PSBB Transisi Diperpanjang, Warga yang Ingin Rekreasi Beradaptasi
Warga Jakarta bersiasat agar bisa berekreasi selama masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi. Beberapa warga mengaku merindukan rekreasi sederhana di ruang terbuka seperti taman kota.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah tempat rekreasi dan ruang publik ditutup selama perpanjangan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi di Jakarta. Warga pun bersiasat mencari hiburan yang aman.
Warga Jakarta, Adi (40), kerap mengunjungi ruang publik terbuka ramah anak (RPTRA) di dekat rumahnya sebelum pandemi. Ia dan anaknya tidak lagi berkunjung ke sana karena RPTRA ditutup. Rekreasi sederhana itu pun diganti dengan mengunjungi alam terbuka di Bogor, Jawa Barat.
”Saya dan keluarga memilih ke Bogor, misalnya Taman Kencana. Kami ke sana dengan mengendarai mobil sendiri. Menurut saya, ruang terbuka sangat diperlukan publik. Sayang sekali harus tutup karena pandemi,” kata Adi di Jakarta, Senin (4/1/2020).
Ia berharap ruang terbuka, seperti taman, kembali dibuka, tetapi dengan pengawasan ketat pihak pengelola. Adapun seluruh taman kota dan hutan kota tutup sejak 30 Desember 2020 karena kasus Covid-19 naik. Penutupan terjadi hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Adapun Jakarta mencatat 189.243 kasus positif Covid-19 per hari ini. Ada 4.410 orang dirawat, 170.510 orang dinyatakan sembuh, 3.345 orang meninggal, dan 10.978 orang menjalani isolasi mandiri.
Warga Jakarta, Rumanto (30), rutin mendatangi Taman Langsat di Jakarta Selatan sebelum pandemi, minimal sekali seminggu. Taman dijadikan tempat melepas penat dari rumah kontrakan yang sempit. Ia juga kerap berolahraga dengan fasilitas yang ada di taman.
”Taman kota itu ruang yang mudah diakses dan murah. Paling hanya perlu bayar pakir Rp 2.000, tapi selebihnya gratis. Selama pandemi taman ditutup sehingga hiburan saya hanya nonton televisi dan ke pasar untuk lihat-lihat burung,” ujarnya.
Hal serupa dialami Narsum (49). Perantau asal Banjarnegara, Jawa Tengah, ini menghabiskan waktu luang dengan menonton televisi dan merawat burung peliharaannya. Kendati tidak gemar rekreasi, ia mengaku pandemi menyulitkan dia bepergian untuk menghibur diri.
Selain taman kota, Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta pun tutup hingga waktu yang belum ditentukan. Penutupan ini merupakan yang ketiga kali. Sebelumnya, Taman Margasatwa Ragunan tutup pada Maret 2020 dan dibuka Juni 2020, kemudian tutup kembali pada September 2020 dan buka Oktober 2020.
Taman kota itu ruang yang mudah diakses dan murah. Paling hanya perlu bayar pakir Rp 2.000, tapi selebihnya gratis. Taman ditutup selama pandemi sehingga hiburan saya hanya nonton televisi dan ke pasar untuk lihat-lihat burung
Taman Margasatwa Ragunan kembali ditutup pada 25 dan 31 Desember 2020, serta 1 Januari 2021 sesuai arahan Pemprov DKI Jakarta. Setelah tutup pada 25 Desember, taman ditutup sejak 30 Desember 2020 hingga sekarang.
”Jika nanti taman dibuka kembali, kami akan ikuti arahan pimpinan bagaimana ke depan. Bisa saja berlaku aturan yang lebih ketat, misalnya pengunjung harus tes cepat dulu sebelum masuk ke taman. Sebelumnya, kami mewajibkan pengunjung mendaftarkan diri secara daring, dicek suhu tubuhnya, dan mematuhi protokol kesehatan,” kata Kepala Satuan Pelaksana Promosi Taman Margasatwa Ragunan Ketut Widarsana.
Sementara itu, Taman Impian Jaya Ancol telah beroperasi kembali sejak tutup pada 25 Desember dan 31 Desember 2020 serta 1 Januari 2021. Tempat itu kembali dibuka pada 2 Januari 2021 dan dikunjungi 29.000 orang, sedangkan jumlah kunjungan pada 3 Januari 2021 adalah 27.000 orang. Pada musim puncak, seperti akhir tahun, Ancol bisa dikunjungi 60.000-120.000 orang.
Kini, jumlah pengunjung Ancol dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas maksimal. Dengan kapasitas maksimal 120.000 orang, Ancol hanya menerima 60.000 orang sehari selama pandemi.
”Selama ini jumlah kunjungan paling banyak di akhir pekan, tapi tidak sampai 60.000 orang. Jika kami lihat mulai ada kepadatan di dalam, kami terapkan sistem buka-tutup gerbang. Biasanya 70 persen orang yang masuk Ancol menuju ke pantai. Jadi kami atur pantai agar orang bisa menjaga jarak di sana,” ucap Head Corporate Communication Taman Impian Jaya Ancol Rika Lestari.
Selain taman dan ruang terbuka publik, warga juga mengunjungi mal untuk melepas penat dan kebosanan selama PSBB. Saat dihubungi terpisah, Public Relations Manager Senayan City Leonardo mengatakan, mal banyak dikunjungi saat Natal dan Tahun Baru. Kebanyakan pengunjung belanja kebutuhan harian dan mengejar diskon akhir tahun.
”Namun, peningkatan jumlah pengunjung kami pantau agar tidak melanggar peraturan pemerintah mengenai kapasitas pengunjung yang dibatasi 50% saja,” katanya.