Mudik Lokal Jadi Alternatif Perantau Rayakan Lebaran
Mudik lokal menjadi alternatif bagi perantau di Ibu Kota untuk merayakan Lebaran. Mereka memulai mudik lokal ke kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi untuk berlebaran bersama keluarga terdekat.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian perantau di Ibu Kota yang tidak bisa kembali ke daerah asal untuk merayakan Lebaran memulai mudik lokal. Mereka bergerak ke Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi supaya bisa berlebaran bersama keluarga terdekat.
Erna Wiguna (24) tidak bisa mudik ke Kuningan, Jawa Barat, karena tidak ada angkutan umum ke sana setelah ada larangan mudik dari pemerintah. Padahal, tetangga-tetangga indekosnya sudah mudik sejak dua pekan lalu.
Karyawan swasta itu tidak ingin seorang diri merayakan Lebaran di indekosnya di Jakarta Selatan. Alhasil, ia memilih berlebaran bersama sepupu-sepupunya yang bermukim di Bogor, Jawa Barat. ”Tidak bisa ke Kuningan, jadi Lebaran sama keluarga terdekat yang masih bisa diakses dengan transportasi umum. Ya, sudah saya ke Bogor,” ucap Erna, Jumat (22/5/2020).
Ia mengakui bahwa tidak bepergian selama pembatasan sosial berskala besar merupakan pilihan terbaik. Hal itu sudah dijalaninya selama dua bulan belakangan.
Namun, Lebaran menjadi pengecualian. Mudik lokal ke Bogor baginya menjadi pengganti tidak mudik ke Kuningan. Apalagi sepupunya di Bogor yakin bahwa selama ini Erna telah disiplin menjalankan protokol kesehatan. ”Selama ini tetap di Jakarta dan patuhi anjuran. Tetapi, ini hari besar yang sudah dinanti. Setidaknya bisa ketemu keluarga terdekat walau cuma sebentar sudah sangat bersyukur,” katanya.
Ia berangkat ke Bogor menggunakan kereta rel listrik, Kamis (21/5/2020). Menurut dia, protokol kesehatan, seperti pemeriksaan suhu tubuh, mengenakan masker, dan jaga jarak berlangsung secara ketat. Hari itu pun tidak banyak penumpang di dalam kereta dan ada pengawasan dari petugas keamanan kereta.
Mudik lokal juga dilakukan Erlina (23). Ia yang dua tahun terakhir indekos di Jakarta Barat praktis hanya pulang ke Solo, Jawa Tengah, saat cuti ataupun hari raya.
Pandemi korona jenis baru membuat karyawan salah satu event organizer di Jakarta Barat itu merayakan Lebaran bersama sang kakak yang bekerja dan indekos di Bekasi, Jawa Barat. ”Kakak bilang Lebaran di Bekasi saja. Bahaya kalau pulang ke Solo karena orangtua rentan terpapar virus,” kata Erlina.
Selama ini Erlina dan kakaknya mematuhi protokol kesehatan sehingga tidak terlalu khawatir untuk Lebaran bersama. Mereka berdiam di indekos dan hanya keluar untuk keperluan pekerjaan.
Erlina sudah berangkat ke Bekasi menggunakan KRL. Ia mencoba berdamai dengan kondisi meski ada rasa sedih di hati karena ini pertama kalinya tidak berlebaran bersama orangtua.
Sementara Eyuningtias (26) sudah ke rumah kerabatnya di Kota Tangerang sejak pekan lalu. Ia akan merayakan Lebaran bersama mereka karena tidak mudik ke Kendal, Jawa Tengah.
Tias, begitu sapaannya, sudah empat tahun terakhir merantau dan indekos di Jakarta Pusat. Biasanya ia pulang saat cuti dan hari raya. Kali ini, orangtua memintanya tidak usah pulang karena pandemi korona jenis baru.
Kepulangannya bisa menjadi buah bibir di desa karena warga takut terpapar SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. ”Saya hanya di indekos, orangtua bilang rayakan Lebaran di sini (Jakarta) saja,” ujarnya.
Pekan lalu, kerabat di Kota Tangerang mengontak sekaligus memintanya berlebaran bersama. Mereka tidak tega Tias seorang diri merayakan Lebaran di Jakarta. Padahal, punya keluarga di daerah terdekat.
Tias mengiyakan ajakan tersebut tanpa pikir dua kali. Menurut dia, selama pembatasan sosial telah mengikuti anjuran pemerintah berdiam di rumah, mengenakan masker, dan mencuci tangan dengan air mengalir.
Ketiganya hanya segelintir dari perantau lain di Ibu Kota yang memilih berlebaran bersama keluarga terdekat. Mereka tidak ingin melewatkan momen itu hanya seorang diri.