DKI Siapkan Hotel dan Wisma untuk Mengurai Pengungsi Kala Banjir
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan hotel dan wisma sebagai tempat pengungsian saat banjir. Tujuannya supaya tidak ada kerumunan di lokasi pengungsian sehingga memperbesar potensi penularan Covid-19.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hotel bintang satu atau dua dan wisma menurut rencana akan menjadi tempat pengungsian jika terjadi banjir di wilayah Jakarta. Perangkat kelurahan hingga rukun warga bertugas menyiapkan lokasi pengungsian terdekat dengan lokasi banjir.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Sabdo Kurnianto dalam siaran di kanal Youtube Pemprov DKI Jakarta menyampaikan bahwa hotel bintang satu atau dua dan wisma akan menjadi lokasi pengungsian dalam penanganan banjir di masa pandemi Covid-19.
”Posko (pengungsian) tidak pakai sekat. Diusahakan satu keluarga bisa tempati satu kamar sehingga bisa cegah penularan Covid-19, terutama di hotel, wisma, gelanggang olahraga, atau indekos yang telah dikoordinasi,” ucap Sabdo.
Hotel dan wisma akan menjadi tempat pengungsian apabila lokasi lainnya, seperti sekolah, tempat ibadah, dan gelanggang olahraga, sudah penuh atau berpotensi terjadi kerumunan.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Penanganan Pengungsi BPBD DKI Jakarta Wardoyo menuturkan, kelurahan dan rukun warga akan menentukan titik pengungsian terdekat dari lokasi banjir. Harapannya, warga tidak menciptakan kerumunan atau berjubel di lokasi pengungsian. ”Belum ada penentuan hotel dan wisma, masih tunggu perkembangan,” ujar Wardoyo, Senin (9/11/2020).
Aang (41), warga Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat, menyambut baik rencana menjadikan hotel dan wisma sebagai lokasi tambahan untuk pengungsi meskipun belum mendengar infirmasinya dari perangkat lurah dan rukun warga. Sebab, warga sekitar kelimpungan karena jumlah pengungsi tidak sebanding dengan luas lokasi. ”Kalau banjir, warga biasa mengungsi ke pos rukun warga. Desak-desakan di situ. Bagus kalau hotel dan wisma jadi lokasi pengungsi,” ucap Aang.
Ihin Solihin (45), warga Rawa Jati, Pancoran, Jakarta Selatan, belum mendengar kabar tentang hotel dan wisma akan difungsikan sebagai tempat pengungsian kalau terjadi banjir. Selama ini, warga yang bermukim di sekitar aliran Sungai Ciliwung mengungsi ke Puskesmas Kelurahan Rawa Jati dan perumahan warga yang tidak kena banjir.
Menurut dia, lokasi pengungsian cukup memadai karena tidak kelebihan kapasitas. Biasanya warga berada di lokasi pengungsian satu atau dua hari karena enggan berlama-lama meningalkan rumah. ”Belum ada info kalau soal itu (hotel dan wisma). Warga di sini kalau mengungsi tidak lama-lama, apalagi di lokasi yang jauh dari rumah,” kata Ihin.
Minggu (8/11/2020), selepas hujan tersisa genangan di sejumlah wilayah di Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta mencatat, banjir di Jakarta Timur teridentifikasi di satu wilayah RT di Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, dengan ketinggian genangan 10-30 sentimeter.
Di Jakarta Selatan, genangan teridentifikasi di delapan RT. Titik genangan itu tersebar di Kelurahan Kalibata, Kebagusan, Jagakarsa, dan Petogogan. Rata-rata ketinggian genangan 10-30 cm.
Hujan dan angin kencang yang terjadi juga mengakibatkan sejumlah pohon tumbang di dua tempat di Jakarta Timur. Meski tak ada korban jiwa, pohon yang tumbang itu menimpa sejumlah kendaraan bermotor.
Catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, selama tiga hari ke depan, peningkatan curah hujan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan banjir bandang, diperkirakan terjadi di sebagian wilayah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta.