Transjakarta mengubah jadwal penutupan dan relokasi layanan Halte Harmoni, dari 3 Maret ke 4 Maret 2023. Penutupan pada akhir pekan dilakukan sekaligus sebagai hari untuk sosialisasi bagi penumpang.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta mengubah jadwal penutupan dan relokasi Halte Harmoni dari awalnya 3 Maret ke 4 Maret 2023. Perubahan dilakukan untuk menjaga layanan, sekaligus sebagai bagian dari sosialisasi.
Direktur Utama PT Transjakarta M Kuncoro Wibowo, Rabu (1/3/2023), menjelaskan, perubahan tanggal penutupan dan relokasi Halte Harmoni dari 3 Maret ke 4 Maret dengan pertimbangan jika dipaksakan tanggal 3 Maret akan terjadi penumpukan pelanggan. Jumat (3/1/2023) masih merupakan hari kerja.
Apabila penutupan dilakukan pada hari Sabtu, lanjut Kuncoro, pelanggan lebih sepi. Kemudian Sabtu dan Minggu (5/3/2023) menjadi hari sosialisasi bagi penumpang.
Menurut Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Apriastini Bakti Bugiansri, perubahan jadwal penutupan dan relokasi Halte Harmoni dilakukan karena Transjakarta dan MRT Jakarta sedang melakukan persiapan agar pelanggan tetap nyaman memanfaatkan layanan Transjakarta.
Bersamaan dengan penutupan dan relokasi, lanjut Kuncoro, Transjakarta menurunkan tim untuk membantu pelanggan selama satu pekan ke depan. ”Kami juga akan terus melakukan sosialisasi melalui media sosial dan media,” katanya.
Untuk memudahkan penumpang memahami pengalihan rute dari yang semula transit di Halte Harmoni dan kemudian dialihkan untuk pembangunan paket pekerjaan CP 202 MRT Jakarta Fase 2A, ujar Kuncoro, Transjakarta menyiapkan booklet yang akan disebarluaskan.
Catur Sigit Nugroho dari Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional (Gaun) mengatakan, dampak dari penutupan dan relokasi Halte Harmoni, salah satu halte yang akan menjadi halte transit pengganti adalah Halte Monas. Namun, ia berpandangan Transjakarta mesti memperhatikan aspek kapasitas atau daya tampung halte-halte transit pengganti supaya pergerakan penumpang lancar.
”Apabila kepadatan seperti Halte Harmoni, Halte Monas tidak akan muat,” katanya.
Adrianus Satrio Adi Nugroho dari Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) mengungkapkan, pengalihan rute layanan juga relokasi halte harus dilakukan karena di area Harmoni-Mangga Besar akan dilakukan pembangunan tiga stasiun bawah tanah MRT Jakarta. Namun, lanjut Satrio, Transjakarta harus memahami kebutuhan para penumpang.
”Modifikasi rute, jumlah bus, dan waktu tunggu merupakan hal yang sangat penting bagi penumpang,” ujarnya.
Pengumuman yang terus-menerus sebaiknya dilakukan di halte-halte strategis. Lalu juga perbanyak tim di halte-halte.
Untuk itu, sosialisasi terkait perubahan rute dan layanan harus terus-menerus dilakukan karena ia melihat sosialisasi masih kurang. ”Pengumuman yang terus-menerus sebaiknya dilakukan di halte-halte strategis. Lalu juga perbanyak tim di halte-halte,” katanya.
Aliya (26), penumpang yang ditemui di Halte Monas, mengatakan, ia sudah mengetahui ada rencana penutupan Halte Harmoni lewat media sosial. Namun, ia masih bingung dengan pengalihan rute yang akan dilakukan karena hanya kalimat-kalimat saja.
Ia berpendapat, Transjakarta sebaiknya membuat pamflet yang berisi satu demi satu rute yang dialihkan.
”Jadi seperti pamflet berisi rute sebelum dan sesudah pengalihan rute akan seperti bagaimana, lalu disebarluaskan, ditempel di halte, atau dibuatkan simulasi video yang ditayangkan di bus-bus. Penumpang harus dibuat sejelas mungkin,” ujar Aliya.