Luapan Kali Angke dan Kali Leduk Menggenangi Sebagian Tangerang
Hujan ekstrem lagi-lagi disebut sebagai pemicu meningkatnya volume Kali Leduk dan Kali Angke yang menyebabkan sebagian Kota Tangerang tergenang banjir.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS—Hampir seluruh rukun warga di Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, terdampak banjir pada Sabtu (20/2/2021) pasca hujan lebat sejak dini hari. Kondisi hingga pukul 17.00 di salah satu area perumahan di sana, Ciledug Indah 1, air banjir masih setinggi lebih kurang dua meter.
“Tinggi air hampir seatap. Jalannya memang menurun,” ucap warga Jalan Bayu II Perumahan Ciledug Indah 1, Rizky Aziz (25). Ia bercerita, air mula-mula masuk ke kompleksnya sekitar pukul 04.30. Ketinggian air lantas naik secara cepat dan mencapai tinggi sekitar dua meter pada pukul 12.00.
Pada sore hari Rizky keluar untuk mencari sepeda motornya yang hanyut. Sejumlah barang di rumah keluarganya sudah terendam air, seperti kasur dan pakaian. Untungnya, mereka masih sempat menyelamatkan mobil.
Lurah Pedurenan Ashari Hermawan mengatakan, dari total 12 RW di wilayahnya, hanya warga di RW 12 yang tidak terdampak banjir. RW 12 pun hanya berisi dua rukun tetangga.
Kita berharap masyarakat yang tidak terdampak banjir jangan keluar. Jangan dilihatin, karena kita masih di tengah pandemi Covid-19. (Arief R Wismansyah)
“Jumlah warga yang terkena banjir kurang lebih 2.000 keluarga, terdiri dari 9.000-an jiwa,” ujar Ashari. Pos pengungsian dibuat di salah satu masjid, sejauh ini diisi sekitar 200 warga terdampak. Kecamatan Karang Tengah bersama Komando Rayon Militer 04/Ciledug dan Kepolisian Sektor Ciledug juga membuat dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan pengungsi.
Menurut Ashari, penyebab utama banjir di Pedurenan adalah meluapnya Kali Angke karena mendapat kiriman debit air dari arah Bogor. Meskipun terdapat tanggul sepanjang aliran kali di sana, air tetap lebih tinggi sehingga melimpas ke jalan lalu masuk ke perumahan-perumahan di sekitarnya.
Banjir juga berdampak pada warga di Kelurahan Sudimara Barat, Kecamatan Ciledug, yang berbatasan dengan Kelurahan Pedurenan. Penghuni Kompleks Griya Kencana 1, Galuh Permadi (20), menuturkan, air banjir pada Sabtu sore di lingkungan tinggalnya setinggi dada orang dewasa atau sekitar 130 centimeter. “Sudah turun, tadinya sehidung (lebih kurang 160 cm),” ucapnya.
Galuh menambahkan, banjir kali ini lebih parah dibanding banjir tahun baru 2020. Saat itu, ketinggian air di Griya Kencana 1 sekitar satu meter. Ashari dan Rizky juga berpendapat banjir kali ini lebih parah di Pedurenan.
Gubernur Banten Wahidin Halim sempat meninjau lokasi terdampak banjir di Kota Tangerang, yakni di sekitar Jalan Raya Ciledug. Terkait penyebab di sana, ia menyebut hujan berintensitas tinggi turun di hulu sungai membuat air di Kali Leduk meluap sehingga melimpas ke permukiman-permukiman warga.
"Baik Pemprov (Pemerintah Provinsi Banten), Pemkot (Pemerintah Kota Tangerang), dan pemerintah pusat sudah melakukan upaya membuat tanggul-tanggul. Untuk penanganan banjir ini kita sedang koordinasi dengan Pemkot Tangerang," ujar Wahidin.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten Nana Suryana mengatakan, rincian wilayah yang terendam banjir di Kota Tangerang masih dalam tahap penilaian tim. Namun, ia mencontohkan, di Perumahan Pinang Griya Kecamatan Pinang, banjir melanda 1.520 rumah.
Berdasarkan data sementara Pemkot Tangerang, terdapat sembilan kecamatan yang terdampak banjir, antara lain Kecamatan Ciledug, Karang Tengah, Pinang, Periuk, dan Cipondoh. "Kita berharap masyarakat yang tidak terdampak banjir jangan keluar. Jangan dilihatin, karena kita masih di tengah pandemi Covid-19,” kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.
Sementara itu, curah hujan yang tinggi di Jabodetabek membuat sungai-sungai di Kabupaten Tangerang turut meluap. Banjir melanda di Bencongan Kecamatan Kelapa Dua, Binong, Kadu, dan Kadu Jaya di Kecamatan Curug, Perumahan Kuta Jaya di Kecamatan Pasar Kemis, Desa Karet Kecamatan Sepatan Timur, serta Bukit Tiara dan Geria Yasa di Cikupa.
Bupati Tangerang A Zaki Iskandar mendatangi lokasi banjir di Perumnas 3 Kelapa Dua, Kampung Cibogo Kulon Curug Kulon, dan Kelurahan Bencongan. “Saat ini dari BPBD Kabupaten sudah turun ke lokasi banjir dan mengevakuasi warga yang menjadi korban. Bantuan sudah kita siapkan buat warga yang membutuhkan,” katanya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch Maesyal Rasyid meninjau banjir di Binong Curug. Ia menyampaikan, saluran air di Binong sudah dinormalisasi tahun 2020 dan tanggul penahan air juga sudah dibangun. Namun, debit air dan curah hujan yang tinggi membuat banjir tidak terelakkan.
Di Kota Tangerang Selatan, setidaknya terdapat 22 titik banjir. Sebanyak delapan lokasi berada di Kecamatan Pondok Aren, yaitu Kampung Bulak, Pondok Maharta, Perumahan Jurang Mangu Permai, Perumahan Pondok Safari Indah, Perumahan Taman Mangu Indah, Jalan Ceger Gang Sejahtera, Perumahan Pondok Kacang Prima, dan Kantor Kelurahan Jurang Mangu Barat.
Di Pondok Maharta Kelurahan Pondok Kacang Timur, pantauan sekitar pukul 15.30 menunjukkan, air setinggi 30 cm di jalan sepanjang sisi sebuah kali. Salah seorang warga, John (50), menyebutkan, air banjir mencapai tinggi satu meter di jalan pada pukul 03.30.
Karena tinggi lantai rumah John hanya 30 cm dari muka jalan, air pun masuk ke lantai satu rumahnya hingga setinggi 70 cm. Untungnya, para karyawan usaha konveksinya masih di rumah itu sehingga bisa cepat menyelamatkan mesin jahit dan kain bahan ke lantai dua saat air kali mulai meluap.