Layanan jaringan internet gratis dan cepat di kawasan integrasi Stasiun Besar Bogor dan Alun-alun Kota Bogor melengkapi berbagai aktivitas warga Kota Bogor.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS – Warga Kota Bogor, Jawa Barat, kini bisa menikmati fasilitas jaringan internet nirkabel gratis di kawasan integrasi Stasiun Besar Kereta Api Bogor dan Alun-alun Kota Bogor. Fasilitas publik itu pun mendapatkan rekor dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) sebagai layanan jaringan internet tercepat.
Manajer Eksekutif Museum Rekor-Dunia Indonesia Yusuf Kadri dalam sambutan penyerahan piagam mengatakan, Stasiun Besar Bogor yang terintegrasi dengan Alun-alun Kota Bogor masuk dalam catatan sejarah atas rekor koneksi jaringan internet tercepat di ruang publik dan stasiun kereta api di Indonesia. Jaringan internet yang difasilitasi oleh PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge) itu memiliki jaringan internet gratis 2.000 megabit per second (Mbps).
Yusuf memberikan penghargaan rekor Muri itu kepada PT KAI, Pemerintah Kota Bogor, dan Surge atas kolaborasi menghadirkan layanan jaringan internet gratis dan cepat.
Wali Kota Bogor Bima Arya menuturkan, penghargaan dari Muri menjadi bukti sinergi dan kerja sama berbagai pihak dalam upaya membangun Kota Bogor.
”Dalam pembangunan Kota Bogor, salah satunya alun-alun yang terintegrasi dengan stasiun, yaitu tiga konsep revitalisasi, integrasi, dan akselerasi. Kita merasakan akselerasi itu dari keberadaan internet gratis dan cepat karena ada sinergitas yang baik antarlembaga, negeri, swasta, serta pemkot sehingga memberikan dampak yang baik untuk Kota Bogor,” katanya, Kamis (31/3/2022).
Menurut Bima, dalam membangun kota melalui tiga konsep itu akan mengubah wajah kota sebagai upaya melayani warga melalui keberadaan ruang publik ramah anak dan keluarga.
Konsep revitalisasi, lanjut Bima, mengembalikan fungsi ruang publik. Banyak ruang publik tidak terkelola dengan baik di kota-kota Indonesia karena dibajak oleh oknum secara ilegal, bahkan tragisnya secara legal. Penguasaan oleh oknum hanya untuk kepentingan sendiri, tidak memberikan pemasukan untuk pendapatan daerah.
”Taman Topi yang saat ini menjadi alun-alun dulunya belasan tahun dikuasai pihak tertentu. Bahkan, legal ada kontraknya, tapi keuntungan seemprit untuk PAD. Banyak mudaratnya, macet, kotor, prostitusi, kesemrawutan. Itu perlu dibebaskan untuk berfungsi sebagai ruang publik karena ini merupakan hak publik,” kata Bima.
Kedua, konsep integrasi. Kawasan menjadi lebih bermanfaat ketika terintegrasi atau tersambung dengan fungsi lain di lingkungan sekelilingnya. Selain integrasi transportasi, ada juga integrasi antarwarga, perekonomian, dan lainnya.
Ruang publik melalui integrasi alun-alun dengan stasiun serta penambahan fasilitas lainnya, tidak berdiri sendiri sehingga memberikan keuntungan warga. Ke depan, kata Bima, integrasi harus semakin berkembang seperti pembangunan sky bridge, kawasan pedestarian, dan ini harus dikerjakan tanpa APBD seperti layanan Wi-Fi atas kolaborasi semua pihak.
”Seperti hari ini merupakan hasil kolaborasi semua pihak. Kita tidak pakai uang Kemenkominfo. Jadi berterima kasih atas kolaborasi ini. Sumber pendanaan bisa dari mana saja untuk membangun kota yang dirasakan oleh warga,” ujar Bima.
Dari integrasi dan revitalisasi, lanjutnya, terjadi akselerasi. Keberadaan layanan internet gratis akan menciptakan ruang publik semakin hidup dengan berbagai kegiatan atau aktivitas positif dan produktif. Apalagi, di era digital, tuntutan kerja atau berkreativitas tidak lagi harus di kantor.
”Di sini bisa work from park, bukan lagi work from office dan work from home. Tetap produktif dan sehat,” kata Bima.
Oleh karena itu, kata Bima, pihaknya tetap akan menambah fasilitas pendukung di alun-alun seperti kursi, tempat sampah, dan lainnya agar menjadi kawasan yang semakin ramah lingkungan, aman, dan nyaman untuk bekerja tanpa menghilangkan unsur ruang publik yang ramah untuk berolahraga dan keluarga. Tidak hanya di dalam alun-alun, lokasi sekitar alun-alun pun masih harus ditata lebih rapi lagi.
Namun, Pemkot Bogor tetap memerlukan kolaborasi dari PT KAI seperti penataan di teras utama stasiun dengan keberadaan kafe-kafe sehingga bisa roda ekonomi bisa menggeliat.
Kepala Daop 1 Suryawan Putra Hia melanjutkan, penghargaan dari Muri atas layanan jaringan internet gratis dan cepat menjadi bentuk pelayanan PT KAI untuk warga dan ke depan bisa semakin meningkatkan pelayanan publik.
”Bukan zamannya sendiri sendiri, tapi sudah era kolaborasi dan saling integrasi ruang sebagai wujud pemda, pusat, BUMN, dan swasta untuk dapat memberikan pelayanan pada masyarakat semaksimal mungkin,” kata Suryawan.
Suryawan berharap, integrasi antarmoda dan ruang memberikan kemudahan, bisa terus berkembang, dan memicu inovasi lainnya.
”Ruang publik ini berharga, aset kita bersama yang harus dijaga. Ruang publik ini merupakan paru-paru masyarakat,” lanjutnya.