Pasar tradisional dan kereta rel listrik dipetakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai dua wilayah paling rawan sebagai kluster penyebaran Covid-19.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar/I Gusti Agung Bagus Angga Putra/ Tatang Mulyana Sinaga/Aguido Adri
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengaturan jumlah pengunjung di pasar tradisional dan penumpang KRL Jabodetabek menjadi kunci pencegahan penularan Covid-19. Akan tetapi, syaratnya penerapan, pengawasan, dan penegakan kedisiplinan protokol kesehatan diterapkan dengan tegas.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/7/2020), mengungkapkan, kedua sektor ini memiliki persoalan pelik terkait pengelolaannya guna mengendalikan persebaran wabah di dalamnya. Ia mengatakan, jajaran Pemprov DKI Jakarta, Gugus Tugas Covid-19, serta pengelola pasar dan KRL akan rapat pada Kamis (2/7) yang hingga pukul 18.00 belum menunjukkan ada kebijakan yang telah diambil.
Sebelumnya, DKI memutuskan memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi hingga 16 Juli. Penekanan PSBB kali ini adalah menekankan disiplin protokol kesehatan pada semua elemen masyarakat.
Kami agak susah (menegakkan protokol kesehatan) di pasar tradisional. (Muksin Al Fachry)
Permasalahan utama terkait pasar, menurut Anies, ialah tidak efektifnya metode pembukaan kios ganjil-genap yang sebelumnya diterapkan. Jumlah pengunjung tidak berkurang.
Sukarnya mengendalikan keramaian pasar mengakibatkannya menjadi kluster penularan virus korona baru. Total ada 19 pasar yang telah ditutup sementara karena pedagangnya positif Covid-19. DKI memetakan ada 153 pasar di bawah naungan Perusahaan Daerah Pasar Jaya dan 150 pasar rakyat berbasis komunitas.
Kepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang Selatan Muksin Al Fachry, Kamis, turut mengeluhkan tentang pasar tradisional. Menurut dia, pasar dan jalan raya merupakan dua lokasi yang kerap menimbulkan kerumunan selama penerapan PSBB.
”Paling sering ditemui pelanggaran di pasar dan tepi jalan. Kami agak susah (menegakkan protokol kesehatan) di pasar tradisional,” ujarnya.
Melalui siaran pers, Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, keputusan memperpanjang PSBB Tangerang Raya hingga 12 Juli pun diambil karena masyarakat masih mengabaikan protokol kesehatan di tempat-tempat umum, termasuk pasar tradisional.
Di Kabupaten Tangerang, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar dalam sepekan terakhir beberapa kali menyambangi pasar tradisional. Di sana, dia membagikan masker serta pelindung wajah kepada pengunjung dan pedagang. Meski demikian, pelanggaran protokol masih terus terjadi.
Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Dartanto mengatakan, membatasi pedagang berjualan justru kontraproduktif karena pasar tradisional adalah tumpuan hidup mayoritas masyarakat. Pedagang keliling di permukiman, masyarakat dari kelompok ekonomi menengah ke bawah, dan para pedagang pasar itu sendiri bergantung penghidupannya pada pasar tradisional.
”Aspek yang harus diatur adalah jumlah pengunjung, bukan pedagang di pasar,” kata pakar mikroekonometri tersebut.
David Tjahjana dari Komunitas Pengguna Kendaraan Umum serta mantan anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta menjelaskan, kepadatan penumpang di KRL karena masyarakat masih harus melakukan pergerakan fisik, baik untuk bekerja maupun berdagang.
”Perlu diingat, KRL hanya alat. Akar masalahnya kantor-kantor yang meminta pegawainya masuk kerja secara fisik. Kalau bisa, segala jenis pekerjaan yang bisa dilakukan dari jarak jauh dikerjakan dari tempat tinggal saja. Biar pekerja yang memang harus hadir secara fisik yang bergerak, misalnya tenaga kesehatan dan petugas keamanan,” ujarnya.
Bodebek masih tinggi
PSBB proporsional di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) diperpanjang hingga 16 Juli 2020. Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, kelima daerah di Bodebek masih termasuk level III atau zona kuning Covid-19.
”Dua minggu ke depan, kami akan intensifkan tes cepat, khususnya di Bodebek. Kawasan ini masih menjadi episentrum penyebaran Covid-19,” ujarnya, di Kota Bandung, Kamis (2/7).
Dari 405 kasus baru di Jawa Barat, 195 kasus di Bodebek. Penambahan kasus tertinggi seminggu terakhir terjadi di Kota Depok dengan 141 kasus.