Pemadaman Lampu hingga Jakarta Sadar Sampah di Hari Lingkungan Hidup
Gubernur DKI Jakarta meluncurkan gerakan Jakarta Sadar Sampah guna menggugah setiap warga dan institusi di Jakarta untuk mulai mengurangi dan mengelola sampah dengan baik.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak masyarakat untuk mematikan lampu pada peringatan Hari Lingkungan Hidup, Sabtu (5/6/2021), selama satu jam. Selain itu, ia juga melakukan penanaman bambu bersama para pegiat lingkungan dan meluncurkan gerakan Jakarta Sadar Sampah.
Ajakan memadamkan lampu itu dimaksudkan sebagai upaya mengurangi emisi karbon dan hemat energi. Pemadaman berlangsung 60 menit pada pukul 20.30-21.30 di tujuh titik ikon Jakarta, yaitu Balai Kota DKI Jakarta, Monumen Nasional, Patung Kuda Arjuna Wijaya, Patung Pemuda, Bundaran Hotel Indonesia, Patung Pahlawan, dan Patung Jenderal Sudirman.
Mengawali Hari Lingkungan Hidup, Anies menanam bambu bersama pegiat lingkungan, Chaerudin alias Babe Idin; Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani); serta Kerukunan Tani Perkotaan. Penanaman dilakukan di Hutan Kota Sangga Buana, Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.
Gerakan Jakarta Sadar Sampah menjadi gerakan untuk penanganan dan pengurangan sampah dari sumber, itu juga merupakan salah satu upaya untuk merestorasi ekosistem bumi.
Anies mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Babe Idin dan para pegiat lingkungan lain yang melakukan konservasi ekosistem sungai di Jakarta sehingga inisiatif ini dapat dijadikan referensi untuk dilakukan juga di bantaran sungai lain, terlebih Jakarta merupakan kota yang dilewati aliran sungai alami terbanyak di Indonesia.
Dari kegiatan itu, menurut Anies, masalah sampah dan masalah lingkungan hidup harus dikelola bersama-sama, yaitu dalam bentuk gerakan. Apalagi ada banyak lembaga nonprofit (NGO) mitra internasional yang berkegiatan di Jakarta. Anies pun meluncurkan gerakan Jakarta Sadar Sampah.
Di Jakarta, harapannya, pengelolaan sampah tidak hanya dilakukan secara individu warga Jakarta, tetapi juga didukung oleh sejumlah organisasi yang berkaitan dengan pengelolaan sampah dengan bekerja sama, bersinergi. Gerakan itu juga untuk menggugah warga supaya mengelola sampah dengan baik dan mulai mengurangi sampah.
Dalam acara bincang-bincang yang dihadiri Tiza Mafira, Direktur Eksekutif Gerakan Diet Kantong Plastik, dikatakan, upaya gerakan sadar sampah itu dikerjakan dalam waktu tahunan. Untuk Jakarta, gerakan mengurangi kantong plastik diawali dengan melakukan tiga hal, pertama adalah riset tentang perilaku belanja masyarakat dan perilaku konsumsi kantong plastik masyarakat; diskusi dengan masyarakat, dengan mengajak semua kalangan berdiskusi; serta membuat kampanye dan gerakan bersama masyarakat supaya terbiasa mengurangi pemakaian kantong plastik.
Sementara itu, Ernest Christian Layman, CEO dan Co-founder Rekosistem, menyatakan, dengan gerakan Jakarta Sadar Sampah itu ia berharap pengelolaan dan pengolahan sampah di Jakarta akan lebih baik lagi. Baik yang dilakukan individu maupun oleh lembaga.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Syaripudin mengatakan, gerakan Jakarta Sadar Sampah menjadi perwujudan dari tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yaitu restorasi ekosistem. Gerakan Jakarta Sadar Sampah menjadi gerakan untuk penanganan dan pengurangan sampah dari sumber, yang juga merupakan salah satu upaya untuk merestorasi ekosistem bumi.
Di Jakarta, kata Syaripudin, Hari Lingkungan Hidup sudah berjalan dari awal Juni. Pada 1 Juni lalu, dinas lingkungan hidup melaksanakan uji coba pemilahan dan pengangkutan sampah terjadwal di 147 RW percontohan.
”Kemudian, pada 2 Juni ada aksi penanaman mangrove di Kepuluan Seribu dan ada podcast yang mengangkat isu restorasi ekosistem: penerapan 0 sampah di keseharian kita. Kemudian, pada 3 Juni kami mengadakan bimbingan teknik tentang penanganan sampah laut dengan teknologi pirolisis. Dan, kami juga mengadakan uji emisi kendaraan bermotor gratis pada 5 Juni nanti,” katanya.