logo Kompas.id
MetropolitanParadoks Potensi Kelautan dan ...
Iklan

Paradoks Potensi Kelautan dan Kesejahteraan Nelayan

Dengan masih tak terjaminnya kesejahteraan, jumlah nelayan di Indonesia semakin sedikit. Tren ini sebetulnya baru-baru saja terjadi.

Oleh
RANGGA EKA SAKTI/LITBANG KOMPAS
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CjQJpvr_n5l9b-0wP8McEI4fU3I=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F95853a8d-11f5-42bc-b713-29d0e56393ec_jpg.jpg
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Perempuan pedagang ikan baru saja membeli ikan dari perahu nelayan di Pantai Oesapa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (18/8/2021). Banyak perempuan di daerah itu yang menjual ikan.

”Berkomitmen dalam menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama.” — Pilar kedua Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Tren pemanfaatan sumber daya kelautan di Indonesia memberi gambaran positif selama beberapa tahun terakhir. Namun, makin tergalinya potensi maritim bangsa tidak serta-merta membuat nelayan makin sejahtera. Di tengah ironi ini, mimpi Indonesia menjadi poros maritim dunia bak ”pungguk merindukan bulan”.

Editor:
hamzirwan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000