Prostitusi Terselubung lewat Aplikasi Percakapan Berakhir dengan Pembunuhan
SS tewas dibunuh di kamarnya oleh BB yang baru dikenalnya melalui aplikasi kenalan daring.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Seorang perempuan berinisial SS yang berusia sekitar 24 tahun tewas dibunuh di kamar kontrakannya di Kelurahan Marga Mulya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, seusai berhubungan badan dengan pelaku berinisial BB. Korban dibunuh oleh BB yang baru dikenalnya melalui aplikasi kenalan daring. Motif pelaku menghabisi korban adalah untuk mencuri uang korban.
Wakil Kepala Kepolisan Resor Metro Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar Alfian mengatakan, sebelum pembunuhan itu terjadi, SS dan BB sepakat untuk bertemu pada Minggu (25/10/2020) malam di kamar kontrakan korban. Mereka berkenalan melalui aplikasi kenalan daring MiChat.
”Mereka sepakat harga Rp 450.000 untuk berhubungan badan. Setelah selesai, BB melihat korban ini ternyata punya uang di dompet. Lalu ada niat dari pelaku untuk memiliki uang tersebut,” kata Alfian, Senin (26/10/2020), di Bekasi.
Pelaku kemudian mengambil pisau yang sudah disimpan di tasnya, kemudian menusuk leher dan perut sebelah kiri korban. Usai membunuh, pelaku mengunci kamar korban dan melarikan diri.
”Karena kehabisan darah, korban meninggal di tempat. Pelaku yang melarikan diri sudah kami tangkap tadi malam sekitar pukul 21.00,” ucap Alfian.
Monang Pardede, Ketua RW 001 Kelurahan Marga Mulya, menambahkan, peristiwa pembunuhan itu diketahui pengurus wilayah sekitar pukul 20.00. Mereka kemudian mendampingi polisi membuka kamar kontrakan korban. Di dalam kamar itu, korban ditemukan sudah meninggal.
”Setelah selesai membunuh korban, pelaku menyerahkan diri ke polisi. Mungkin dia menyadari kesalahannya,” ujar Monang.
Tertutup
Monang mengatakan, korban SS baru mengontrak di wilayahnya selama satu minggu terakhir. Pengurus wilayah tidak begitu mengenal keseharian korban karena tidak ada laporan ke RW terkait dokumen identitas penghuni dari pemilik kontrakan.
”Kami tidak begitu tahu karena pemilik kontrakan tidak kooperatif dalam memberikan data. Kami sudah sering mendatangi tempat itu, tetapi akses ke dalam terbatas karena ada banyak bekingan. Sudah banyak warga yang komplain,” katanya.
Warga di wilayah itu sejak beberapa bulan terakhir mencurigai kemungkinan ada prostitusi terselubung di rumah kontrakan berlantai tiga tersebut. Selain itu, di salah satu apartemen di wilayah RW 001 juga diduga terdapat praktik serupa.
”Tempat-tempat itu, dari laporan warga, setiap malam ramai sekali. Ada banyak perempuan berpakaian bikini. Banyak juga tamu tidak dikenal yang keluar-masuk,” ujar Monang.
Kesan tertutup pengelola itu juga terlihat saat Kompas mendatangi lokasi pembunuhan pada Senin sore. Penjaga kontrakan menolak mengizinkan wartawan untuk melihat langsung suasana di sekitar kamar korban. Untuk bisa ke tempat itu, menurut penjaga kontrakan, harus bersama petugas kepolisian.