Tahun 2021, KAI Commuter Layani 123 Juta Penumpang Jabodetabek
Total jumlah pengguna KRL Jabodetabek dan KRL Yogyakarta-Solo, KAI Commuter melayani 124.865.365 pengguna. Protokol kesehatan menjadi fokus perhatian yang terus dijaga konsistensinya.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — KAI Commuter mencatat telah melayani 123.125.911 pengguna KRL Jabodetabek sepanjang tahun 2021. Jumlah tersebut turun 19,6 persen dibandingkan dengan jumlah pengguna KRL Jabodetabek sepanjang 2020, yaitu sebanyak 153.154.151 orang.
Erni Sylvianne Purba, VP Corporate Secretary KAI Commuter, melalui keterangan tertulis, Minggu (2/1/2022), menyatakan, dengan 123 juta pengguna itu, setiap hari rata-rata KAI Commuter melayani 337.331 orang. Pada 2020, dengan 153 juta pengguna, setiap harinya rata-rata ada 419.600 penumpang.
Sepanjang tahun 2021, pengguna KRL terendah pada Juli, yakni saat KRL Jabodetabek hanya melayani 5.048.440 pengguna atau rata-rata 162.853 orang per hari. Juli itu ada pemberlakuan PPKM level 4 oleh pemerintah di wilayah Jawa dan Bali. Juli juga menjadi masa kegawatan korona.
Jumlah pengguna KRL Jabodetabek terbanyak terjadi pada Desember, yakni 13.749.618 pengguna atau 443.536 orang per harinya. Tanggal 20 Desember 2021 merupakan hari dengan penumpang terbanyak sepanjang tahun, yakni 506.630 orang.
Secara keseluruhan, bersama dengan layanan di rute Yogyakarta-Solo, lanjut Purba, KAI Commuter melayani 124.865.365 pengguna di Jabodetabek ataupun Yogyakarta-Solo. Layanan bagi 124 juta lebih pengguna ini diselenggarakan dengan kolaborasi bersama TNI, Polri, dinas kesehatan, dan petugas pemerintahan setempat agar layanan dapat semaksimal mungkin sesuai dan konsisten mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
”Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan berbagai pihak selama 2021 lalu. Tentu kami berharap kolaborasi untuk melayani masyarakat akan terjalin lebih baik di tahun ini,” kata Purba.
Adapun untuk bisa melayani pengguna dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, pada 2021 secara bertahap KAI Commuter menambah jumlah perjalanan dan rangkaian kereta. ”Jika pada awal tahun setiap harinya kami mengoperasikan 964 perjalanan KRL dengan 91 rangkaian kereta di Jabodetabek, pada akhir 2021 jumlah perjalanan telah mencapai 1.005 dengan 94 rangkaian kereta yang beroperasi,” ucap Purba.
Penambahan perjalanan secara bertahap ini bentuk adaptasi dan antisipasi layanan KAI Commuter terhadap perkembangan regulasi pemerintah dan mobilitas masyarakat. Sepanjang 2021, tercatat 11 perubahan aturan dari Kementerian Perhubungan yang dikeluarkan sesuai perkembangan penanganan pandemi. Seluruh aturan diterapkan penuh komitmen oleh KAI Commuter.
Tarif antigen turun
Kahumas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa menjelaskan, mulai 1 Januari 2022, Daop 1 Jakarta menerapkan tarif baru untuk layanan tes antigen di stasiun dari sebelumnya Rp 45.000 menjadi Rp 35.000. Layanan itu diperuntukkan bagi pelanggan kereta api, khususnya KA jarak jauh (KAJJ).
Persyaratan bagi yang ingin melakukan tes antigen di stasiun, para calon pengguna wajib memiliki kode pemesanan tiket. Jika setelah proses antigen mendapatkan hasil positif, biaya tiket dapat dikembalikan 100 persen secara tunai di loket stasiun.
Di area KAI Daop 1 Jakarta sejak awal masa Natal dan Tahun Baru, terhitung 17 Desember 2021 hingga hari ini, sekitar 80.000 calon pengguna jasa memanfaatkan layanan tes antigen di stasiun. Ada lima stasiun yang melayani pemeriksaan tes antigen di area Daop 1 Jakarta.
Kelima stasiun itu adalah Gambir dengan jam layanan 06.00-21.00, Stasiun Pasar Senen dengan jam layanan 05.00-22.30, Stasiun Bekasi dengan jam layanan 09.00-18.00, Stasiun Karawang dengan jam layanan 08.30-17.30, dan Stasiun Cikampek dengan jam layanan 09.30-18.30.
KAI Daop 1 Jakarta, lanjut Eva, terus mengimbau calon penumpang untuk memperhatikan dan melengkapi persyaratan naik KAJJ di masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Salah satunya adalah hasil negatif tes antigen bagi calon penumpang di atas 12 tahun. ”Bagi calon penumpang yang melakukan antigen di stasiun juga diimbau agar proses dilakukan H-1 atau satu hari sebelum jadwal keberangkatan,” kata Eva.