Volume Kendaraan Meningkat di H-1 Isra Miraj, Arus Masih Kondusif Tanpa Rekayasa
Kondisi lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek pada Rabu (10/3/2021) dinilai mirip dengan situasi setiap menjelang akhir pekan normal. Ini berbeda dengan ketika masyarakat menikmati sejumlah libur panjang tahun lalu.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Catatan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, volume kendaraan yang melewati jalan tol untuk meninggalkan area Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi pada Rabu (10/3/2021) meningkat 24,09 persen dibandingkan waktu normal. Namun, arus lalu lintas hingga Kamis (11/3/2021) siang atau hari-H libur Isra Miraj Nabi Muhammad SAW terpantau masih kondusif tanpa perlu rekayasa.
”Sebanyak 153.895 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-1 (Rabu) libur Isra Miraj tahun 2021,” ucap Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru dalam keterangan tertulis pada Kamis. Adapun pada Rabu (3/3/2021), pekan sebelumnya, jumlah total kendaraan yang meninggalkan Jabotabek 124.020 unit.
Heru menjelaskan, angka itu merupakan akumulasi lalu lintas dari sejumlah gerbang tol (GT) barrier atau utama, yaitu GT Cikupa untuk kendaraan yang mengarah ke barat, GT Ciawi (arah selatan), serta GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah timur).
Bukan peringatannya yang dilarang, melainkan kerumunannya yang dilarang. Mesti jelas pesannya.
Mayoritas kendaraan meninggalkan Jabotabek ke arah timur melalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek, yakni sebanyak 72.408 kendaraan atau 47,05 persen. Terdapat kenaikan volume kendaraan sebesar 44,86 persen dibandingkan lalu lintas normal khusus untuk yang ke timur.
Adapun 47.460 kendaraan (30,84 persen) menuju ke arah barat atau terjadi peningkatan 6,62 persen dibandingkan lalu lintas normal. Sementara itu, sebanyak 34.027 kendaraan (22,11 persen) menuju ke selatan naik 21,45 persen dibandingkan lalu lintas normal.
Kepala Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Jakarta-Cikampek Korps Lalu Lintas Polri Komisaris Faisal Andri mengatakan, peningkatan volume kendaraan meninggalkan Jakarta dan sekitarnya yang mengarah ke timur belum termasuk signifikan. ”Arus lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek dari kemarin (Rabu) sampai menjelang siang ini masih normal seperti halnya libur biasa,” ujarnya.
Menurut Faisal, kondisi lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek pada Rabu mirip dengan situasi setiap Jumat atau menjelang akhir pekan normal. Ini berbeda dengan ketika masyarakat menikmati sejumlah libur panjang tahun lalu.
Sebagai gambaran, salah satu rangkaian libur panjang pada 2020 adalah tanggal 28 Oktober-1 November. Itu lantaran ada libur Maulid Nabi Muhammad SAW tanggal 29 Oktober plus cuti bersama 28 dan 30 Oktober, sedangkan 31 Oktober dan 1 November adalah hari Sabtu dan Minggu.
Pada tanggal 28 Oktober atau H-1 Maulid Nabi 2020, sebanyak 188.981 kendaraan meninggalkan Jakarta dan sekitarnya, lebih banyak 35.086 unit dibandingkan H-1 Isra Miraj 2021. Untuk yang mengarah ke timur, pada H-1 Maulid Nabi 2020 ada 100.719 kendaraan atau lebih banyak 28.311 kendaraan daripada H-1 Isra Miraj.
Faisal memperkirakan, pada Jumat (12/3/2021) juga tidak akan ada lonjakan volume kendaraan yang meninggalkan Jakarta melalui Tol Jakarta-Cikampek. ”Mungkin karena hari Jumat ada penghapusan cuti bersama dari pemerintah. Jadi, mungkin tidak banyak warga Jakarta yang bepergian ke Jawa Tengah ataupun Jawa Barat,” ucapnya.
Kepala Induk PJR Jagorawi Korlantas Polri Komisaris Fitrisia Kamila Tasran menuturkan, arus lalu lintas ke arah selatan melalui Tol Jagorawi sejak Rabu hingga Kamis juga relatif aman dan lancar, seperti halnya di Tol Jakarta-Cikampek.
Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Hariadi Wibisono berpendapat, mudik atau bepergian ke luar kota bukan merupakan tradisi peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di Tanah Air. Namun, hari raya tersebut biasa diperingati dengan kegiatan keagamaan semacam pengajian di lingkungan masing-masing yang berpotensi menimbulkan kerumunan warga.
Karena itu, selain memperhatikan mobilitas warga selama hari libur, pemerintah juga diminta mengantisipasi munculnya kerumunan. Hariadi mendorong pemerintah berdialog dengan tokoh agama dan alim ulama untuk mempromosikan peringatan Isra Miraj yang aman Covid-19, antara lain dengan peringatan secara daring.
”Bukan peringatannya yang dilarang, melainkan kerumunannya yang dilarang. Mesti jelas pesannya,” kata Hariadi. Hal ini penting agar tidak ada pihak yang memelintir upaya pengendalian Covid-19 dengan sentimen keagamaan (Kompas.id, 6/3/2021).