Jumlah Penumpang dari Stasiun Bekasi Menurun pada Jam Sibuk
Pengguna KRL dari Stasiun Bekasi, Senin (15/6/2020) pagi, terutama pada jam sibuk berkisar 300-500 orang. Jumlah ini berkurang dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Jumlah pengguna kereta komuter dari Stasiun Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (15/6/2020), menurun pada jam sibuk. Pemerintah Kota Bekasi bekerja sama dengan perusahan otobus menyiapkan bus gratis jika sewaktu-waktu terjadi kepadatan penumpang di stasiun tersebut.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, jumlah penumpang pengguna kereta komuter listrik atau KRL dari Stasiun Bekasi pada jam sibuk atau Senin pagi berkisar 300-500 penumpang. Angka ini berkurang drastis dibandingkan dengan jam sibuk hari-hari sebelumnya yang lebih dari 700 penumpang.
”Antrean pada saat peak hour bisa lebih dari 700 orang. sekarang hanya berkisar 300-500 orang dan relatif lebih mudah diatur dan dikendalikan,” kata Tri, saat dihubungi dari Jakarta, Senin (15/6/2020).
Jumlah penumpang KRL yang mudah terurai itu, kata Tri, tidak terlepas dari kebijakan pembagian sif kerja sesuai edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pengaturan Jam Kerja pada Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat yang Produktif dan Aman dari Covid-19 di Wilayah Jabodetabek. Dalam surat edaran itu, pegawai perkantoran di wilayah Jabodetabek bekerja dengan sistem sif atau bergiliran mulai Senin ini.
”Pergerakan penumpang masih sangat kondusif walaupun bus Transjabodetabek belum dioperasikan. Kami akan meminta perusahaan otobus (PO) yang ada di Kota Bekasi untuk mengeluarkan kendaraan nonreguler dan cadangan jika dibutuhkan,” ucapnya.
Menurut Tri, saat ini ada sekitar 100 bus dari sejumlah PO di Kota Bekasi. Bus tersebut kapan saja dapat digunakan untuk memobilisasi penumpang dari Stasiun Bekasi jika terjadi kepadatan penumpang di stasiun.
Salah seorang pengguna KRL, Pandu Aji Prakoso (21), menilai mobilitas pengguna KRL dari Stasiun Bekasi kian terkendali. Penerapan jaga jarak juga berjalan dengan baik karena selain diawasi ketat petugas pengamanan kereta, warga juga mulai membiasakan diri tertib menaati protokol pencegahan Covid-19.
”Stasiun secara pengamanan dan pengarahan sudah bagus, cuma kadang masih suka random (pemeriksaan protokol Covid-19) saat jam kosong,” ujar warga Tambun, Kabupaten Bekasi itu.
Berdasarkan data PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Senin pukul 11.00, jumlah keseluruhan pengguna yang telah memindai kartu pembayaran atau tap in di gerbang pembayaran semua stasiun KRL sebanyak 160.946 orang. Angka ini naik 12 persen dibandingkan dengan waktu yang sama pada Senin (8/6/2020) atau pekan pertama PSBB transisi.
VP Corporate Communications PT KCI Erni Sylvianne Purba mengatakan, di sejumlah stasiun KCI, Senin pagi ini, kembali terlihat antrean pengguna. Namun, antrean penumpang dapat mengalir dan terlayani untuk bergerak ke peron dan kereta.
Di Stasiun Bogor, hingga pukul 11.00, jumlah pengguna yang telah masuk ke stasiun untuk menggunakan KRL sebanyak 12.437 orang. Angka ini bertambah 4 persen dibandingkan dengan Senin lalu.
Pada jam sibuk pagi hari, pengguna KRL di Stasiun Bogor masuk stasiun dengan disiplin. Pengguna mengantre hingga ke selasar dari area parkir stasiun. Meski demikian, antrean berlangsung tertib, mengalir, serta pengguna senantiasa mengikuti markah dan arahan petugas untuk menjaga jarak. Waktu yang dibutuhkan calon pengguna untuk mengantre telah berkurang hingga rata-rata di bawah 30 menit.
Antrean yang tertib dan mengalir juga terlihat di stasiun-stasiun lain, yaitu Cilebut, Bojonggede, dan Rangkasbitung. Semua stasiun yang melayani KRL sepekan ini terus memaksimalkan upaya mengatur antrean dengan membuat skema zona antrean dan menambah markah di stasiun.