Pameran 10 Siklus Kehidupan Masyarakat Betawi Sisipkan Nilai Sejarah
Sepuluh siklus itu terdiri dari Akeke, Sunatan, Khatam Qur’an, Nikah, Bikin dan Pinde Rume, Nuju Bulan, Nazar, Lebaran, dan Alam Kematian. Kesemuanya itu dapat dipelajari oleh masyarakat umum dalam pameran tersebut.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Kebudayaan DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi atau UPK PBB Setu Babakan memamerkan 10 Siklus Kehidupan Masyarakat Betawi di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pameran yang digelar pada 15-30 Oktober 2022 ini bertujuan agar masyarakat mengenal tradisi Betawi dari lahir hingga akhir hayat.
Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan, pameran di Museum Betawi ini merupakan bentuk upaya memberi pengetahuan untuk masyarakat luas terkait sejarah. Tempat ini juga diperuntukkan sebagai ruang diskusi dan bertukar pikiran atau ide sehingga ke depan akan muncul ide kreativitas.
”Selama 15 hari pelaksanaan oleh UPK PBB telah memberi warna, apalagi telah melalui masa Covid-19 yang menyebabkan kegiatan kebudayaan jadi terbatas. Harapannya, di tahun mendatang akan lebih banyak kegiatan yang dilakukan di sini,” ujarnya saat penutupan Pameran 10 Siklus Kehidupan Masyarakat Betawi dalam Gambar di Perkampungan Budaya Betawi, Jakarta Selatan, Minggu (30/10/2022).
Kepala UPK PBB Imron mengatakan, pameran ini juga dalam rangka perayaan Hari Museum Indonesia 2022, yang diharapkan bisa memberi inspirasi kepada masyarakat dalam melestarikan budaya. Berbagai kolaborasi dilakukan dalam kegiatan tersebut.
Selama 15 hari pelaksanaan pameran, target awal acara ini hanya dihadiri 2.000 pengunjung, tetapi hingga hari terakhir jumlah pengunjung sudah lebih dari 4.500 orang. Imron berharap kegiatan ini bisa dilakukan kembali tahun mendatang dengan lebih baik lagi.
Pada Minggu (30/10/2022) pukul 11.00, terdapat puluhan pengunjung yang berada di lantai tiga ruang pameran di Museum Betawi, Jakarta Selatan. Pada hari terakhir pameran, pengunjung menyaksikan berbagai karya seni yang menceritakan kehidupan orang Betawi.
Untuk sampai ke pameran di lantai tiga, pengunjung diajak untuk melewati berbagai macam koleksi barang sehari-hari dari masyarakat asli Jakarta ini. Di lantai tiga, di lorong awal pameran terdapat beberapa benda dan alat musik dari kebudayaan Betawi.
Pengunjung dapat menyusuri lorong di lantai tiga untuk mengetahui setiap rangkaian 10 siklus kehidupan tersebut. Terdapat sejumlah lukisan dan benda-benda yang mewakili setiap rangkaian tersebut.
Sepuluh siklus itu terdiri dari Akeke, Sunatan, Khatam Qur’an, Nikah, Bikin dan Pinde Rume, Nuju Bulan, Nazar, Lebaran, dan Alam Kematian. Semuanya bisa dipelajari baik oleh orang Betawi maupun masyarakat umum. Terdapat juga penjelasan singkat dari setiap arti tradisi tersebut.
Salah satunya Akeke, yang ditampilkan dengan sebuah gunting. Artinya, saat anak lahir akan dilakukan penyembelihan kambing, lalu acara menggunting rambut dan pemberian nama.
Tak hanya itu, terdapat juga ruang animasi, ruang singgasana pernikahan, ruang lukisan, ruang seni digital, dan ruang metaverse yang berada di museum tersebut. Diaz Jubairy (26), pengunjung asal Kelurahan Kebon Pala, Jakarta Timur, mengatakan, dia berkunjung ke pameran tersebut karena ingin mengetahui sejarah tradisi masyarakat Betawi.
Menurut Diaz, ini pertama kali dirinya berkunjung ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan setelah Covid-19 mulai mereda. Acara pameran kali ini juga telah menambah pengetahuannya mengenai tradisi masyarakat Betawi mulai dari lahir hingga akhir hayat.
Kurator Pameran 10 Siklus Kehidupan Masyarakat Betawi, Yahya Andi Saputra, mengatakan, pameran ini bertujuan memberi edukasi kepada masyarakat agar dapat mengenal lebih dalam sejarah dan tradisi masyarakat Betawi, terutama tradisi orang Betawi mulai dari lahir hingga akhir hayatnya.
Menurut Yahya, pameran ini untuk memberikan ingatan kepada pengunjung mengenai perjalanan hidup masyarakat Betawi. Adapun karya yang ditampilkan dalam acara ini hasil kerja sama dengan berbagai pihak, antara lain masyarakat umum dan mahasiswa.