BPTJ dan PPD Siapkan Angkutan Alternatif di Jabodetabek Saat PSBB
Untuk mendukung penumpang KRL menerapkan kebijakan jaga jarak, BPTJ menugaskan PPD melayani penumpang KRL yang tidak terangkut. Layanan gratis diberikan di tiga stasiun KRL.
Oleh
Helena Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk mendukung penerapan jaga jarak aman antarpenumpang dalam angkutan umum KRL, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek atau BPTJ bekerja sama dengan Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta atau PPD menyiapkan angkutan gratis bagi para penumpang. Bus-bus akan tersedia pada jam sibuk pagi dan sore hari di sejumlah stasiun, lalu penumpang bisa menaiki bus secara gratis.
Kepala BPTJ Polana B Pramesti, dalam keterangan tertulis, Jumat (15/5/2020), menjelaskan, dalam rangka menekan penularan virus korona baru, saat ini masih berlaku pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Penerapan PSBB di dalam angkutan umum, seperti KRL, salah satunya dengan menerapkan jaga jarak aman antarpenumpang.
Para penumpang juga diimbau tidak memaksakan diri untuk naik KRL jika memang kapasitas penumpang sesuai dengan ketentuan PSBB sudah terpenuhi. Hal itu karena selama PSBB, pelayanan KRL memang dibatasi baik menyangkut jadwal maupun jumlah penumpang yang hanya melayani maksimal 35 persen dari kapasitas muat kereta.
Namun, dalam beberapa waktu belakangan, Polana melanjutkan, beberapa kali terjadi masyarakat memaksakan diri untuk menumpang KRL meski kapasitas sudah melebihi batas ketentuan sesuai PSBB. Kondisi tersebut cenderung terjadi pada Senin pagi dan Jumat sore sehingga jumlah penumpang terlihat menumpuk pada jam-jam tertentu, khususnya menjelang buka puasa.
Belajar dari kejadian tersebut, ujar Polana, pemerintah menyediakan angkutan bus alternatif bagi penumpang KRL. Bus tersebut akan dioperasionalkan jika terjadi kondisi memaksa saat terjadi kepadatan jumlah penumpang KRL pada waktu tertentu.
”Layanan akan disediakan pada Jumat 15 Mei 2020 dan Senin 18 Mei 2020,” jelas Polana.
Para pengguna KRL dapat memanfaatkan alternatif angkutan dari dan ke Jakarta ini tanpa dipungut biaya. Dalam memberikan layanan, bus juga diatur mengikuti protokol Covid-19, antara lain kapasitas hanya 25 orang atau 50 persen dari kapasitas setiap bus sehingga tempat duduk pengguna tetap berjarak satu sama lain dan seluruhnya wajib menggunakan masker.
Secara terpisah, Direktur Utama Perum PPD Pande Putu Yasasecara menjelaskan, Perum PPD selaku badan usaha milik negara mendapatkan penugasan menyediakan bus sebagai angkutan alternatif penumpang KRL.
Pande menjelaskan, ada sedikitnya 70 bus JR Connexion yang selama PSBB tidak bisa melayani angkutan dari Jakarta ke wilayah perbatasan, disiapkan untuk melayani angkutan alternatif.
Tercatat, bus-bus PPD akan bersiap di sejumlah stasiun milik KCI untuk rute Bogor dan Bekasi serta untuk melayani sejumlah rute di dalam Kota Jakarta. Bus-bus akan stand by di Stasiun Tebet, Manggarai, dan Sudirman untuk rute ke Bekasi dan Bogor. Lalu, bus-bus juga akan bersiaga di stasiun KCI di dalam kota, seperti Tanah Abang dan Palmerah, untuk melayani rute-rute dalam kota.
”Mulai Senin, 18 Mei, bus kami juga melayani angkutan alternatif dari Bogor ke Jakarta. Bus pertama berangkat 05.15 dan terakhir 06.00. Bus berangkat setiap 15 menit sekali,” jelas Pande.
Sesuai tujuan untuk menekan persebaran virus korona, jumlah penumpang yang diperbolehkan naik hanyalah separuh dari kapasitas muat serta harus memenuhi protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan duduk berselang-seling.
[caption id="attachment_11243384" align="alignnone" width="720"] Beberapa calon penumpang KRL jurusan Jakarta di Stasiun Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Senin (11/5/2020). Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menggelar tes usap (swab) dengan metode reaksi rantai polimerase (PCR) Covid-19 dan mengambil 200 sampel dari para calon penumpang KRL di stasiun tersebut secara acak.[/caption]
Dalam keterangan BPTJ memang dijelaskan, bus alternatif akan melayani pada Jumat (15/5/2020) dan Senin (18/5/2020). Namun, apabila terjadi lonjakan permintaan, lanjut Pande, PPD siap menyediakan layanan.