Tim Penyelam Lanjutkan Pencarian Perekam Suara Kokpit Sriwijaya Air
Sebanyak 3.300 personel terlibat dalam pencarian korban dan ”voice cockpit recorder” atau VCR yang merupakan rekaman pembicaraan pilot di kokpit pesawat Sriwijaya Air. Pencarian difokuskan pada enam sektor.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perburuan atas perangkat perekam suara di kokpit atau cockpit voice recorder dari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan nomor registrasi PK-CLC, yang jatuh di Kepulaun Seribu, DKI Jakarta, mulai dilanjutkan. Pencarian pun difokuskan di enam sektor.
Direktur Operasinal Badan SAR Nasional (Basarnas) Brigadir Jenderal (Mar) Rasman, dalam jumpa pers di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/1/2021), mengatakan, tim penyelam dari seluruh unsur laut akan fokus mencari CVR di enam sektor.
Ia berharap kapal-kapal yang dikhususkan mendeteksi sinyal kotak hitam (black box) di bawah air dapat bekerja maksimal. Dengan begitu, pencarian yang dilakukan para penyelam juga bisa lebih fokus.
Kapal-kapal yang dikhususkan mendeteksi sinyal kotak hitam (black box) di bawah air dapat bekerja maksimal. Dengan begitu, pencarian yang dilakukan para penyelam juga bisa lebih fokus.
Sebelumnya, Selasa (12/1), Tim Satgas Penyelaman TNI AL telah menemukan perekam data penerbangan (flight data recorder/FDR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Data dari perekam suara di kokpit (CVR) tetap dibutuhkan untuk dipadukan dengan data FDR.
FDR berisi data penerbangan, seperti arah, kecepatan, dan ketinggian pesawat. Adapun CVR adalah rekaman percakapan di kokpit. Keduanya menjadi bagian dari kotak hitam yang terpasang di bagian ekor pesawat karena relatif aman dari benturan saat kecelakaan.
”Mudah-mudahan dari enam sektor itu, apalagi kemarin kami mendapatkan hasil yang signifikan dan hari ini juga kami masih berharap. Kalau kemarin yang ditemukan adalah FDR, sekarang mungkin harapan kami adalah CVR juga kami bisa dapatkan,” tutur Rasman.
Namun, lanjut Rasman, secara simultan, pencarian terhadap korban dan puing-puing pesawat juga terus dilakukan. Data terakhir dari Basarnas, telah terdapat 139 kantong jenazah dan 26 kantong berisikan puing pesawat Sriwijaya.
Rasman menjelaskan, pada pencarian hari kelima ini, sekitar 3.300 personel dari seluruh unsur terlibat, baik di lapangan maupun di Dermaga JICT 2. Kemudian, jumlah ambulans juga ditambah.
”Karena kemarin kami memang mendapatkan hasil banyak berkaitan dengan korban. Hari ini stand by siap dioperasionalkan sebanyak 30 kendaraan,” kata Rasman.
Pada pencarian hari kelima ini, sekitar 3.300 personel dari seluruh unsur terlibat, baik di lapangan maupun di Dermaga JICT 2. Kemudian, jumlah ambulans juga ditambah.
Penerbitan akta kematian
Tim dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah menerbitkan akta kematian Okky Bisma, salah satu korban Sriwijaya Air SJ-182. Akta kematian tersebut langsung diserahkan kepada keluarga pada Selasa (12/1).
”Kami menerbitkan akta kematian atas nama Bapak Okky Bisma. Hari ini akan kami serahkan ke keluarga yang mewakili korban dan ditindaklanjuti oleh Jasa Raharja,” kata Direktur Jenderal Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh.
Sebagaimana diberitakan, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil melakukan identifikasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 atas nama Okky Bisma berdasarkan hasil kecocokan sidik jari dengan data KTP elektronik (KTP-el).
Zudan memastikan tidak ada mekanisme rumit yang harus ditempuh keluarga yang ditinggalkan. ”Pembuatan akta kematian ini agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya oleh keluarga dan pihak-pihak terkait,” ucapnya.
Rabu ini, tim dari Dukcapil akan menerbitkan lagi sebanyak tiga akta kematian dan dokumen kependudukan lainnya sesuai kebutuhan keluarga korban.
”Kemarin, pada Selasa sore sudah ditemukan lagi tiga korban yang beralamat di Kota Surabaya, Kota Pontianak, dan Jakarta Selatan,” ucap Zudan.