RS Lapangan Beroperasi, Kota Bogor Siapkan Tambahan Fasilitas
Kondisi Kota Bogor masih kritis dan darurat. Kedisiplinan untuk taat pada protokol kesehatan harus ketat dilakukan jika tak ingin rumah sakit penuh.
Oleh
AGUIDO ADRI
·6 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Kota Bogor meresmikan rumah sakit lapangan GOR Pajajaran untuk pasien bergejala ringan dengan penyakit penyerta, Senin (18/1/2021). Pemerintah setempat masih akan menyiapkan tambahan fasilitas seperti gedung dan hotel sebagai ruang isolasi untuk antisipasi lonjakan kasus. Saat ini, penambahan kasus positif di Kota Bogor, Jawa Barat, sudah mencapai rata-rata 80 kasus dalam sepekan.
Wali Kota Bima Arya mengatakan, sejak akhir tahun, kasus harian positif Covid-19 terus meningkat hingga pertengahan Januari 2021. Penambahan kasus itu berdampak pada kritisnya ruang isolasi dan ICU di rumah sakit sehingga banyak warga yang terkonfirmasi positif tidak mendapat perawatan.
Berdasarkan pembaruan data terakhir, Senin (18/1/2021) pukul 16.30, kasus harian positif Kota Bogor memecahkan rekor mencapai 90 kasus. Total kasus positif mencapai 6.816 orang, pasien sakit 1.224 kasus, meninggal 146 kasus, dan pasien sembuh 5.446 kasus. Dalam sepekan, rata-rata kasus harian mencapai 80 kasus.
Jaga diri, jaga keluarga, tetap disiplin protokol kesehatan. Hanya itu kuncinya. (Ridwan Kamil)
Tingginya jumlah kasus, kata Bima, membuat banyak warga yang terpapar Covid-19 sulit mendapatkan akses kesehatan serta ruang perawatan. Oleh karena itu, beroperasinya rumah sakit lapangan GOR Pajajaran diharapkan bisa menurunkan tingkat okupansi tempat tidur dan warga bisa mendapatkan perawatan.
Bima menuturkan, sejumlah rumah sakit sudah menambah ruang isolasi atau tempat tidur dan ruang ICU. Penambahan tersebut cukup mengurangi okupansi tempat tidur. Meski begitu, Kota Bogor masih dalam kondisi kritis.
Di awal Januari, okupansi tempat tidur mencapai lebih dari 80 persen dan ruang ICU bahkan pernah mencapai 100 persen. Sementara data pada Kamis (14/1/2021), tempat tidur isolasi yang terisi sebanyak 546 dari total 722 tempat tidur atau persentase keterisian mencapai 75,6 persen. Ketersediaan ruang ICU di 21 rumah sakit mencapai 78,1 persen. Adapun data pada Minggu (17/1/2021), dari total 766 tempat tidur, keterisian mencapai 552 tempat tidur (72,1 persen); dan dari 36 tempat tidur di 21 rumah sakit, keterisian mencapai 25 persen (69, 4 persen).
”Setiap hari saya mendapatkan keluhan warga yang putus asa. Mereka meminta dengan sangat akses kamar atau tempat tidur. Saya tahu rumah sakit bekerja keras semaksimal mungkin. Namun, fakta menunjukkan tingkat keterisian tempat tidur jauh di atas normal. Untuk itu, mutlak menambah tempat tidur, tenaga kesehatan, dan fasilitas kesehatan. Ini menjadi ihktiar kita bersama menyelamatkan banyak nyawa di Kota Bogor,” kata Bima, Senin (18/1/2021).
Rumah sakit lapangan GOR Pajajaran menyediakan 56 tempat tidur dan 8 tempat tidur di IGD dengan 44 perawat, 10 dokter spesialis paru, dan 10 dokter umum. Rumah sakit lapangan itu diperuntukan bagi 70 persen Kota Bogor dan 30 persen bagi warga luar Kota Bogor. Mereka yang mendapat perawatan adalah warga yang terkonfirmasi positif bergejala ringan dengan penyakit penyerta.
”Kita dalam kondisi kritis dan darurat. Kita prihatin. Setiap hari banyak warga yang harus difasilitasi. Ada juga warga yang tidak mendapat perawat sehingga meninggal. Oleh karena itu, warga yang masih tidak taat protokol kesehatan dengan berkumpul, bepergian, dan jalan-jalan mengakibatkan jumlah kasus tinggi. Kami melarang keras. Acara dikurangi, kurangi mobilitas, dan kerumunan. Ini pesan untuk kita semua. Kasihan nakes kita. Liburan berbanding lurus dengan bertambahnya korban tenaga kesehatan. Ini ironis,” tegas Bima dengan nada tinggi.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dengan beroperasinya rumah sakit lapangan GOR Pajajaran, warga yang terpapar bisa terlayani dan mendapat perawatan intensif. Namun, rumah sakit lapangan hanya boleh diisi pasien dengan gejala ringan agar tingkat keterisian di rumah sakit rujukan tidak tinggi atau penuh. Rumah sakit rujukan hanya boleh diisi pasien dengan gejala sedang dan berat.
Setelah rumah sakit lapangan, kata Kamil, Pemkot Bogor harus terus berinisiatif untuk menambah layanan kesehatan. Sebab, dengan peningkatan kasus positif, keberadaan fasilitas kesehatan sangat penting dan dibutuhkan. Selain itu, fokus dan prioritas kesehatan tenaga kesehatan juga harus menjadi perhatian.
”Pemkot Bogor juga harus terus bersiap dengan kemungkinan terburuk, peningkatan kasus dengan membuat perencanaan penambahan rumah sakit lapangan atau fasilitas gedung lainnya. Dari sekarang harus segera diriset untuk tempat perawatan. Penyakit ini membuat kesedihan, tidak mengenal siapa pun. Jaga diri, jaga keluarga, tetap disiplin protokol kesehatan. Hanya itu kuncinya. Semoga dalam setahun ini program vaksin bisa selesai. Kita lalui semoga berlalu,” kata Kamil.
Kamil mengakui, peningkatan kasus positif karena kepatuhan protokol kesehatan sangat lemah. Tidak hanya tugas pemerintah dalam ketegasan mengawasi protokol kesehatan sesuai dengan kebijakan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), semua pihak dari lembaga hingga warga juga harus memiliki kesadaran untuk taat pada protokol kesehatan.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Berton Suar Panjaitan mengatakan, ada tantangan besar untuk meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan. Berdasarkan kajian, lanjut Berton, terjadi penurunan persepsi warga terhadap besarnya risiko paparan Covid-19.
Pada Oktober 2020, angka warga yang memakai masker mencapai 84,77 persen. Namun, kepatuhan bermasker semakin menurun mencapai 55,2 persen pada 31 Desember. Pada periode yang sama, persentase jaga jarak mencapai 69,04 persen, turun menjadi 39,51 persen.
”Ini tantangan besar untuk kita. Dampaknya, angka penularan dan kematian meningkat tajam di Indonesia. Ketidakpatuhan protokol kesehatan mengakibatkan jumlah paparan Covid-19 dan kematian di kalangan warga dan tenaga kesehatan terus meningkat. Dari data kami, pada Oktober lalu dokter yang meninggal 24 kasus. Pada akhir Desember meningkat menjadi 52 kasus. Kita sepakat tenaga kesehatan harus kita lindungi, begitu pula warga. Protokol kesehatan benar harus disiplin,” kata Berton.
Bima melanjutkan, setelah BNN Lido dan rumah sakit lapangan GOR Pajajaran, pihaknya saat ini sedang berusaha menyiapkan tambahan fasilitas non-kesehatan untuk pasien tanpa gejala guna menghadapi situasi terburuk jika terjadi lonjakan kasus. Berdasarkan perkiraan, hingga Desember 2021, jumlah akumulatif mencapai 11.000 kasus dengan asumsi efektivitas vaksin mencapai 80 persen. Dari angka tersebut, pemerintah setempat setidaknya harus menyiapkan penambahan tempat tidur sekitar 12 persen.
”Ke depan kami masih berusaha secepat mungkin untuk menyiapkan tempat isolasi orang tanpa gejala. Dalam kondisi seperti ini kami tindak ingin main-main. Kami siapkan skenario untuk penyiapan tempat lain. Harus kita siapkan sekarang daripada nanti kita tidak siap dan kekurangan,” kata Bima.
Bima juga sepakat kepatuhan protokol kesehatan harus semakin ketat. Pihaknya bersama TNI, Polri, dan Satpol PP akan menindak tegas pelanggar aturan PPKM.
”Kami tidak main-main terhadap pelanggar protokol kesehatan. Jika ada pelanggaran seperti melanggar pembatasan 25 persen, tidak ada peringatan, langsung kami tutup. Kemarin ada tempat usaha yang langsung kami tutup. kepolisian sisir jalan untuk menindak kedisplinan. Jalan Sudirman sudah kita tutup. Akan menyusul titik-titik lainnya,” kata Bima.