DKI Kebut Sodetan Kali Ciliwung dan Pengolahan Sampah
Sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur akan mereduksi dampak banjir hingga seluas 200 hektar dan diharapkan bisa mengurangi dampak banjir di sisi utara Jakarta.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membebaskan lahan tersisa untuk Sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur mulai awal 2023. Penyelesaian infrastruktur pengendalian banjir ini sudah tertunda lima tahun terakhir.
Sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur merupakan bagian dari sistem pengendalian banjir Jakarta. Untuk Kali Ciliwung, pengendalian banjir mulai dari dua bendungan kering, Bendungan Ciawi dan Sukamahi di sisi hulu, sodetan yang terdiri atas dua terowongan, normalisasi Kali Ciliwung, serta pembangunan tanggul pantai di sisi hilir.
Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan, lahan untuk Sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur luasnya 1.600 meter persegi dari total lahan 3.600 meter persegi. Lahan itu merupakan aset Pemprov DKI Jakarta yang harus diselamatkan.
”Di situ ada gubuk-gubuk, jumlahnya sekitar 70. Kami akan bangun sodetan di sana sehingga penertibannya paling tidak awal tahun 2023 sudah mulai di wilayah Jatinegara,” kata Anwar seusai peninjauan bersama Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di lokasi uji kendaraan bermotor Unit Pengelola Pengujian Kendaraan Bermotor Ujung Menteng, Jakarta Timur, Senin (26/12/2022).
Kalau ITF Sunter sudah dianggarkan tahun 2023. Di Bantargebang ada RDF Plant. Nanti Presiden akan meninjau dua pengelolaan sampah itu. Juga meninjau sodetan.
Pada awal Desember, Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia menyebutkan, pembangunan sodetan mencapai 62 persen dengan kontrak pengerjaan proyek sampai Agustus 2023. Dalam pembangunannya, tersisa satu lahan untuk dibebaskan.
Terkait penetapan lokasi pembangunan sodetan sepanjang 1,2 kilometer yang sudah habis masa berlakunya, Heru memastikan Pemprov DKI Jakarta akan segera memperpanjangnya. Hal tersebut diyakini tidak mengganggu pembangunan, sebaliknya pemerintah mengharapkan bisa berjalan paralel.
Sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur akan mereduksi debit banjir dengan cara mengalihkan debit Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur sebesar 60 meter kubik per detik. Dengan mengalihkan debit banjir sebanyak itu, akan mereduksi dampak banjir hingga seluas 200 hektar dan diharapkan bisa mengurangi dampak banjir di sisi utara Jakarta.
Dalam perencanaan Kementerian PUPR, keberadaan Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi, dan sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur akan mengurangi puncak debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 21 persen.
Pengolahan sampah
Pemprov DKI juga fokus menyelesaikan Intermediate Treatment Facility Sunter sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo. Menurut recana, Presiden bakal meninjau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Refused Derived Fuel (RDF) Plant di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Bantargebang, dan Sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur.
”Kalau ITF Sunter sudah dianggarkan tahun 2023. Di Bantargebang ada RDF Plant. Nanti Presiden akan meninjau dua pengelolaan sampah itu. Juga meninjau sodetan,” ucap Heru.
ITF Sunter atau pengolahan sampah antara tak kunjung terbangun sejak dicanangkan pada 2011. PT Jakarta Propertindo sempat mendapatkan investor asal Finlandia, Fortum Finlandia, tetapi belakangan perusahaan itu mundur. Padahal, keduanya sempat mendirikan perusahaan patungan bernama PT Jakarta Solusi Lestari untuk menggarap proyek senilai 340 juta dollar AS atau Rp 5,2 triliun.
Saat ini anggaran pembangunan ITF Sunter bersumber dari penyertaan modal daerah untuk PT Jakarta Propertindo. Alokasi dari APBD 2023 itu sebesar Rp 577 miliar.
RDF Plant atau pabrik pengolah sampah menjadi produk setara batubara muda dibangun sejak Februari 2022. Menurut rencana, akan dioperasikan pada 2023.
Setiap harinya akan mengolah 1.000 ton sampah lama yang menggunung di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Bantargebang dan mengolah 1.000 ton sampah baru dari Jakarta. Dari pengolahan tersebut, dapat dihasilkan 700-750 ton produk setara batubara muda per hari.