Dua Korban yang Terseret Arus Deras Gorong-gorong di Depok Ditemukan
Wali Kota Depok Mohammad Idris menyatakan akan mengevaluasi lokasi resapan air yang seharusnya bebas dari pembangunan yang bisa membahayakan warga. Dari hasil pemeriksaan diketahui di atas gorong-gorong berdiri bangunan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Tim pencari dan penyelamat gabungan berhasil menemukan dua jasad kakak beradik yang terseret arus deras air gorong-gorong di Jalan Tawakal, Pancaron Mas, Cipayung, Kota Depok. Pemerintah Kota Depok akan mengevaluasi bangunan di sekitar gorong-gorong yang merupakan daerah resapan air agar tidak jatuh korban jiwa.
Kepala Seksi Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok Tessy Haryati mengatakan, peristiwa kakak beradik, Nur (17) dan Sheila (12), terseret arus deras di gorong-gorong dilaporkan pada Selasa (25/4/2023) sekitar pukul 15.30. Tim gabungan dan sukarelawan berjumlah sekitar 50 orang langsung melakukan pencarian.
”Kakaknya ditemukan pukul 11.00, Rabu siang. Adiknya sudah ditemukan di radius sekitar 90 meter (dari gorong-gorong) pada Selasa malam, pukul 20.10, di dasar rawa,” kata Tessy, Rabu (26/4/2023).
Proses pencarian kakak adik itu cukup menantang karena dasar rawa yang berumput dan berlumpur tebal. Di sekitar rawa juga banyak ular dan lintah sehingga petugas harus hati-hati. Rawa itu merupakan tempat parkir air atau daerah resapan air.
Tessy menjelaskan, hujan deras pada Selasa sore kemarin menyebabkan debit air di gorong-gorong meluap ke jalan. Saat itu, Nur dan Sheila beserta kakeknya hendak menuju rumah, melintasi jalan yang tergenang air itu.
”Di situ keduanya terseret arus. Sempat ditolong kakeknya, tetapi tidak berhasil dan mereka masuk ke gorong-gorong,” katanya.
Wali Kota Depok Mohammad Idris menyatakan akan mengevaluasi lokasi resapan air yang seharusnya bebas dari pembangunan yang bisa membahayakan warga sekitar. Dari hasil pemeriksaan diketahui di atas gorong-gorong berdiri sebuah bangunan.
”Bangunan ini tidak berizin. Ini merupakan kawasan ruang resapan air. Ini menjadi evaluasi kami. Bangunan itu akan kami tutup,” ujar Idris.
Bencana di Bogor
Hujan deras juga menyebabkan bencana di sejumlah kampung di Kabupaten Bogor. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Agus Suyatna menuturkan, berdasarkan pembaruan data tercatat ada delapan Kecamatan yang terdampak longsor, banjir bandang, dan angin kencang.
Adapun delapan kecamatan itu meliputi Kecamatan Tamansari, Cigudeg, Cibinong, Sukamakmur, Nanggung, Sukajaya, Jasinga, dan Leuwisadeng dengan total sekitar 1.072 warga terdampak.
Desa Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng, yang diterjang banjir merupakan daerah dengan korban terdampak paling banyak yaitu 354 jiwa. Banjir juga menerjang Desa Kalongsawah, Sipak, Koleang, di Jasinga, dengan total 205 jiwa terdampak. Sementara itu, di Desa Harkatjaya dan Urug, Sukajaya, ada 175 jiwa terdampak banjir dan longsor.
Diberitakan sebelumnya, hujan deras intensitas tinggi pada Senin (24/4/2023) malam menyebabkan luapan Sungai Cidurian menerjang beberapa kampung di Kecamatan Jasinga, seperti Kampung Petey, Kampung Kalong Dagul, Kampung Silogak. Satu jembatan penghubung Kampung Petey dengan Kampung Kalong Dagul rusak parah. Tiga kampung itu berada di Desa Kalong Sawah. Total 184 jiwa dan 48 rumah terdampak (Kompas.id, 25/4/2023).
Kampung lainnya yang terdampak adalah Kampung Parung Sapi, Desa Sipak. Kondisi kampung ini terisolasi karena jembatan terputus dan jalur alternatif belum bisa dilalui. Jembatan penghubung Kampung Parung Sapi dan Kampung Silogak tersapu arus deras aliran sungai. Berdasarkan laporan, sejumlah petugas dan sukarelawan berupaya menembus kampung itu untuk memastikan ada tidaknya korban terdampak.
Banjir juga terjadi di Kampung Paku, Desa Sadeng, Leuwisadeng. Tercatat ada enam rukun tetangga yang terdampak luapan Sungai Cinanggung dengan jumlah korban mencapai 700 warga. Saat ini sejumlah warga mengungsi ke tempat yang lebih aman salah satunya di masjid. Tercatat pula setidaknya ada 200 rumah terdampak banjir.
”Total warga mencapai 884 jiwa terdampak langsung oleh banjir, 32 warga terluka. Dua Sungai, Cidurian dan Cinanggung, meluap. Banjir bandang itu juga menyebabkan infrastruktur vital rusak dan mengisolasi Kampung Parung,” ujar Agus Suyatna, Selasa (25/4/2023).