Pusat Perbelanjaan Dibuka, Protokol Kesehatan Diterapkan
Masyarakat menyambut antusias dibukanya kembali pusat perbelanjaan pada Senin (15/6/2020). Meski begitu, masyarakat diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Pembukaan kembali pusat perbelanjaan di Jakarta disambut antusias oleh sebagian warga Ibu Kota. Mereka mendatangi berbagai toko ritel yang sebelumnya tidak bisa didatangi, seperti toko pakaian, salon, gawai, hingga restoran. Namun, mereka tetap diminta untuk mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19.
Antusiasme pengunjung pusat perbelanjaan terlihat di Senayan City, Jakarta Pusat, Senin (15/6/2020), atau hari pertama pembukaan pusat perbelanjaan di DKI Jakarta sebagai tahapan ketiga penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Dina (45), dari Jakarta Selatan, misalnya, datang bersama suami dan dua anaknya sejak pukul 11.00 atau tepat di waktu buka. Sebelum pergi, ia mengaku sudah berencana untuk berbelanja pakaian, makan bersama, hingga ke salon anak untuk merapikan rambut anak keduanya yang berusia 10 tahun.
”Kami memang sudah merencanakan untuk ke sini kalau buka. Kebetulan ada beberapa kebutuhan di tenant yang butuh didatangi langsung. Seperti anak saya yang biasa potong rambut di salon anak, saya bawa ke sini karena sudah beberapa bulan rambutnya tidak dipotong,” katanya saat ditemui Kompas.
Pengunjung lain, seperti Patricia (16), yang datang bersama keluarga, juga mengaku sudah merencanakan datang ke mal tersebut untuk berbelanja beberapa pakaian. Berbelanja di toko ia pilih karena bisa memilih langsung pakaian yang sesuai dengan ukurannya.
Selain itu, ia dan keluarga juga datang untuk mencicipi makanan di restoran yang sebelumnya tutup. Kegiatan lain juga akan ia coba di pusat perbelanjaan tersebut, tetapi ia memastikan akan mengikuti protokol kesehatan yang ada.
”Sebenarnya saya takut (tertular penyakit Covid-19), sih. Tapi, kita kan juga coba ikuti aturannya, pakai masker, bawa hand sanitizer, jaga jarak,” kata siswi homeschooling yang berdomisili di Jakarta Selatan tersebut.
Senayan City sendiri memberlakukan berbagai aturan dan menyediakan fasilitas untuk memastikan kesehatan dan keamanan dari penyebaran virus korona jenis baru. Misalnya, pengunjung yang datang diharuskan mengisi formulir daring pengisian identitas, serta riwayat perjalanan dan kesehatan. Formulir dapat diakses dengan melakukan skrining kode respons cepat lewat ponsel pengunjung.
Baca juga : Hari Pertama Penerapan Protokol Pencegahan Covid-19 di Mal Emporium Pluit
Setelah mengisi formulir, pengunjung dibolehkan masuk dengan terlebih dahulu mencuci tangan dengan hand sanitizer dari dispenser nirsentuh. Lalu, dicek suhu tubuh dan barang bawaannya. Pengunjung juga diwajibkan menggunakan masker di area wajib masker dan menjaga jarak minimal 1 meter dengan pengunjung lain.
Jaclyn Halim, selaku Leasing and Marketing Communication GM Senayan City, saat ditemui di lokasi, mengatakan, pihak Senayan City juga menyediakan UV-C sterilizer untuk tas belanja hingga pengalaman tanpa sentuhan, seperti di area lift dan beberapa titik yang sering digunakan oleh pengunjung.
”Kami sangat siap dan senang untuk dapat berjumpa kembali dengan para pengunjung setia Senayan City. Kesehatan dan kenyamaan para pengunjung merupakan prioritas utama kami. Ini sesuai dengan kewajiban protokol pencegahan Covid-19 dari Kementrian Kesehatan dan sejalan dengan Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2020 tentang pelaksanaan PSBB pada masa transisi menuju masyarakat sehat, aman, dan produktif,” papar Jaclyn.
Protokol serupa juga diterapkan di Plaza Senayan, Jakarta Pusat. Pengunjung yang datang diharuskan mencuci tangan dengan hand sanitizer dalam dispenser nirsentuh dan dicek suhu tubuhnya. Pengunjung diwajibkan memakai masker, demikian pula dengan pekerja di tenant yang juga melengkapi diri dengan face shield. Protokol jaga jarak juga diatur seperti di area pujasera.
Sementara itu, di international trade center (ITC) Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa penyewa sudah mulai membuka tokonya. Jam operasi toko dimulai dari pukul 11.00 hingga 18.00 setiap hari.
General Service ITC Kuningan Faishol Helmy menyampaikan, ada sekitar 3.000 toko yang tersebar di enam lantai. Imbauan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan pun terus dilakukan, baik kepada pedagang maupun pengunjung.
”Kami punya grup pedagang-pedagang di sini, jadi sebelum dibuka, kami sudah imbau terus untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Fasilitas di sini pun sudah mengarah ke touchless, misalnya cuci tangan di wastafel tanpa menyentuh ledeng,” kata Faishol.
Penjagaan penerapan protokol kesehatan di ITC Kuningan juga dibantu anggota kepolisian, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota satuan polisi pamong praja. Total ada sekitar enam personel yang dikerahkan untuk memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan.
Mira (20), pedagang baju impor di lantai 2, mengaku senang sudah bisa kembali bekerja. Meski masih khawatir tertular Covid-19, dengan dibukanya kembali toko, artinya ia akan kembali mendapatkan penghasilan.
”Saya sudah dua bulan terakhir enggak dapat gaji sama sekali karena toko tutup dan memang enggak ada jual online juga. Jadi senang sekali sebenarnya bisa kembali kerja lagi,” kata Mira.
Adapun Asep (30), karyawan toko ponsel di lantai 3, juga mengaku senang karena bisa kembali bekerja. Meskipun ada toko dalam jaringan (daring/online), itu bukan bagian dari tugasnya.
”Saya tugasnya memang di toko offline, jadi selama PSBB kemarin juga enggak dapat gaji. Makanya, ini senang banget bisa kembali kerja,” kata Asep yang telah bekerja selama lima tahun di toko tersebut.
Menurut dia, keuntungan dari penjualan di toko fisik masih lebih banyak dibandingkan secara daring. Sebab, harga bisa ditentukan sendiri tanpa harus takut bersaing dengan toko daring secara nasional.
”Kemarin waktu toko tutup, penjualan ini turun sampai 70 persen. Semoga saja dengan dibukanya kembali toko, penjualan bisa kembali pulih,” kata Asep.
Kembali beroperasinya pusat perbelanjaan juga disambut baik oleh masyarakat, salah satunya Shifa (33). Ia sudah menunggu hampir dua bulan untuk datang ke toko ponsel guna membetulkan ponselnya yang rusak.
”Minggu lalu saya sudah coba ke sini, tapi ternyata masih tutup, untungnya sekarang sudah buka lagi jadi bisa benerin HP yang rusak. Saya juga sekarang selalu pakai masker untuk antisipasi,” kata Shifa.
Pembatasan kunjungan
Untuk mengantisipasi penumpukan pengunjung, beberapa toko di pusat perbelanjaan juga membuat aturan sendiri. Aturan tersebut khususnya dalam hal pembatasan jumlah pengunjung dan waktu kunjungan.
Outlet IBox di Senayan City, misalnya, membatasi jumlah pengunjung tidak lebih dari lima orang dalam sekali waktu. Setiap pengunjung juga hanya diberi waktu 15 menit untuk masuk ke dalam toko.
Sales Assistant IBox, Kiko, mengatakan, mereka akan memastikan pengunjung untuk terlebih dulu tahu kebutuhannya. Jika setuju, pengunjung diharuskan mencuci tangan dengan hand sanitizer di pintu masuk, sebelum melihat atau menjajal produk yang dipajang.
”Pengunjung yang boleh masuk itu yang mau beli aja atau sudah pasti beli. Kalau mau lihat-lihat juga boleh, tapi kami batasi waktunya,” katanya.
Beberapa gerai pakaian di Plaza Senayan juga memberlakukan pembatasan pengunjung. Seperti di Zara. Pengunjung akan diminta mencuci tangan dengan hand sanitizer dan dicek suhu tubuhnya. Sementara di gerai peralatan olahraga Planet Sports, pengunjung bahkan tidak boleh mencoba pakaian dan aksesori yang dijual.