Ditemukan Rel Trem 1,4 Km di Jalur MRT Stasiun Harmoni
MRT Jakarta memastikan temuan akan diangkat dan direlokasi sebagai upaya pelestarian cagar budaya.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Tim pembangunan konstruksi MRT Jakarta paket kontrak atau CP 202 Fase 2A menemukan rel trem sepanjang 1,4 kilometer di area pembangunan stasiun dari Harmoni hingga Mangga Besar. PT MRT Jakarta (Perseroda) memastikan proses pelestarian dilakukan untuk menjaga aspek kesejarahan.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Silvia Halim, Rabu (16/11/2022), menjelaskan, pada awal pembangunan, temuan rel trem itu didapati di enam dari delapan titik ekskavasi. Keenam titik ekskavasi yang menjadi area penemuan itu ada di area pembangunan Stasiun Harmoni sebanyak dua dari tiga titik, di area pembangunan Stasiun Sawah besar dua titik, dan di area pembangunan Stasiun Mangga Besar dua dari tiga titik.
Temuan rel trem itu, dijelaskan Silvia, akan direlokasi dan dilestarikan dengan baik. ”PT MRT Jakarta (Perseroda) sangat memperhatikan temuan-temuan yang menjadi bagian dari sejarah Jakarta dan berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga bagian dari sejarah tersebut,” ujarnya.
PT MRT Jakarta (Perseroda) memastikan bahwa rel trem yang ditemukan di area konstruksi CP202 akan direlokasi dengan baik agar kondisinya tetap terjaga seperti saat ditemukan. PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama dengan tim ahli arkeologi dan kontraktor pelaksana konstruksi CP202 Shimizu-Adhi Karya Joint Venture (SAJV) telah menyusun metode pekerjaan penyelamatan temuan rel trem tersebut sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Koordinasi rutin juga dilakukan dengan instansi terkait seperti Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
Ahli arkeologi yang juga bagian dari tim arkeologi MRT Jakarta, Charunia Arni Listiya, di lokasi penggalian di depan Halte Central Bus (HCB) Harmoni menjelaskan, pekerjaan ekskavasi berlangsung sekitar tiga pekan. Setelah ekskavasi, temuan akan diekspos selama 2-3 hari untuk keperluan dokumentasi dan pendataan sesuai dengan kaidah ilmu arkeologi.
Setelah itu, tim akan melepas satu demi satu komponen rel trem untuk diangkat dan dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara. ”Berhubung ini asetnya PPD, rel trem itu akan disimpan di pul PPD di daerah Jelambar,” jelas Charunia.
Untuk rel trem yang ditemukan, dalam satu struktural rel trem terdiri atas dua batang rel trem di sisi kiri dan kanan yang masing-masing panjangnya 12 meter dan tinggi 13 cm. Rel memiliki ceruk di bagian dalam untuk menahan roda trem ketika bergerak.
Satu struktural trem itu memiliki 16 bantalan yang bisa terdiri dari bantalan baja, bantalan kayu, atau kombinasi keduanya. ”Biasanya kalau kombinasi keduanya bantalan kayunya ada di bagian ujung di deket plat sambungan,” jelas Charunia.
Sesuai ekskavasi, untuk rel yang seluruh bantalannya menggunakan kayu ada di area calon Stasiun Harmoni. Untuk rel yang bantalannya menggunakan baja campur kayu ada di calon Stasiun Mangga Besar dan di depan Gedung Arsip.
Berdasrkan identifikasi awal, jelas Charunia, rel trem itu merupakan bagian dari rute pertama, yakni dari Kota ke Harmoni. Rel trem di Harmoni kemudian berlanjut ke arah Senen dan ke Kampung Melayu. ”Untuk penanganannya harus hati-hati,” jelas dia.
CP 202 merupakan paket kontrak pembangunan MRT Jakarta fase 2A yang akan membangun Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, dan Stasiun Mangga Besar dengan total jalur sepanjang 1,8 kilometer. Stasiun Sawah Besar dan Mangga Besar akan menjadi salah satu stasiun dengan desain unik karena memiliki empat lantai di bawah tanah yang kedalamannya mencapai sekitar 28 meter.