Tiga Penumpang KRL Positif, KCI Pastikan Protokol Covid-19 Tetap Jalan
PT KCI bersama Pemprov Jawa Barat menggelar tes ”swab” Covid-19, Senin pekan lalu, dan kini mendapati tiga penumpangnya positif.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI mendapati tiga penumpang KRL positif Covid-19. Mereka terdeteksi setelah hasil tes swab atau tes usap tenggorokan yang digelar pada Senin (27/4/2020) mengatakan ketiganya positif Covid-19.
Erni Sylviane Purba, VP Corporate Communiction PT KCI, Senin (4/5/2020), menjelaskan, tes swab untuk mendeteksi orang dengan Covid-19 digelar di Stasiun Bogor pada 27 April lalu bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tes dilakukan dengan mengambil sampel 325 pengguna KRL pada Senin pagi.
”Hasilnya sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat. Ditemukan tiga orang atau kurang dari 1 persen dari pengguna yang dites hasilnya positif,” kata Purba dalam penjelasan tertulisnya.
Sebelumnya, ketiga pengguna tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG) yang sebelumnya tidak pernah mengetahui bahwa mereka positif Covid-19. Seperti diketahui, penyebaran virus ini dapat terjadi di mana saja, termasuk di lokasi kerja, di pasar, ataupun kemungkinan lokasi lainnya yang didatangi para pengguna.
Selama ini, Purba melanjutkan, PT KCI tetap melakukan berbagai langkah antisipasi untuk memerangi virus tersebut, di antaranya dengan mengecek suhu tubuh penumpang, penyediaan wastafel di puluhan stasiun, dan mewajibkan penumpang menggunakan masker, serta aturan lainnya.
”Meski persentasenya sangat rendah, kami tetap berupaya meningkatkan berbagai upaya pencegahan terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan prokotol pencegahan Covid-19 di transportasi publik, physical distancing, dan mengendalikan kepadatan pengguna di KRL,” kata Purba.
Setelah tes swab yang pertama, kata Purba, PT KCI membuka kesempatan untuk bisa dilakukan tes serupa di stasiun KCI lainnya. KCI juga sangat terbuka untuk bekerja sama dengan Pemprov Jabar dan pemerintah kota/kabupaten terkait untuk menemukan solusi guna bersama-sama menyaring masyarakat yang akan naik KRL sehingga physical distancing bisa tercapai lebih maksimal sementara tetap dapat melayani masyarakat yang benar-benar memerlukan transportasi publik.
Tujuh statiun MRT ditutup
Muhammad Effendi, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, menjelaskan, sebagai langkah mendukung pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta, PT MRT Jakarta memutuskan menutup layanan di 7 dari 13 stasiun MRT Jakarta.
Seperti diketahui, penutupan stasiun dilakukan bertahap. Pada 20 April 2020, kereta MRT Jakarta tidak berhenti dan tidak memberikan layanan di Stasiun Haji Nawi, Blok A, dan ASEAN.
Kemudian pada 23 April 2020, dua stasiun lagi diputuskan tidak memberikan layanan. Kedua stasiun yaitu Istora Mandiri dan Setiabudi. Terakhir, pada 27 April 2020, dua stasiun lagi tidak memberikan pelayanan, yaitu Senayan dan Bendungan Hilir.
Saat ini, untuk mendukung pelaksanaan PSBB dengan tetap ada layanan angkutan umum tetapi dibatasi, pengguna MRT Jakarta masih bisa mengakses layanan angkutan berbasis rel ini di enam stasiun.
Selain penutupan stasiun, Effendi melanjutkan, untuk memutus rantai persebaran virus korona jenis baru, MRT Jakarta juga menerapkan sejumlah kebijakan. Kebijakan tersebut yaitu mulai dari pengecekan suhu tubuh penumpang, mewajibkan penggunaan masker, memperhatikan jarak aman antarpenumpang baik di stasiun maupun di dalam kereta, serta mengatur jarak kedatangan antarkereta setiap 30 menit sekali.
Kepadatan penumpang
Purba menambahkan, terkait kepadatan penumpang, PT KCI memantau kepadatan masih terjadi pada dua hingga tiga perjalanan KRL, terutama pada jam pulang kerja yang juga menjelang jam buka puasa.
PT KCI, ujar Purba, mengantisipasi dengan memperketat batasan jumlah pengguna yang diizinkan masuk ke peron stasiun dan ke dalam kereta sebagaimana yang dilakukan pada stasiun-stasiun keberangkatan di pagi hari. Pintu stasiun juga ditutup tepat pukul 18.00 sesuai aturan PSBB untuk mencegah kepadatan pada jadwal kereta terakhir.
”Untuk semakin meningkatkan kedisiplinan, mulai Senin, 4 Mei 2020, ini bila masih terdapat kereta yang melebihi kapasitas, ditandai dengan pengguna duduk ataupun berdiri tidak sesuai marka yang ada, kereta tidak akan diberangkatkan kembali hingga para pengguna mengikuti aturan kapasitas maksimum sejumlah 60 orang per kereta,” kata Purba.
Untuk semakin meningkatkan kedisiplinan, mulai Senin, 4 Mei 2020, ini bila masih terdapat kereta yang melebihi kapasitas, ditandai dengan pengguna duduk ataupun berdiri tidak sesuai marka yang ada, kereta tidak akan diberangkatkan kembali hingga para pengguna mengikuti aturan kapasitas maksimum sejumlah 60 orang per kereta.
Saat ini, dari 761 perjalanan KRL yang beroperasi setiap harinya, 90 persen perjalanan berjalan dengan kondisi sangat minim pengguna. Hal ini terpantau dari data volume penumpang, data pengguna yang melakukan tap in ataupun tap out di stasiun, pantauan petugas di lapangan, dan gambar-gambar yang diunggah para pengguna ke media sosial.
Kepadatan yang terjadi selama masa PSBB di Jakarta dan kota-kota penyangganya, berdasarkan catatan KCI, adalah pada 13 April ketika hari kerja pertama PSBB di Jakarta dan banyak perusahaan yang belum menginstruksikan karyawan bekerja dari rumah.
Kemudian pada 20 April kepadatan terjadi di luar Stasiun Cilebut dan pada 30 April lalu pada KA 1178 ketika ada perubahan jadwal kerja pada bulan Ramadhan dan menjelang waktu berbuka puasa membuat pengguna berkonsentrasi mengejar jadwal KRL yang memungkinkan mereka berbuka di rumah.
”Untuk mengendalikan kepadatan ini, diperlukan kepedulian masyarakat dalam menggunakan KRL. Jam masuk dan pulang kerja yang bersamaan memang jadi tantangan. Namun, kami mengajak para pengguna untuk tetap bersabar menunggu KRL yang kosong agar tetap menjaga physical distancing,” kata Purba.
Effendi menambahkan, kebijakan pengaturan kepadatan penumpang itu juga dilakukan MRT Jakarta. Selain jam operasi yang dibatasi, yaitu dari 06.00-18.00, jumlah penumpang per kereta yang boleh naik adalah 60 orang.