Belasan Tahun Terpikat Harga Murah di Ritel Lokal
Saat ini masyarakat mendapat beragam pilihan cara berbelanja. Perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja telah memengaruhi dan menuntut perusahaan ritel untuk beradaptasi.
Daya tarik untuk berbelanja ke toko ritel terdekat bagi sebagian konsumen disebabkan harga yang lebih murah, kelengkapan, dan kualitas barang. Kenyamanan dan keleluasaan untuk memilih sendiri, sambil jalan-jalan dan melihat-lihat barang yang dipajang, juga memberikan keasyikan tersendiri kepada konsumen.
Ismawati (54), atau yang kerap disapa Iis, menyatakan, tiga kali dalam sebulan dia dapat pergi ke ritel lokal untuk memenuhi kebutuhan harian bagi keluarganya. Ritel yang selalu didatanginya adalah Harmony Swalayan yang berada di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.
Bagi ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Kelurahan Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ini, sejak tahun 2000-an, Iis sudah berbelanja bahan kebutuhan pokok di Harmony Swalayan. Pengalaman memilih barang secara langsung memberikan kepuasan tersendiri ketika berbelanja.
Sejak Senin (20/3/2023) pagi, Iis sudah berada di Harmony Swalayan untuk menghindari antrean pembeli terutama siang hingga malam hari, ditambah menjelang Ramadhan. Kali ini, ia hanya menghabiskan waktu berbelanja kurang lebih satu jam. Padahal, ketika ramai, ia bisa mengantre di kasir lebih dari satu jam.
Dengan belanja di pagi hari ini, dia telah memperkirakan agar berada di rumah sebelum pukul 13.00 siang. Apalagi, rumahnya hanya berjarak 5 kilometer dari Harmony Swalayan sehingga tidak banyak mengeluarkan ongkos pergi dan pulang menggunakan angkutan umum.
Baca juga: Tantangan Eksternal Bayangi Perdagangan Ritel
”Harga barang jenis kebutuhan rumah tangga, seperti gula, minyak, sabun mandi, dan sabun cuci, lebih murah dibandingkan dengan supermarket lain, selisihnya bisa Rp 1.000-Rp 2.000,” kata Iis saat ditemui seusai belanja kebutuhan pokok.
Menurut Iis, pengeluaran untuk berbelanja kebutuhan pokok di ritel lokal tersebut bisa Rp 500.000-Rp 1 juta. Dengan harga yang ditawarkan lebih murah serta promo beragam di Harmony Swalayan itu membuat Iis selalu berbelanja di sana hingga saat ini.
Senada dengan Iis, Rahmawati (49), warga Kampung Ceger, Kelurahan Jurangmangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, mengatakan, Harmony Swalayan salah satu supermarket yang mudah dijangkau, bahkan jika menggunakan kendaraan umum. Kenyamanan tempat, seperti bangunan yang tidak terlalu luas, juga turut menjadi faktor dia untuk memilih bertahan berbelanja di ritel lokal tersebut.
”Saya bisa berbelanja dua minggu sekali di sini. Kelengkapan barang terutama bahan pokok, sayur, daging, dan peralatan kebutuhan rumah tangga mudah ditemukan. Jika tidak ke sini bisa ke pasar modern lainnya, tetapi di sini harganya lebih murah,” ujarnya.
Memburu potongan harga
Masyarakat yang masih menjadikan ritel lokal itu sebagai pilihan utama untuk berbelanja tak lepas dari harga murah dan kerap ada promo atau diskon. Salah satu calon pembeli, Khofifah (53), bahkan kesulitan mencari troli saat berbelanja di Hari-Hari Swalayan kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
Saat ditemui pada Jumat (17/3/2023) siang, Khofifah datang bersama suami dan kedua anak perempuannya. Kurang lebih menunggu setengah jam, ia baru mendapati tiga troli. Kemudian, ia berkeliling mencari barang dan bahan kebutuhan pokok lainnya, seperti beras dan minyak goreng.
Ia rela datang dan mengantre berjam-jam di kasir hingga sore untuk memanfaatkan promo saat membeli kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok itu untuk stok bahan makanan persiapan menjelang Ramadhan.
”Sejak 2019 sudah memilih berbelanja di supermarket itu baik di area Ciledug maupun Bintaro. Dahulu langganan supermarket seperti Giant, tetapi sudah tutup dan akhirnya berpindah tempat,” tutur ibu rumah tangga yang tinggal di Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, itu.
Bertahan
Kehadiran ritel asing, kemunculan pandemi Covid-19, hingga perubahan perilaku konsumen seiring perkembangan zaman membuat persaingan bagi para peritel. Dengan inovasi, ritel lokal berhasil bertahan.
Wakil Kepala HRD Harmony Swalayan Sifa Fauziah menuturkan, Harmony Swalayan di bawah naungan PT Karsa Usaha Mulia masih bertahan hingga kini. Salah satu bagian kekuatan yang dimiliki oleh Harmony Swalayan adalah kelengkapan barang dan harga yang lebih murah dibandingkan dengan ritel lain. Selisihnya bisa Rp 1.000-Rp 3.000 per jenis barang.
”Ada puluhan ribu jenis barang yang kami tawarkan dan sebagian besar berupa barang kebutuhan pokok dan makanan segar. Ada juga sandang dan peralatan rumah tangga,” kata Sifa.
Sejak 1993, Harmony Swalayan menyasar pangsa konsumen semua kelas terutama untuk konsumen menengah ke bawah. Oleh karena itu, lanjut Sifa, persaingan harga dengan lebih murah dibandingkan dengan yang lain membuat ritel ini terus bertahan. Hingga kini, Harmony Swalayan hanya berada di Pondok Aren, Tangerang Selatan, dengan para konsumen berasal dari berbagai kecamatan di Tangerang Selatan hingga Jakarta Selatan.
Ketika pandemi Covid-19 melanda beberapa tahun yang lalu sempat membuat pemasukan menurun. Hal ini disebabkan pembatasan aktivitas para konsumen seperti hanya 50 persen dari kapasitas.
Namun, dari pandemi itu, pihaknya melahirkan berbagai inovasi untuk mempermudah kenyamanan belanja para konsumen. Menurut Sifa, layanan pesan daring via Whatsapp membuat pembeli menjalankan komunikasi dua arah dengan layanan pelanggan (customer service). Layanan ini pun terus bertahan hingga saat ini.
Lanjut Sifa, fasilitas penunjang lainnya antara lain tempat berjualan makanan, interior yang nyaman dan lapang untuk kenyamanan belanja konsumen serta menyediakan parkir gratis. Dengan penerapan berbagai strategi ini, pihaknya tidak khawatir perihal perkembangan bisnis ritel di Indonesia.
Perilaku konsumen
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara berpendapat, perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja telah memengaruhi dan menuntut perusahaan ritel untuk beradaptasi. Saat ini masyarakat mendapat beragam pilihan cara berbelanja. Mulai dari belanja di toko ritel modern di dekat rumah hingga belanja secara daring yang memudahkan barang tersebut langsung diantar ke rumah.
Kemudahan dan efisiensi ini yang membuat masyarakat berminat belanja di toko ritel yang dekat dengan rumahnya.
Konsumen juga mencari toko-toko ritel yang menggratiskan biaya parkir. Ini untuk menghemat ongkos. Apalagi, kelengkapan barang juga tidak jauh berbeda dengan produk yang dijual di toko-toko ritel yang menerapkan biaya parkir.
”Kemudahan dan efisiensi ini yang membuat masyarakat berminat belanja di toko ritel yang dekat dengan rumahnya,” katanya.
Selain dari segi kenyamanan, diskon atau potongan harga juga masih menjadi magnet penarik konsumen. Memilih, saling berebut, dan berhasil mendapatkan barang yang belum tentu dibutuhkan memang memberikan kepuasan tersendiri ketika membeli barang diskon.
Baca juga: Berbelanja Barang Kebutuhan Sehari-hari dan Persiapan Lebaran