Di satu sisi ada masalah likuiditas yang kuncinya adalah diselesaikan dengan perputaran uang. Akan tetapi, harus dengan mengutamakan keselamatan manusia. Ini tanggung jawab kita bersama.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
Penerapan masa transisi di dalam pembatasan sosial berskala besar atau PSBB tetap harus mewaspadai kemungkinan munculnya lonjakan kasus Covid-19 yang bisa membawa DKI Jakarta kepada gelombang kedua pandemi. Kampanye pola hidup bersih dan sehat serta menjaga jarak tidak boleh berhenti.
”Di masa sekarang, PMI (Palang Merah Indonesia) memang harus cerewet. Hanya dengan menggaungkan kampanye menjaga jarak kita bisa membuat masyarakat mengerti bahwa bahaya penularan virus korona baru masih mengancam,” kata Sudirman Said, Sekretaris Jenderal PMI, dalam diskusi daring Strategi Menghadapi Normal Baru di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Ia mengungkapkan, sejak Januari 2020, PMI berkoordinasi dengan federasi Palang Merah di 51 negara. Bahkan, di negara-negara maju seperti Korea Selatan sekalipun kewaspadaan tetap ditingkatkan. Jangan sampai PSBB transisi ini membuat masyarakat Ibu Kota terlena dan melupakan protokol keamanan.
Menurut Sudirman, kunci dari keberhasilan masyarakat melawan Covid-19 ialah dengan mengambil semua tindakan berbasis data dan analisis para pakar kesehatan. Jangan hanya mengedepankan kepentingan ekonomi. Sekalipun ada kebutuhan ekonomi yang mendesak tetap harus dilaksanakan di dalam koridor keamanan di masa pandemi.
”Masa transisi ini justru ujian agar semua aspek masyarakat beserta pemerintah kian waspada. Jika lalai dan muncul kluster baru penanganannya akan sulit,” ujar Sudirman.
Senada dengan Sudirman, Ketua Gugus Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia Zoebairi Djoerban memaparkan bahwa pasien yang telah sembuh dari Covid-19 tetap bisa tertular kembali, terutama karena ada perkembangan virus jenis baru. Di samping itu, tes usap tenggorokan sekali pun tidak bisa mencapai keakuratan 100 persen.
Ia menerangkan orang-orang yang masuk kelompok rentan, yaitu lansia, anak-anak, ibu hamil, perokok, orang berpenyakit ginjal menahun, orang berpenyakit asma menahun, orang dengan asma, ataupun berpenyakit bawaan lainnya sangat berisiko terpapar Covid-19.
”Sekolah harus menjadi tempat umum terakhir yang dibuka sampai situasi benar-benar aman. Singapura dan Amerika Serikat saja mengalami kepayahan mengendalikan virus sehingga jumlah korban mencapai ratusan ribu orang. Indonesia jangan mencoba-coba,” tuturnya.
Sekolah harus menjadi tempat umum terakhir yang dibuka sampai situasi benar-benar aman.
Ia meminta pemerintah daerah terus melakukan tes massal sampai diperoleh sampel yang banyak dan representatif dengan jumlah ataupun demografi penduduk selama masa transisi. Setelah itu, baru dianalisis apakah pelonggaran bisa ditambah atau justru diperketat, bahkan ditiadakan.
Komunikasi menerus
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mengutarakan hal serupa seperti yang diungkap Zoebairi dalam jumpa pers seusai beribadah shalat Jumat di Masjid Fathahillah, Balai Kota Jakarta, kemarin siang.
Anies menegaskan, masyarakat agar mengutamakan tinggal di rumah walaupun pemerintah telah menyatakan masa transisi karena sesungguhnya wabah belum selesai menyebar. Pemerintah Provinsi Jakarta tidak akan ragu menghentikan masa transisi jika ada peningkatan kasus.
Analis Komunikasi Politik dari KedaiKOPI, Hendri Satrio mengungkapkan pengalamannya mengikuti shalat Jumat di masjid. Masih terjadi masalah komunikasi di lapangan, contohnya panitia tidak memberi tahu jemaah kuota masjid yang memenuhi ketentuan PSBB transisi. Akibatnya, di luar masjid terjadi penumpukan jemaah yang ditolak masuk dan mereka tidak menjaga jarak.
Selain itu, para pedagang kaki lima juga kembali berjualan dan dikerumuni oleh jemaah yang rindu memakan jajanan.
”Tampak tidak ada kejelasan siapa yang harus mengatur jemaah di luar masjid. Komunikasi pemerintah jangan hanya sampai di aturan tertulis. Pastikan di setiap kepemimpinan akar rumput membuat peraturan yang ditaati oleh warga,” ujarnya.
Komunikasi pemerintah jangan hanya sampai di aturan tertulis. Pastikan di setiap kepemimpinan akar rumput membuat peraturan yang ditaati oleh warga.
Kepala Divisi Konsultan RSM Indonesia, sebuah jaringan internasional kantor perusahaan akuntan dan konsultan, Angela Simatupang menjabarkan bahwa krisis akibat Covid-19 ini tidak akan selesai dalam beberapa bulan ke depan. Semua pihak harus menyiapkan diri untuk dua hingga tiga tahun berikutnya.
Oleh sebab itu, perusahaan dan bisnis wajib melakukan berbagai penyesuaian dalam pola kerja. Ia mendorong agar perusahaan tidak meminta pegawai yang pekerjaannya bisa diselesaikan dari jarak jauh untuk datang ke kantor. Metode ini sesungguhnya juga menghemat biaya operasional kantor.
”Di satu sisi ada masalah likuiditas yang kuncinya adalah diselesaikan dengan perputaran uang, tetapi harus dengan mengutamakan keselamatan manusia. Ini tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.