Tanggal 24 dan 27 Desember Jadi Favorit Pengguna Kereta Api
Hingga Jumat (11/12/2020), tercatat 23 persen tiket kereta api selama libur Natal dan Tahun Baru telah terjual. Ada beberapa tanggal yang banyak dipilih calon penumpang.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sepekan menjelang libur Natal dan Tahun Baru, sekitar 23 persen tiket kereta api periode libur akhir tahun ini telah terjual. Di masa pandemi Covid-19, para penumpang tetap bisa membeli tiket kereta api lebih awal. Sebagian calon penumpang memesan tiket jauh-jauh hari karena khawatir kehabisan tiket.
Berdasarkan data PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada Jumat (11/12/2020) pukul 16.43, sejumlah 226.431 tiket untuk periode Natal dan Tahun Baru (18 Desember 2020-6 Januari 2021) telah terjual. Artinya, 23 persen tiket yang disediakan sudah terjual.
”Tanggal-tanggal favorit pelanggan adalah tanggal 24 dan 27 Desember 2020 serta 2 dan 3 Januari 2020,” kata Vice President Public Relations KAI Joni Martinus saat dihubungi dari Jakarta, Jumat sore.
Tiket kereta api untuk periode libur Natal dan Tahun Baru sudah bisa bisa dipesan sejak 23 November 2020 atau sebulan sebelum tanggal keberangkatan. Di masa pandemi ini, tiket kereta api yang dijual juga masih dibatasi hanya 70 persen dari kapasitas normal.
”Kami harap minat masyarakat kembali pulih dalam menggunakan moda transportasi kereta api pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2021. Kami tetap menerapkan protokol kesehatan secara disiplin,” tambah Joni.
Hal ini dimanfaatkan Julius (27) yang membeli tiket tujuan Semarang, Jawa Tengah, jauh-jauh hari sebelum periode libur Natal dan Tahun Baru, tepatnya pada awal Desember 2020. Karyawan swasta asal Jakarta Pusat ini akan merayakan Natal bersama keluarga besarnya di sana.
”Kayaknya orang-orang sudah enggak takut buat pulang kampung. Karena takut kehabisan tiket, makanya saya beli jauh-jauh hari,” ujarnya.
Julius membeli tiket kereta api Argo Sindoro untuk keberangkatan 23 Desember 2020. Pulangnya, Julius memesan tiket kereta api Tawang Jaya Premium pada 3 Januari 2020. Menurut dia, tiket yang tersedia saat itu relatif masih banyak.
Tanggal-tanggal favorit pelanggan adalah tanggal 24 dan 27 Desember 2020 serta 2 dan 3 Januari 2020.
Sebelumnya, pemerintah telah merevisi ketentuan cuti bersama pengganti libur Idul Fitri pada akhir tahun ini. Pemerintah memangkas periode cuti bersama sebanyak tiga hari, yakni pada 28, 29, dan 30 Desember 2020. Hal ini membuat Julius terpaksa mengubah rencana kepulangannya.
”Untungnya belum beli tiket. Tadinya mau cuti sebelum tanggal 24 Desember. Karena dikurangi (cuti bersamanya), cutinya jadi saya ambil tanggal 28-30 Desember,” katanya.
Sama halnya dengan Julius, Rengganis (25) juga merencanakan pulang ke Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Selain merayakan Natal bersama keluarga besar, ia juga akan memperingati dua tahun meninggalnya sang ibu.
Menurut rencana, Rengganis menuju Semarang pada 20 Desember 2020 dan kembali ke Jakarta 26 Desember 2020. ”Saya cuti empat hari dan dapat libur dua hari,” katanya.
Karyawan swasta asal Jakarta Pusat ini baru membeli tiket kereta api pada Jumat (11/12/2020) siang. Menurut dia, tiket yang tersedia masih banyak. Ia bisa leluasa memilih tempat duduk. Hanya saja, harga tiket libur Natal dan Tahun Baru di masa pandemi ini lebih mahal dari tahun lalu.
”Aku baru beli tiket berangkatnya, pakai kereta Argo Bromo Anggrek. Harganya mahal banget. Di atas Rp 500.000. Lebih mahal dibanding tahun lalu,” katanya.
Sementara Sabrina (23), karyawan swasta asal Jakarta Utara, dilarang perusahaannya mengambil cuti Natal dan Tahun Baru ini. Padahal, selama pandemi Covid-19, ia belum sekali pun pulang kampung ke Sleman, Yogyakarta.
Ia terpaksa mengambil cuti pada 14-18 Desember 2020 agar bisa pulang ke Sleman untuk bertemu dengan orangtuanya. ”Saya enggak boleh cuti pas Natal-Tahun Baru sama kantor. Makanya saya pulang besok. Ada untungnya, saya enggak susah nyari tiket kereta api,” ujarnya.
Sabrina terakhir kali pulang ke Sleman pada Maret 2020. Ia masih ingat betul, saat itu Covid-19 baru menjangkiti kurang dari 10 orang di Indonesia. Semenjak saat itu, ia menahan diri pulang pada momen Idul Fitri dan Idul Adha.
”Sebenarnya ini masih takut mau pulang, tetapi yakin sajalah karena saya sudah kangen orangtua,” katanya.
Sebelumnya, PT KAI telah melakukan inspeksi untuk mengecek kesiapan menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Inspeksi meliputi kesiapan sarana dan prasarana, fasilitas stasiun, penerapan protokol kesehatan, serta aspek penunjang lainnya.
Dalam inspeksi tersebut juga dilakukan identifikasi titik-titik rawan yang harus dijaga mengingat saat ini juga sedang berlangsung musim hujan. KAI mengantisipasi adanya 355 titik rawan banjir, longsor, amblesan, dan pencurian yang perlu mendapatkan perhatian ekstra. PT KAI juga akan menyiagakan 631 petugas pemeriksa jalur ekstra, 579 petugas penjaga pintu pelintasan ekstra, 334 petugas posko daerah rawan ekstra, serta 7.842 personel pengamanan.