Kementerian Perhubungan memantau arus balik pascaliburan Lebaran. Ada potensi lonjakan kendaraan arus balik pada Sabtu ini sampai dengan Senin (1/6/2020).
Oleh
C Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perhubungan memprediksi potensi lonjakan arus balik setelah Idul Fitri 1441 Hijriah antara Sabtu ini dan Senin (1/6/2020). Lonjakan pada periode ini diprediksi terjadi karena waktu tiga hari ini merupakan hari libur yang biasa dimanfaatkan masyarakat untuk kembali dari kampung halaman ke kota besar, seperti Jakarta.
Untuk mengantisipasi lonjakan arus balik tersebut, Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati menyampaikan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub berkoordinasi intensif dengan Kementerian Kesehatan, kepolisian, TNI, pemerintah daerah, tim gugus tugas, dan pemangku kepentingan lain. Koordinasi ini terkait penyekatan di jalur utama arus balik menuju Jakarta, termasuk jalan-jalan kecil yang lazim disebut jalan tikus.
Selain itu, lanjut Adita, penyekatan secara khusus juga dilakukan di 11 titik, yakni untuk mengecek kepemilikan surat izin keluar masuk (SIKM) wilayah DKI Jakarta. Sebelas titik pengecekan itu tersebar di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi.
Titik pengecekan untuk Kabupaten Tangerang berada di Jalan Syekh Nawawi, Gerbang Tol Cikupa, Jalan Raya Serang, dan Jalan Raya Maja. Titik pengecekan untuk Kabupaten Bogor ada di Jalan Jasinga, Jalan Ciawi-Cianjur, Jalan Ciawi-Sukabumi, dan Jalan Raya Tanjung Sari. Adapun titik pengecekan untuk Kabupaten Bekasi di jalan raya pantura, Kedung Waringin, Jalan Inspeksi Kalimalang, serta ruas Tol Cikarang Km 47 arah Jakarta.
Upaya Kemenhub dan tim gabungan mengantisipasi lonjakan juga ditempuh melalui pemeriksaan di simpul-simpul transportasi, yakni terminal, pelabuhan, bandara, dan stasiun. Personel tim gabungan ditambah untuk lebih memperlancar pemeriksaan dokumen calon penumpang.
”Pemeriksaan dokumen ini untuk memastikan orang-orang yang bepergian adalah mereka yang memenuhi kriteria dan syarat sesuai ketentuan Surat Edaran Gugus Tugas dan SIKM bagi penumpang yang akan keluar masuk DKI Jakarta,” ujar Adita.
Personel tim gabungan ditambah untuk lebih memperlancar pemeriksaan dokumen calon penumpang.
Dipantau
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi melalui siaran pers, Jumat (29/5/2020) malam, menuturkan, pihaknya akan tetap memantau potensi kenaikan arus balik mulai Sabtu ini hingga Senin mendatang. ”Dalam rentang waktu tiga hari ke depan, (mereka) yang akan balik mungkin ada juga,” katanya.
Budi menyebutkan, masyarakat dari Sumatera dicegat dan diperiksa dari Bakauheni, Lampung. ”Di Bakauheni, kami sudah minta jajaran kepolisian, perhubungan, dan satpol PP. Tim satuan ini yang bertugas mulai dari Palembang hingga Lampung juga melakukan penyekatan untuk mencegah mudik,” ucap Budi.
Penyekatan juga dilakukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur untuk mengurangi volume kendaraan hingga titik pemeriksaan yang berbatasan dengan Jakarta.
Sebelumnya, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono mengatakan, larangan mudik dan balik di masa pandemi Covid-19 merupakan langkah penyelamatan jiwa manusia. Hal ini untuk menghindarkan warga dari penularan virus melalui mobilisasi dan transportasi.
Berdasarkan data Kemenhub, pengetatan pengawasan berlangsung di Terminal Pulo Gebang pada 9-24 Mei 2020. Pada periode itu, 80 bus berangkat dengan 645 penumpang serta 43 bus datang dengan 206 penumpang. Selain itu, ada 152 orang yang ditolak berangkat. Secara rata-rata, ada 5 bus dan 41 penumpang bus antarkota antarprovinsi per hari di Terminal Pulo Gebang.
Pada masa libur Idul Fitri 2019, rata-rata per hari ada 250 bus dan 9.000 penumpang. Adapun pada hari normal rata-rata per hari ada 150 bus dan 2.000 penumpang.
Pengawasan juga dilakukan di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, dan Padang Bai-Lembar. Penurunan cukup berarti di sisi jumlah penumpang dan kendaraan yang mengangkut penumpang dilaporkan terjadi pada pelabuhan penyeberangan tersebut.
Jumlah penumpang di Pelabuhan Merak-Bakauheni, misalnya, terus menurun pada Februari-Mei 2020. Jumlah penumpang pada Februari 2020 sebanyak 1,3 juta orang, yang turun menjadi 1,2 juta orang pada Maret 2020. Jumlah penumpang terus turun menjadi 572.000 orang pada April 2020 dan 191.000 orang pada Mei 2020.
Kemenhub mencatat, belum ada indikasi lonjakan penumpang kereta luar biasa (KLB). Hingga Jumat malam, tingkat keterisian kursi penumpang KLB rute lintas utara dan lintas selatan pada 30 dan 31 Mei 2020 sekitar 44 persen. Tiket yang dijual sebanyak 396 tiket, sedangkan yang terisi 174 tiket.