Sebagian Pedagang Pasar Warung Buncit Menutup Kios, Diduga Menghindari Tes Cepat
Uji cepat Covid-19 di pasar merupakan bagian dari upaya untuk mendeteksi penularan di tempat-tempat kerumunan.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sekitar 50 persen pedagang di Pasar Warung Buncit, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, menutup kios mereka pada Kamis (11/6/2020) pagi. Mereka diduga menghindari uji cepat Covid-19 yang diadakan Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Mampang Prapatan hari itu.
Namun, Camat Mampang Prapatan Djaharuddin berkomitmen tetap menarget seluruh pedagang pasar tersebut tercakup dalam uji cepat. ”Kalau masih kurang, besok kami akan berlanjut. Kami pastikan semua pedagang, khususnya di Pasar Warung Buncit, ini ikut rapid test (uji cepat Covid-19),” katanya saat memantau uji cepat di pasar tersebut, Kamis.
Djaharuddin mengatakan, pihaknya menargetkan 150 orang mengikuti uji cepat di Pasar Warung Buncit Kamis. Hingga pukul 10.04, ada 24 warga mengakses layanan dengan metode pengambilan darah dari jari.
Salah seorang pembeli, M Farhansyamyl (21), juga heran dengan sepinya Pasar Warung Buncit. Ia berniat membeli bahan-bahan pangan pokok untuk dijual kembali di rumahnya di Kelurahan Bangka. ”Karena tempatnya tutup, tidak jadi beli sembako,” ujar Farhansyamyl.
Menurut dia, sepinya pasar pada Kamis mirip dengan kondisi waktu Idul Fitri yang lalu.
Djaharuddin mendengar keengganan sejumlah pedagang mengikuti uji cepat dipicu adanya informasi bahwa mereka yang reaktif uji cepat akan langsung dibawa ke fasilitas kesehatan untuk isolasi. Padahal, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengedepankan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Ia akan mengevaluasi strategi sosialisasi terhadap para pedagang agar mereka yang belum diuji pada Kamis ini bersedia ikut dalam pengujian selanjutnya. Ia juga berharap pedagang yang sudah dites bisa menularkan informasi yang benar terkait uji cepat.
Keengganan sejumlah pedagang mengikuti uji cepat dipicu adanya informasi bahwa mereka yang reaktif uji cepat akan langsung dibawa ke fasilitas kesehatan untuk isolasi. Padahal, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengedepankan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Uji cepat Covid-19 di pasar, menurut Djaharuddin, merupakan salah satu program bersama Puskesmas Mampang Prapatan untuk mendeteksi penularan di tempat-tempat kerumunan. Pasar Warung Buncit merupakan pasar pertama dari total empat pasar di Kecamatan Mampang Prapatan yang direncanakan jadi lokasi uji cepat. Selain itu, uji cepat akan dilakukan bagi para anggota organisasi masyarakat, khusus bagi yang merupakan warga Mampang Prapatan.
Salah seorang pedagang, Maya (52), mendukung penyelenggaraan uji cepat tersebut demi memastikan kondisi kesehatan semua pedagang. Apalagi, ia setiap hari berjualan bahan pangan pokok di Pasar Warung Buncit dari pukul 03.30 hingga 15.00.
Maya mengaku sudah mendengar kabar adanya pedagang positif Covid-19 di sejumlah pasar di Jakarta. Meski takut, ia tetap berjualan agar penghasilan terjamin. ”Habis mau gimana. Tidak ada pilihan,” katanya.
Di Pasar Klender, Jakarta Timur, misalnya, 20 pedagang terbukti positif Covid-19 berdasarkan hasil uji usap (swab). Selain itu, 9 pedagang di Pasar Serdang serta 2 pedagang di Pasar Rawa Kerbau, Jakarta Pusat, juga positif.