Area Pencarian Diperluas, Jumlah Kapal SAR Sriwijaya Air Ditambah
Operasi di laut menjadi ujung tombak dalam upaya mencari serpihan pesawat ataupun jasad korban kecelakaan.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Area pencarian dan pertolongan atau SAR terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 lebih luas lagi pada Senin (11/1/2021) dibanding sebelumnya. Jumlah kapal yang terlibat dalam operasi tersebut ditambah dari sedikitnya 30 kapal menjadi 53 kapal.
Selain itu, terdapat pula 20 sarana angkut yang lebih kecil untuk SAR di laut, antara lain berupa sea rider, jetski, dan rigid inflatable boat (RIB). ”Jumlah ini sudah sangat cukup untuk kita efektifkan dalam pencarian dan pertolongan,” ucap Direktur Operasi Badan SAR Nasional Brigadir Jenderal (Mar) Rasman, Senin pagi, di Posko SAR Gabungan di Pelabuhan JICT II Tanjung Priok, Jakarta.
Sedikitnya 2.600 personel terlibat dalam operasi SAR hari ketiga pada Senin. Rasman menyebutkan, operasi di laut menjadi ujung tombak dalam upaya mencari serpihan pesawat dan jasad korban kecelakaan. Fokus pada pencarian di bawah air, tetapi sejumlah personel juga tetap bekerja mencari di permukaan air, mempertimbangkan terdapat barang bukti yang terdampar di pesisir daratan karena faktor arus dan gelombang laut.
Dukungan alat utama udara bakal dimanfaatkan jika dibutuhkan. Saat ini, sebanyak 13 pesawat bersiaga menunggu panggilan dari Basarnas, kementerian dan lembaga, serta instansi-instansi lain.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak, Kalimantan Barat, hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40. Pesawat diduga kuat jatuh di perairan Kepulauan Seribu, antara Pulau Lancang dan Pulau Laki di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.
Rasman menjelaskan, pada hari pertama dan kedua pencarian area operasi terbagi menjadi empat sektor, area di hari ketiga meluas dan terbagi jadi enam sektor. Luasnya 330 mil laut persegi (sekitar 1.131,87 kilometer persegi).
”Tentu yang saya sampaikan ini bisa berkembang di lapangan, bisa saja terjadi perubahan-perubahan,” ujar SAR Mission Coordinator (SMC) ini.
Rasman memastikan, tim gabungan SAR bekerja 24 jam. Buktinya, pada Minggu (10/1/2021) pukul 21.30 masih terdapat unsur yang menyerahkan barang bukti. Sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam operasi. Barang-barang bukti yang diserahkan bisa didistribusikan dengan baik. Tim pada Senin ini juga terbantu dengan cuaca yang sangat bersahabat.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menuturkan, pancaran sinyal yang diduga kuat dari kotak hitam pesawat SJ-182 telah terpantau. Guna memudahkan pencarian, petugas SAR gabungan sudah menandai posisinya.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menambahkan, KNKT bersama tim gabungan fokus mencari kotak hitam pesawat. KNKT juga menyediakan tiga alat pinger finder yang sudah berada di KRI Rigel.
”Segera dilakukan pencarian oleh para penyelam menggunakan alat portable pinger finder. Jadi, konsentrasi kami ini adalah mencari kedua kotak hitam dan mengidentifikasi bagian pesawat yang sudah ditemukan,” kata Soerjanto (Kompas, 11/1).