Tim Pencari Semakin Banyak Temukan Jejak Penumpang
Tim pencari korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 semakin banyak menemukan jejak manusia dan barang-barang yang diduga milik penumpang serta kru pesawat di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim pencari dan penyelamat pada hari ke-6 membawa puluhan kantong temuan dari lokasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Pencarian dan penyelamatan terus berlanjut dengan dukungan robot dan teknologi bawah air karena keterbatasan jarak pandang penyelam.
Kamis (14/1/2021) pukul 16.40, Kapal Negara SAR Karna tiba di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dari kapal ini, petugas gabungan menurunkan satu kantong berisi serpihan pesawat dan 36 kantong berisi bagian tubuh dan barang-barang milik penumpang serta kru pesawat.
Selanjutnya Kapten Kapal KN SAR Karna menyerahkan hasil temuan dari tim gabungan dari perairan Kepulauan Seribu itu kepada perwakilan Komite Nasional Keselamatan Transportasi dan Disaster Victim Identification.
Pencarian dan penyelamatan pada hari ke-6 fokus pada cockpit voice recorder (CVR), korban, dan puing-puing pesawat. Sebanyak 268 penyelam dengan bantuan robot dan teknologi menyisir di bawah air dan 4.000 petugas gabungan bergerak di permukaan air.
Direktur Operasi Badan SAR Nasional Rasman MS, Kamis (14/1/2021), di Dermaga JICT Pelabuhan Tanjung Priok menyampaikan, area pencarian dan penyelamatan di enam sektor di permukaan air diperluas supaya dapat menemukan benda yang terbawa arus. Sementara di bawah air dibantu teknologi, salah satunya robot bawah laut atau ROV.
Kapal Riset Baruna Jaya IV menemukan 34 titik pecahan puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada hari pertama operasi pencarian menggunakan teknologi robot bawah laut di perairan Kepulauan Seribu. Puluhan puing pesawat di dasar laut itu keberadaannya rata-rata berjarak sekitar 52 meter dari temuan perekaman data penerbangan atau FDR Sriwijaya Air.
Sementara itu, Komando Armada I mengerahkan berbagai kapal dan prajurit untuk menemukan data rekaman pembicaraan pilot atau VCR. ”Misi pencarian ini merupakan misi kemanusiaan. Pencarian tetap kami fokuskan terhadap korban. Apa pun yang kami temukan di bawah selalu diupayakan untuk diangkat,” kata Panglima Komando Armada I Laksda Abdul Rasyid yang memimpin upaya pencarian korban, Kamis (14/1/2021), di Jakarta.
Kepala Dinas Penerangan Armada I Letkol Fajar Tri Rochadi menambahkan, saat ini robot bawah laut dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tengah dioperasikan untuk mencari VCR. Dengan demikian, para penyelam TNI AL akan naik lebih dahulu agar tidak mengganggu kerja ROV. ”Radius pencarian sudah menyempit, tetapi bisa dikembangkan lagi,” kata Fajar.