Hari Pertama Bertugas, Sekda DKI Marullah Matali Fokus Tangani Covid-19
Tanpa keterlibatan masyarakat menerapkan protokol kesehatan, akan sulit bagi Jakarta untuk keluar dari situasi pandemi.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Marullah Matali dilantik menjadi Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Senin (18/1/2021) kemarin. Ia menggantikan Saefullah yang meninggal tahun lalu. Fokus kerja sekda tahun 2021 masih menangani pandemi Covid-19. Pada hari pertamanya bertugas, Selasa (19/1/2021) ini, ia pun akan mulai terjun dan fokus pada penanganan pandemi Covid-19 di Ibu Kota.
”Waktu memberi amanat, Bapak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan ada rencana pembangunan jangka menengah daerah dan kegiatan strategis daerah, seperti pembenahan berbagai layanan publik. Akan tetapi, prioritas tetap pada segala aspek terkait pandemi,” ujar Marullah ketika berjumpa dengan wartawan seusai dilantik.
Marullah sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Selatan. Ia mengikuti lelang jabatan sekretaris daerah bersama dengan Sri Haryati, Asisten Keuangan dan Ekonomi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah sementara pemilihan pejabat berlangsung. Adapun tampuk kepemimpinan di Jakarta Selatan kini ada di tangan Isnawa Aji yang sebelumnya adalah Wakil Wali Kota Jakarta Selatan.
Ia menuturkan, menurut Gubernur selaku Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jakarta, keadaan di Ibu Kota sudah gawat. Angka penularan tinggi dan jumlah kasus positif meningkat setiap hari.
Mengerikan sekali. Angka kasus positif sudah 1:50 sekarang. Kita semua berisiko tertular. (Prasetio Edi Marsudi)
”Selain menyebarluaskan vaksin, pendidikan masyarakat juga tetap sangat penting. Tanpa keterlibatan masyarakat menerapkan protokol kesehatan akan sulit bagi Jakarta untuk keluar dari situasi pandemi,” kata Marullah.
Dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia Tatri Lestari Handayani mengungkapkan, per tanggal 18 Januari ada 2.361 kasus positif Covid-19 yang baru terdeteksi. Total individu yang dites hari ini adalah 10.012 orang dengan metode uji usap reaksi berantai polimerase (PCR).
Ia mengatakan, dari segi jumlah kasus aktif ada 21.200 orang yang dirawat di rumah sakit rujukan maupun menjalani isolasi. Angka ini turun 479 kasus dibandingkan tanggal 17 Januari. Secara umum, tingkat kesembuhan di Ibu Kota adalah 89,1 persen. Angka kematian memang relatif rendah, yakni 1,7 persen. Akan tetapi, ini setara dengan nyawa 3.815 orang.
Angka rata-rata penularan meningkat dari 13 persen di pekan lalu menjadi 17,9 persen pada 18 Januari. Artinya, walaupun Jakarta tengah menjalani pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), orang-orang tetap terkena Covid-19.
Manfaatkan hotel
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan, sekretariat daerah diminta membuka kerja sama dengan hotel-hotel swasta secara lebih luas untuk dijadikan tempat isolasi mandiri bagi pasien tidak bergejala. Menurut dia, daripada hotel-hotel menganggur karena tidak ada tamu, lebih baik terlibat dalam penanganan pandemi.
”Mengerikan sekali. Angka kasus positif sudah 1:50 sekarang. Kita semua berisiko tertular,” ucapnya.
Ia juga meminta pemerintah dan masyarakat menyiapkan sistem karantina lokal. Pemprov DKI Jakarta memiliki data setiap kelurahan hingga rincian kluster per wilayah. Hendaknya ada pembatasan sosial berskala lokal seperti di rukun tetangga atau rukun warga agar penularan terkendali.
”Selain pendekatan masif, juga harus ada pendekatan kecil-kecil tapi mendetail. Sekretariat daerah yang punya kewenangan mengarahkan satuan kerja pemerintah daerah untuk pelaksanaannya,” kata Prasetio.