Dua Jembatan Layang Tapal Kuda Lenteng Agung dan Tanjung Barat Sudah Dibuka
Jembatan layang ikonik berbentuk tapal kuda kembar di Lenteng Agung dan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, resmi beroperasi. Warga diminta mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Bina Marga DKI Jakarta memastikan, setelah dua kali ujicoba, flyover atau jembatan layang Lenteng Agung dan Tanjung Barat yang berbentuk huruf U seperti tapal kuda sudah dibuka untuk umum. Pengoperasian dilakukan bersamaan dengan penyelesaian pembangunan jembatan penyeberangan orang atau JPO.
Hari Nugroho, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Kamis (15/4/2021), mengatakan, pengoperasian seterusnya kedua jembatan layang berbentuk huruf U itu dilakukan setelah dua kali uji coba. ”Uji coba yang pertama sudah, terus kami perbaiki. Lalu uji coba kedua tanggal 1-6 April, memang sangat membantu kelancaran di sana, ya sudah kita buka terus sambil kami evaluasi,” ujarnya.
Sempat viral di berbagai media sosial dan pemberitaan, informasi tentang para pesepeda motor yang memindahkan dan menerabas penghalang jalan di jembatan layang.
Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, secara terpisah menambahkan bahwa evaluasi dari uji coba itu cukup baik. Diakui Syafrin, di kedua jembatan layang itu memang terjadi peningkatan kinerja lalu lintas.
Adapun terkait keselamatan pejalan kaki, di atas kedua jembatan layang itu tengah dibangun jembatan penyeberangan orang (JPO). ”Tentunya ini dari aspek kelancaran di kawasan tersebut menjadi lebih baik,” kata Syafrin.
Dari pembukaan itu, kata Hari, ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti, yaitu yang berkaitan dengan kedisiplinan para pengguna, terutama pesepeda motor. Sempat viral di berbagai media sosial dan pemberitaan, informasi tentang para pesepeda motor yang memindahkan dan menerabas penghalang jalan di jembatan layang.
Dalam pengawasan yang dilakukan Bina Marga, lanjutnya, ada sepeda motor yang melintas di jembatan layang secara berlawanan arus. ”Itu sangat membahayakan. Saya sudah berkoordinasi, bersurat kepada Wali Kota Jakarta Selatan, yang di dalamnya untuk mengawasi dan mendisiplinkan pengguna motor, khususnya yang berlawanan arah, khususnya di jembatan layang Lenteng Agung,” katanya.
Koordinasi itu bertujuan untuk pengawasan karena di Wali Kota Jakarta Selatan ada unsur satpol PP, dishub, camat, dan lurah. ”Karena bina marga hanya membantu menyediakan fasilitas publik. Untuk pengawasan diserahkan kepada masing-masing SKPD,” kata Hari.
Bahkan, untuk ketertiban dan memunculkan kedisiplinan pengguna, Hari menyarankan harus ada tindakan pengawasan yang menimbulkan efek jera. Ia menyebut penerapan tilang elektronik di kedua jembatan layang itu.
Adapun JPO, menurut dia, saat ini dalam proses penyelesaian. Jembatan penyeberangan orang (JPO) di Lenteng Agung saat ini masih dalam proses konstruksi. JPO di jembatan layang Tanjung Barat sudah hampir selesai.
”Untuk JPO Tanjung Barat, April ini akan selesai. Untuk JPO Lenteng Agung baru pembangunan karena sempat terkendala pembebasan lahan sehingga direncanakan akhir Mei selesai,” kata Hari.
Untuk infrastruktur tersebut, seperti diketahui, kedua jembatan layang itu bersama-sama dengan jembatan layang Cakung dan jalan terowongan (underpass) Senen serta dua JPO di atas jembatan layang tapal kuda merupakan proyek yang dibangun dengan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN). Pada 2020, Dinas Bina Marga DKI mendapatkan dana pinjaman PEN senilai Rp 835 miliar.
Dana itu dicairkan dalam dua tahap. Tahap awal pada 2020, dana cair Rp 768 miliar. Sisa dana cair tahun ini dengan rincian Rp 67 miliar dipergunakan untuk penyelesaian jembatan layang Cakung yang saat ini sudah mencapai 97 persen.