Penutupan Perempatan Santa Diuji Coba untuk Kurangi Macet
Penutupan perempatan Santa sampai pembongkaran taman antara Jalan Wijaya 1, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Suryo di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akan dimaksimalkan untuk kurangi kemacetan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Uji coba penutupan perempatan lampu merah Santa atau antara Jalan Wijaya 1, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Suryo di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, masih dilakukan. Rekayasa lalu lintas lainnya juga akan dilakukan untuk mengurangi kemacetan di jam-jam sibuk.
Jumat (14/4/2023) pagi, uji coba itu memasuki pekan kedua sejak diterapkan pada 5 April. Dinas Perhubungan DKI Jakarta dengan penjagaan petugas Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menutup persimpangan lampu merah antara Jalan Wijaya 1 dan Jalan Suryo dengan road barrier.
Rekayasa ini membuat kendaraan yang lewat dari arah Jalan Kapten Tendean ke Jalan Wolter Monginsidi tidak lagi terhambat lampu merah. Kendaraan dari arah Jalan Wijaya 1 tidak bisa lagi masuk ke Jalan Wolter Monginsidi menuju Jalan Kapten Tendean. Sebaliknya, kendaraan dari Jalan Suryo tidak bisa menyeberang ke Jalan Wijaya 1.
”Kemacetan akan timbul ketika ada persimpangan-persimpangan. Dalam satu jalan, semakin banyak persimpangan pasti akan semakin lama (kemacetan). Saya sedang berupaya, makanya kami lapor kepada Pak Gubernur. Ini juga merupakan perintah Pak Gubernur untuk urai sedikit kemacetan,” kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Karyoto yang meninjau uji coba itu.
Peninjauan yang dilaksanakan jajaran Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta itu juga dihadiri Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Tidak hanya dengan menutup persimpangan, Karyoto menyebut, mereka juga akan menghilangkan taman di tengah Jalan Wolter Monginsidi. Upaya ini untuk memperluas badan jalan dan menghapus efek leher botol (bottle neck) akibat jalan ke arah barat yang menyempit.
”Besok taman akan dibersihkan dan menjadi jalan. Jadi, kalau tadinya lebar jalan ini bisa muat empat mobil sementara di situ jadi dua mobil, dengan perluasan ini bisa berubah menjadi 3,5 kendaraan, untuk tiga mobil dan satu baris sepeda motor. Untuk sementara kita tempatkan petugas juga di jalan saat jam-jam padat,” kata Karyoto.
Rekayasa lalu lintas ini nantinya diharapkan dapat mengurangi waktu tempuh perjalanan hingga 20-30 persen. Jika uji coba ini membuahkan hasil, Karyoto berharap waktu tempuh perjalanan pemilik kendaraan di waktu-waktu berangkat dan pulang kerja bisa berkurang 50 persen.
”Kalau lewat persimpangan ini tadinya butuh 10 menit, kalau semakin lancar dengan rekayasa ini mudah-mudahan jadi hanya 5 menit. Lima menit kalau berkendara dengan kecepatan 60 kilometer per jam di jalan tanpa hambatan bisa 5 km, tetapi kalau di dalam kota normalnya 30-40 km per jam,” jelasnya.
Uji coba sejauh ini masih terlihat diwarnai kemacetan. Banyak pengguna kendaraan menumpuk di belokan dari Jalan Wijaya 1 menuju jalan satu arah di Jalan Wolter Monginsidi. Kepadatan juga terjadi di belokan dari Jalan Suryo menuju Jalan Kapten Tendean.
Heru menilai, kepadatan itu masih wajar karena belum banyak masyarakat tahu adanya penutupan perempatan kawasan bernama lain Santa tersebut. ”Mungkin seminggu ini mereka sudah tahu bahwa ini rutenya sudah satu arah,” ujarnya.
Ia mengapresiasi jajaran Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang mau bekerja sama menata sumber-sumber kemacetan dengan berbagai cara rekayasa lalu lintas. Heru berharap mereka melakukan upaya seperti ini di titik-titik lainnya.
”Pak Kapolda akan memerintahkan kepada polres-polres untuk melihat titik-titik kemacetan. Tentunya bersama dengan dishub,” ujarnya.
Sistem satu arah
Rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kemacetan jalan di lokasi-lokasi lain juga diterapkan dengan menerapkan penutupan putaran (u-turn) dan sistem satu arah. Sejak Februari hingga awal April 2023, sebanyak 21 dari 32 putaran yang menjadi sumber kepadatan atau kemacetan lalu lintas di lima kotamadya Jakarta telah ditutup.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengklaim, penutupan putaran ini sudah terbukti efektif. ”Dari hasil evaluasi, sangat efektif karena perbaikan kinerja jaringan jalan menjadi lebih baik dengan mengurangi kemacetan. Angkanya sedang dihitung,” kata Syafrin yang ditemui pada kesempatan sama.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga menargetkan penerapan sistem satu arah di 11 jalan sepanjang 2023. Adapun sampai 6 April, baru dua jalan yang menerapkan sistem itu, yakni di Jalan Jembatan Besi XII di Jakarta Barat dan Jalan Taman Wijaya Kusuma di Jakarta Selatan.