Belum Divaksin, Warga Lansia Waswas Tak Kebagian Vaksin Covid-19
Masih banyak warga lansia yang belum mendapatkan giliran vaksinasi meski sudah mendaftarkan diri.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah warga lanjut usia yang belum divaksin mengaku cemas tidak kebagian vaksin Covid-19 yang stoknya terbatas. Masih banyak di antara mereka yang belum mendapatkan giliran vaksinasi meski sudah mendaftarkan diri.
Sudah lebih dari sebulan, Neti (63), warga RT 001 RW 002, Kelurahan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mendaftar vaksinasi Covid-19. Namun, hingga kini warga lansia itu belum mendapatkan panggilan vaksinasi. Padahal, sang suami sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua.
”Belum ada panggilan. Kalau suami sudah divaksin dua kali. Mungkin karena usianya lebih tua, sudah 70 tahun lebih,” ungkapnya saat ditemui, Kamis (8/4/2021) siang.
Awalnya Neti keberatan untuk divaksin karena memiliki riwayat alergi obat. Dia kemudian memberanikan diri mendaftar. Dengan catatan, dia akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan vaksinator mengenai alergi yang dia derita.
Neti dan suami sebelumnya mendaftar melalui ketua RT setempat. Saat itu, keduanya dimintai dokumen-dokumen pendukung untuk didaftarkan ke Puskesmas Tanah Abang.
Mendengar adanya keterbatasan stok vaksin Covid-19, Neti mengaku cemas. Dia khawatir nanti tidak kebagian jatah vaksin. Seperti diketahui, stok vaksin saat ini terbatas karena terjadi penundaan pengiriman vaksin dari luar negeri.
Raharjo (78), warga RT 008 RW 004 Kelurahan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, bahkan belum mendaftar vaksinasi hingga kini. Dia kesulitan mendaftar karena tidak memiliki ponsel. Raharjo juga tidak sempat datang ke puskesmas karena setiap hari harus menjaga kios bensin milik temannya.
”Kalau ke puskesmas, siapa yang jagain (kios bensin). Handphone enggak punya, pengurus RT juga enggak ada yang bantuin,” katanya.
Setiap hari Raharjo hanya gigit jari melihat tayangan berita vaksinasi lansia melalui televisi tabung di dalam kios. Ia kebingungan harus meminta bantuan kepada siapa untuk mendaftar vaksinasi.
Sejak 1977, Raharjo hidup seorang diri setelah berpisah dengan istri dan kedua anaknya. Sehari-hari dia tinggal di kios bensin milik temannya tersebut.
”Saya lihat di televisi, lansia-lansia divaksin. Ada yang di Stadion Gelora Bung Karno, ada yang di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Yang dari luar Jakarta juga bisa divaksin di Jakarta. Saya cuma bisa nonton,” tuturnya.
Surpi (80), warga Kelurahan Bendungan Hilir, Tanah Abang, sudah mendaftar dan mendapatkan panggilan vaksinasi di Puskesmas Tanah Abang. Setibanya di sana, dia gagal divaksin karena tekanan darahnya tinggi. Hingga kini, dia belum mendapat panggilan kembali.
”Belum dipanggil lagi. Kemarin sudah ke sana, tapi enggak bisa divaksin. Tekanan darahnya 180 (mmHg),” katanya.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, stok vaksin saat ini terbatas karena, antara lain, ada penundaan kedatangan vaksin dari Dewan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (Gavi). Hal ini karena India sebagai negara produsen vaksin mengembargo ekspor vaksin (Kompas, 8/4/2021).
Untuk itu, stok vaksin yang tersedia saat ini akan diprioritaskan bagi warga lansia, guru, dan tenaga pendidik. Total vaksin yang akan didistribusikan pada April ini sebanyak 11 juta dosis.
”Mekanisme pemberian vaksin pada April 2021 akan difokuskan kepada warga lanjut usia, guru, dan tenaga pendidik. Namun, vaksinasi kepada warga lansia jadi prioritas,” ucapnya.
Saat ini, cakupan vaksinasi pada kalangan lansia masih tergolong minim. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada 7 April 2021, sebanyak 1,8 juta warga lansia telah mendapatkan vaksinasi tahap pertama. Sementara vaksin dosis kedua sudah diberikan kepada 437.295 warga lansia.
Dosis pertama
Sementara itu, sejumlah guru di Jakarta baru mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Di SMK Muhammadiyah 04 Jakarta, misalnya, 90 persen guru dan karyawan sudah divaksin dosis pertama. Dosis kedua baru akan diberikan pada akhir April 2021.
”Dari 44 guru dan karyawan, 90 persen sudah divaksin dosis pertama. Yang belum ada enam. Tiga sedang hamil, dua sedang menyusui, dan satu tidak lolos pemeriksaan kesehatan,” kata Riki Fahrozi dari Bagian Humas SMK Muhammadiyah 04 Jakarta saat ditemui.
SMK Muhammadiyah 04 Jakarta merupakan salah satu sekolah yang sudah menggelar pembelajaran tatap muka mulai Rabu (7/4/2021). Setidaknya ada 70 siswa kelas XII dari tujuh kelas yang masuk setiap dua hari sekali.
Wakil Humas SMK Negeri 17 Jakarta Pujo Hartono juga mengatakan, lebih dari 90 persen guru sudah divaksinasi dosis pertama pada 29 Maret 2021. Guru yang belum divaksin karena tidak lolos pemeriksaan kesehatan.
”Untuk karyawan, tiga orang belum divaksin karena statusnya karyawan baru. Tapi sudah diarahkan untuk vaksinasi di puskesmas,” katanya.