Kerumunan di Pasar Sulit Dihindari, Penerapan Protokol Covid-19 Tak Optimal
Bagaimana kita bisa memutus mata rantai jika pendekatan protokol kesehatannya belum terselesaikan?
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Kerumunan pembeli di pasar sulit dihindari. Kondisi itu setidaknya diimbangi dengan penerapan protokol Covid-19 untuk mencegah penyebaran virus korona. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya dilakukan di Pasar Modern BSD, Tangerang Selatan, Banten.
Pembeli memadati Pasar Modern BSD pada Rabu (10/6/2020) pagi. Tidak terlihat ada kesadaran untuk menjaga jarak di antara pembeli. Meski pengelola pasar telah memasang garis merah di lantai agar pembeli menjaga jarak, hal tersebut tidak diacuhkan pembeli.
Kondisi itu setidaknya diantisipasi petugas pasar. Dari pemantauan Kompas, petugas pasar terlihat berkeliling mengawasi para pembeli. Mereka tampak memperhatikan dan tidak aktif menegur pembeli yang tidak menjaga jarak.
Selain itu, pengelola Pasar Modern BSD menyediakan wastafel dan dua bilik disinfektan. Fasilitas tersebut tak dimanfaatkan pengunjung pasar. Di pintu masuk pasar tidak ada pemeriksaan suhu tubuh bagi pengunjung.
Salah satu pedagang di Pasar Modern BSD, Afendi (40), mengatakan, pengelola pasar meminta pedagang menyediakan layanan pesan dan antar. Kebijakan tersebut untuk menekan jumlah pengunjung yang datang ke pasar.
Akan tetapi, layanan pesan dan antar masih kurang begitu diminati pembeli. Menurut Afendi, hanya pembeli langganannya yang kadang memanfaatkan layanan itu. Selebihnya mereka cenderung lebih senang datang langsung ke pasar dan memilih sendiri barang kebutuhan pokok.
Muhammad Husen dari Tennant Relations Pasar Modern BSD menjelaskan, pihaknya menyediakan tempat cuci tangan dan bilik disinfektan untuk meminimalisasi persebaran Covid-19. Pengunjung pasar dan petugas juga diwajibkan mengenakan masker. Anak-anak dilarang masuk ke pasar. Selain itu, dua kali dalam sepekan dilakukan penyemprotan disinfektan di dalam area pasar.
”Kalau pembeli mulai padat, kami berlakukan sistem antrean. Maksimal yang ada di dalam pasar 200 pengunjung. Pintu masuk yang dibuka hanya empat untuk memudahkan pengawasan,” kata Husen.
Kalau pembeli mulai padat, kami berlakukan sistem antrean. Maksimal yang ada di dalam pasar 200 pengunjung. Pintu masuk yang dibuka hanya empat untuk memudahkan pengawasan.
Selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Tangerang Raya, jumlah pengunjung di Pasar Modern BSD berkurang hingga 50 persen. Pada hari-hari biasa sebelum PSBB, pengunjung bisa mencapai 2.000 orang sehari. Kini jumlahnya sekitar 1.000 pengunjung sehari.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tangerang Selatan Maya Mardiana menyampaikan, institusinya secara rutin mengawasi pasar-pasar tradisional. Maya menyebut ada tujuh pasar tradisional di Tangerang Selatan.
Terkait belum optimalnya penerapan protokol Covid-19 di pasar tradisional, Maya mengatakan telah menyampaikan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk ditindaklanjuti.
Menurut Maya, pengawasan harus dilakukan bersama dan hal terpenting adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk senantiasa menjadikan protokol Covid-19 sebagai bagian dari kebutuhan diri sendiri.
Pelaksanaan tes cepat Covid-19 di pasar-pasar tradisional, kata Maya, telah dilaksanakan dengan menggandeng Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Tes cepat dilakukan di masing-masing pasar tradisional dengan melibatkan 500 tes di setiap pasar.
”Hingga saat ini belum ditemukan kasus Covid-19 di pasar tradisional di Tangerang Selatan,” ujar Maya.
Gubernur Banten Wahidin Halim melalui siaran pers menyayangkan berbagai pelanggaran protokol kesehatan di wilayahnya. Pelanggaran-pelanggaran tersebut, menurut Wahidin, sangat mendegradasi upaya penanganan Covid-19 Pemprov Banten.
Sebelum Lebaran, data yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Banten sudah melandai. Dalam satu hari hanya dua hingga empat orang yang tercatat positif. Namun, semenjak Lebaran dan begitu ruang transisi dibuka mulai ada pelanggaran-pelanggaran. Hal itu menyebabkan ada 14-22 orang terkonfirmasi positif Covid-19 setiap harinya.
”Bagaimana kita bisa memutus mata rantai jika pendekatan protokol kesehatannya belum terselesaikan,” kata Wahidin.
Bagaimana kita bisa memutus mata rantai jika pendekatan protokol kesehatannya belum terselesaikan.