperti yang diberitakan, paket kontrak CP 201 sudah ditandatangani per Februari 2020. Sedianya per 1 Maret 2020 pekerjaan awal konstruksi sudah dimulai. Namun, pada 2 Maret lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan dan mengknfirmasi pasien Covid-19 yang pertama. Hal itu membuat pekerjaan untuk konstruksi paket 201 ditunda selama pandemi.
Untuk masa pandemi yang dimaknai sebagai masa krisis, MRT Jakarta sudah membuat sejumlah skenario manajemen krisis. Dengan mengacu pada skenario moderat, masa pandemi diperkirakan berlangsung tiga bulan, mulai Maret lalu. Dengan begitu, pandemi akan berakhir pada Mei 2020 dan konstruksi diperkirakan bisa dimulai Juni 2020.
"Akan ada keterlambatan tiga bulan untuk memulai konstruksi CP 201,” ucap William.
Akan ada keterlambatan tiga bulan untuk memulai konstruksi CP 201.
Sesuai dengan jadwal, apabila konstruksi CP 201 dimulai 1 Maret, proyek akan tuntas 31 Desember 2024. Dengan keterlambatan tiga bulan, konstruksi CP 201 akan selesai dan bisa dioperasikan pada Maret 2025.
Keterlambatan lainnya, tambah William, juga akan terjadi pada proses lelang untuk paket-paket pekerjaan lainnya. Seperti diketahui, untuk pembangunan fase 2A sejauh 6,3 km dari Bundaran Hotel Indonesia ke Kota, paket pekerjaan konstruksi dan pengadaan sarana serta sistem perkeretaapian dibagi ke dalam tujuh paket kontrak atau CP.
Lelang paket-paket kontrak itu seharusnya bertahap. Selesai lelang satu paket lalu menyusul lelang paket-paket berikutnya. Namun, karena ada pandemi, lelang juga dijadwalkan ulang sehingga proses konstruksi juga dijadwalkan mundur.
”Khusus untuk CP 204 yang merupakan pekerjaan depo, stasiun, dan trek transisi dari bawah tanah (under ground) ke atas tanah (at grade) akan dikerjakan di fase 2B,” kata William.
Aditya mengingatkan, meski mengalami kemunduran pekerjaan, PT MRT sebaiknya juga mempertimbangkan segala aspek supaya tidak terjadi pembengkakan anggaran. Apalagi pembangunan fase 2 ini sama seperti fase 1 yang menggunakan dana pinjaman dari Jepang, dengan kurs Jepang.
William melanjutkan, untuk penjadwalan ulang lelang, itu pun dilakukan sudah dengan mempertimbangkan rasional harga; evaluasi dan adaptasi lingkup kerja; serta penyesuaian provisi harga. Dengan begitu, konstruksi fase 2A akan dapat menggunakan total dana pinjaman JICA sebesar Rp 22,5 triliun.
Akibat keterlambatan itu semua, MRT Jakarta dengan menggunakan skenario moderat, semua konstruksi fase 2A akan selesai pada 2026.
Untuk fase 2B dari Kota ke Ancol Barat sepanjang 6 km, lanjut William, saat ini proses studi kelayakan atau feasibility study sudah selesai. Diperkirakan untuk pembangunan fase 2B akan membutuhkan pendanaan tambahan Rp 7,3 triliun dan akan segera dibahas dengan pemerintah.
Dibangun sebagai kelanjutan dari fase 1 koridor selatan-utara, trek fase 2A MRT Jakarta akan seluruhnya berada di bawah tanah. Fase 2A akan memiliki tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Lalu nantinya untuk fase 2B akan ada tiga stasiun dengan stasiun terakhir di Ancol Barat, juga akan ada depo, sama seperti stasiun dan depo Lebak Bulus di ujung selatan.