Pelebaran sungai, menambah lahan tangkapan air, dan peninggian ruas jalan tol dengan jembatan menjadi upaya mitigasi banjir berulang di Jalan Tol BSD, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyempitan sungai dari hulu ke hilir dan berkurangnya lahan tangkapan air menyebabkan banjir berulang di Jalan Tol BSD, ruas Pondok Aren-Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten. Selain pelebaran sungai dan menambah lahan tangkapan air, bakal ada peninggian ruas jalan dengan jembatan agar aliran sungai lebih lancar.
Hujan deras menyebabkan banjir di Kilometer 8+500 Jalan Tol BSD pada Selasa (5/10/2022). Banjir keempat kali ini membuat lalu lintas tersendat karena hanya satu lajur aktif akibat ketinggian air 40-50 cm.
Merunut informasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kilometer 8+500 Jalan Tol BSD berada di daerah aliran sungai dan tangkapan air. Salah satunya Kali Cibenda dan Situ Parigi.
”Sejak 2007 terjadi peningkatan muka air di situ karena pembangunan yang luar biasa. Daerah tangkapan air berkurang, juga adanya penyempitan Kali Cibenda dari 9 meter menjadi 4 meter hingga 4,5 meter,” kata Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rabu (5/10/2022).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sejak tiga tahun lalu sudah mendesain sejumlah langkah mitigasi naiknya muka air di Kilometer 8+500. Misalnya, adanya box culvert atau drainase tanam selebar 2 meter × 4,5 meter dengan tinggi 2 meter yang selevel dengan dasar Kali Cibenda, peninggian badan jalan pada Kilometer 8 setinggi 2 meter dengan panjang 450 meter, dan pembersihan sedimen sungai di sekitar jalan tol.
Jadi nanti kalau Kali Angke lebih lebar, bisa optimumkan aliran air dari satu titik ke Kali Angke. Saat ini terkendala karena sedang ada pengerjaan turap.
Hedy menyebutkan, drainase tanam ini sebagai langkah awal untuk mengamankan lalu lintas agar tidak terputus banjir. Nantinya drainase tanam akan berganti jembatan selebar 20 meter sehingga aliran sungai kian lancar.
”Untuk kembalikan fungsi resapan air atau tangkapan air, akan dibuat kolam retensi memanfaatkan ruang jalan tol. Target pembangunannya hingga Mei 2023,” ucapnya.
Kolam retensi tersebut seluas 3.800 meter persegi dengan kedalaman 2 meter. Daya tampungnya mencapai 7.700 meter kubik untuk mengeringkan 1,5 hektar genangan.
Perekayasa utama sumber daya air, Arie Setiadi, menambahkan, jika normalisasi Kali Angke sudah selesai, mitigasi banjir akan kian lancar. Salah satunya dengan memompa air dari jalan tol ke Kali Angke.
”Jadi, nanti kalau Kali Angke lebih lebar, bisa optimumkan aliran air dari satu titik ke Kali Angke. Saat ini terkendala karena sedang ada pengerjaan turap,” ujarnya.
Mitigasi sementara
Dua stasiun pengukur curah hujan mencatat curah hujan 39 milimeter per jam di hulu jalan tol dan 51 milimeter per jam di Situ Parigi saat terjadi banjir di Tol BSD. Hujan deras di hulu dan hilir membuat aliran air tersendat sehingga terjadi banjir.
Mitigasi darurat yang berlangsung adalah manajemen lalu lintas dan memompa air hingga surut.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Bambang Heri Mulyono mengatakan, lebar Kali Cibenda semakin ke hilir menuju Situ Parigi hanya tersisa 2 meter. Akibatnya, debit air dari atas ke bawah tersendat.
”Untuk sementara air dipompa ketika debit di Kali Angke turun,” katanya.
Adapun PT Bintaro Serpong Damai sebagai pengelola Tol BSD mengalihkan lalu lintas saat terjadi banjir. Kendaraan dari Jakarta dibelokan ke arah Parigi, sedangkan kendaraan dari BSD dialihkan ke Tol Serpong-Kunciran.