Penyelidikan Robohnya Gedung SMAN 96 Menunggu Hasil Puslabfor
Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta akan melakukan evaluasi terhadap bangunan tersebut serta memperketat pengawasan terhadap manajemen konstruksi gedung sekolah.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polisi masih melanjutkan penyelidikan robohnya gedung Sekolah Menengah Atas Negeri atau SMAN 96 di Cengkareng, Jakarta Barat, yang tengah direnovasi. Jumat (19/11/2021), pihak berwenang kembali mengambil sampel bangunan, program Dinas Pendidikan DKI Jakarta, itu untuk diperiksa.
Kepala Unit Reserse Kriminal Khusus Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Fahmi Fiandri mengatakan, Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri kembali melakukan pengecekan sampel bangunan bertingkat yang berlokasi di Jalan Jati, Kelurahan Cengkareng Timur tersebut.
”Hari ini tim forensik mau melakukan pendalaman terhadap puing-puing yang jatuh. Kemarin, datang hanya untuk melakukan pengukuran, foto-foto, dan pengecekan dokumen terkait,” tuturnya saat dihubungi siang ini.
Robohnya bangunan terjadi pada Rabu (17/11/2021), sekitar pukul 14.00. Bagian ujung atas lantai tiga yang runtuh sampai menjebol lantai dua bangunan. Kejadian itu pun mengakibatkan empat pekerja bantuan cedera dan harus mendapat penanganan di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng.
Pemprov DKI akan memberi sanksi tegas bagi pihak yang dinilai lalai dan harus bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Setelah kejadian, pemeriksaan terhadap saksi-saksi terkait juga dilakukan. Sampai saat ini, sudah ada 12 saksi yang dimintai keterangan. Mereka terdiri dari pekerja kontraktor yang menjadi korban hingga project engineering manager. Pembangunan sekolah diketahui melibatkan dua perusahaan kontraktor, yakni PT Adhi Karya dan PT Penta Rekayasa, sejak dua bulan lalu.
”Kita akan berani menentukan sikap setelah ada hasil Puslabfor. Kita kan masih menunggu juga, karena yang bisa nyatakan penyebab bangunan runtuh bukan dari kita, tapi ahlinya di forensik,” lanjut Fahmi.
Hal yang sama juga dinanti Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana menjelaskan pihaknya baru melakukan peninjauan bersama pihak aparat wilayah setempat dan kontraktor pelaksana.
Ia memastikan, kegiatan belajar mengajar di SMAN 96 tetap berlangsung seperti biasa. ”Tidak terganggu atas kejadian tersebut, karena saat ini para pendidik dan peserta didik berkeliaran di SMK Negeri 73,” katanya dalam keterangan tertulis hari ini.
Selanjutnya, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta akan melakukan evaluasi terhadap bangunan tersebut serta memperketat pengawasan terhadap manajemen konstruksi gedung sekolah. Nahdiana berharap, kejadian serupa tidak terulang kembali.
”Jajaran Pemprov DKI akan memberi sanksi tegas bagi pihak yang dinilai lalai dan harus bertanggung jawab atas insiden tersebut setelah keluar hasil penyelidikan aparat kepolisian,” pungkasnya.
Komitmen rehabilitasi
Kepala Subbagian Humas Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Taga Radja, yang dihubungi terpisah, belum bisa memaparkan data jumlah bangunan sekolah di Jakarta yang perlu direnovasi atau direhabilitasi.
Namun, menurut anggota DPRD DKI dari Fraksi PDI-P, Ima Mahdiah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memerlukan setidaknya Rp 500 miliar untuk program rehabilitasi sekolah (Kompas.com, 18/11/2021). Angka itu dihitung dari total 6.421 sekolah, dari tingkat TK sampai SMK, yang ada di Jakarta sampai 2020.
Pada 2021, dana rehabilitasi sekolah yang disalurkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Dinas Pendidikan DKI Jakarta hanya Rp 33 miliar. Adapun pada tahun anggaran 2022, dana yang diperuntukkan bagi renovasi sekolah berkurang hanya sejumlah Rp 21,2 miliar.
”DPRD sudah kerap menyuarakan perlunya penambahan alokasi anggaran untuk rehabilitasi gedung sekolah, tetapi tidak pernah digubris oleh Gubernur Anies Baswedan,” ujar Ima.